1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Perusahaan mempunyai tujuan yaitu memaksimalkan kekayaan pemegang saham dengan cara memaksimalkan nilai saham perusahaan. Tujuan
ini tidak hanya merupakan kepentingan bagi para pemegang saham semata, tetapi juga akan memberikan manfaat terbaik bagi masyarakat Keown, et al,
2004:3 - 4. Tujuan utama dari sebuah perusahaan adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan kemakmuran pemilik atau para
pemegang saham Brigham dan Houston, 2009:19. Kemakmuran pemegang saham tercermin dalam harga saham di pasar modal. Semakin tinggi harga
saham menunjukan kesejahteraan pemilik perusahaan semakin meningkat Djabid, 2009:249.
Pendirian sebuah perusahaan harus memiliki tujuan yang jelas. Ada beberapa hal yang mengemukakan tentang tujuan pendirian suatu perusahaan.
Tujuan perusahaan yang pertama adalah untuk mencapai keuntungan maksimal atau laba yang sebesar-besarnya. Tujuan perusahaan yang kedua adalah ingin
memakmurkan pemilik perusahaan atau para pemilik saham. Sedangkan tujuan perusahaan yang ketiga adalah memaksimalkan nilai perusahaan yang
tercermin pada harga sahamnya. Ketiga tujuan perusahaan tersebut sebenarnya secara substansial tidak banyak berbeda. Hanya saja penekanan yang ingin
dicapai oleh masing-masing perusahaan berbeda antara yang satu dengan yang lainnya Martono dan Harjito, 2005:2.
2 Naik turunnya nilai perusahaan salah satunya dipengaruhi oleh struktur
kepemilikan. Struktur kepemilikan sangat penting dalam menentukan nilai perusahaan. Dua aspek yang perlu dipertimbangkan ialah 1 konsentrasi
kepemilikan perusahaan oleh pihak luar outsider ownership concentration dan 2 kepemilikan perusahaan oleh manajemen management ownership.
Pemilik perusahaan dari pihak luar berbeda dengan manajer karena kecil kemungkinannya pemilik dari pihak luar terlibat dalam urusan bisnis
perusahaan sehari-hari Rejeki dan Hartono, 2007:23. Menurut teori keagenan, penyebab konflik antara manajemen dan
pemegang saham diantaranya adalah pembuatan keputusan yang berkaitan dengan bagaimana dana diperoleh lalu diinvesasikan. Konflik antara manajer
dan pemegang saham dapat diminimumkan dengan suatu mekanisme pengawasan yang dapat mensejajarkan kepentingan-kepentingan yang terkait
tersebut. Namun dengan munculnya mekanisme pengawasan tersebut akan menimbulkan biaya yang disebut sebagai biaya keagenan Agency Cost. Biaya
keagenan dapat dikurangi dengan meningkatkan nilai hutang Struktur Modal dan meningkatkan rasio pembayaran deviden. Semakin banyak saham yang
dimilki oleh manajer akan semakin menurunkan masalah keagenan, sehingga membuat deviden tidak perlu dibayarkan pada resiko yang tinggi Pearce dan
Robinson, 2008:47. Nilai perusahaan salah satunya dapat dilihat dari kemampuan
perusahaan membayar dividen. Besarnya dividen ini dapat mempengaruhi harga saham. Apabila dividen yang dibayar tinggi, maka harga saham
3 cenderung tinggi sehingga nilai perusahaan juga tinggi. Sebaliknya bila jika
dividen yang dibayarkan kecil maka harga saham perusahaan tersebut juga rendah. Kemampuan membayar dividen erat hubungannya dengan kemampuan
perusahaan memperoleh laba. Jika perusahaan memperoleh laba yang besar, maka kemampuan membayar dividen juga besar. Oleh karena itu, dengan
dividen yang besar akan meningkatkan nilai perusahaan Matono dan Harjito, 2005:3.
Hasnawati 2005 membuktikan bahwa kebijakan dividen secara langsung mempengaruhi nilai perusahaan dan secara tidak langsung keputusan
investasi mempengaruhi nilai perusahaan melalui kebijakan dividen dan keputusan pendanaan. Dan pada penelitian Wahyudi, dkk 2004 membuktikan
bahwa keputusan pendanaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan, tetapi keputusan investasi dan kebijakan dividen tidak berpengaruh terhadap nilai
perusahaan. Faktor lain yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan adalah
investment opportunity set IOS yang merupakan keputusan investasi dalam bentuk kombinasi aktiva yang dimiliki dan pilihan investasi dimasa yang akan
datang. Investment opportunity set akan diukur dengan menggunakan market to book value of asset ratio. Perusahaan dengan tingkat investment opportunity set
tinggi akan memiliki kemampuan meng-hasilkan laba yang lebih tinggi. Sehingga pasar akan memberi respon yang lebih besar terhadap perusahaan
yang mempu-nyai kesempatan bertumbuh investment opportunity set. Tingginya respon pasar terhadap laba mengindikasikan bahwa perusahaan
memiliki kualitas laba yang baik Wulansari, 2013:2.
4 IOS merupakan nilai perusahaan yang besarnya tergantung pada
pengeluaran yang ditetapkan oleh manajemen pada masa yang akan datang, dan merupakan investasi yang diharapkan untuk mendapatkan return yang
lebih. Memperkenalkan IOS dalam kaitannya untuk mencapai tujuan perusahaan. Nilai perusahaan yang dibentuk melalui indicator nilai pasar
saham juga sangat dipengaruhi oleh peluang-peluang investasi. Secara umum IOS menggambarkan tentang luasnya kesempatan atau peluang-peluang
investasi bagi suatu perusahaan namun sangat tergantung pada pilihan pengeluaran perusahaan untuk kepentingan dimasa yang akan datang Astriani,
2014:3. Variabel lain yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan adalah firm
size, perusahaan yang berukuran besar pada umumnya lebih teridentifikasi, lebih mudah dalam mengakses pasar modal. Sehingga resiko kebangkrutan
relatif kecil. Hal ini menjadi salah satu faktor yang dipertimbangkan investor dalam pengambilan keputusan investasi. Ukuran perusahaan secara umum
menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mendanai operasi dan investasi yang menguntungkan bagi perusahaan, sehingga semakin besar sebuah
perusahaan maka akan semakin besar pula penjualannya dan berdampak pada laba perusahaan. Peningkatan ini akan berdampak positif pada price earning
ratio pada masa yang akan datang karena akan dinilai positif oleh para investor Aji dan Pangestuti, 2012:3.
Menurut Brigham dan Houston 2009:117 ukuran perusahaan adalah rata-rata total penjualan bersih untuk tahun yang bersangkutan sampai
beberapa tahun. Dalam hal ini penjualan lebih besar daripada biaya variabel
5 dan biaya tetap maka perusahaan akan menderita kerugian. Ukuran perusahaan
dinyatakan sebagai determinan dari struktur keuangan dalam hampir setiap studi dan untuk sejumlah alasan yang berbeda. Pertama ukuran perusahaan
dapat menentukan tingkat kemudahan perusahaan memperoleh dana dari pasar modal. Perusahaan kecil umumnya kekurangan akses ke pasar modal yang
terorganisir, baik untuk obligasi maupun saham. Kedua ukuran perusahaan menentukan kekuatan tawar-menawar bargaining power dalam kontrak
keuangan. Perusahaan besar biasanya dapat memilih pendanaan dari berbagai bentuk utang, termasuk penawaran spesial yang lebih menguntungkan
dibandingkan yang ditawarkan oleh peusahaan kecil. Semakin besar kemungkinan jumlah uang yang terlibat, semakin besar kemungkinan
pembuatan kontrak yang dirancang sesuai dengan preferen kedua pihak sebagai ganti dari penggunaan kontrak standar utang. Ketiga ada kemungkinan
pengaruh skala dalam biaya dan return membuat perusahaan yang lebih besar dapat memperoleh lebih banyak dana. Ukuran Perusahaan dapat ditentukan
berdasarkan laba, aktiva, tenaga kerja, dan lain-lain, yang semuanya berkorelasi tinggi Sawir, 2004:101.
Penelitian mengenai firm size terhadap nilai perusahaan telah dilakukan oleh beberapa peneliti, salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh
Pramana dan Mustanda 2016, hasil pengujian hipotesis menunjukan bahwa profitabilitas, ukuran perusahaan, dan CSR secara parsial berpengaruh terhadap
nilai perusahaan, dimana profitabilitas dan ukuran perusahaan berpengaruh positif sedangkan CSR berpengaruh negatif. Selain itu diperoleh hasil bahwa
profitabilitas secara signifikan berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan,
6 Ukuran Perusahaan secara signifikan berpengaruh positif terhadap Nilai
Perusahaan, dan Corporate Social Responsibility CSR secara signifikan berpengaruh negatif terhadap Nilai Perusahaan serta CSR mampu memoderasi
pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan, namun tidak mampu memoderasi pengaruh ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan.
Variabel lain yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan adalah return on equity, return on equity merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba setelah pajak dengan menggunakan modal sendiri yang dimiliki perusahaan. Rasio ini penting bagi pemegang
saham untuk mengetahui efektivitas dan efisiensi pengelolaan modal sendiri yang dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan Sudana, 2011:23.
Semakin besar nilai return on equity maka tingkat pengembalian yang di harapkan investor juga besar. Semakin besar nilai return on equity maka
perusahaan dianggap semakin menguntungkan. Sehingga perusahaan yang memiliki profitable investment opportunities, maka pasar akan memberikan
reward berupa PER yang tinggi Sartono, 2001:42. Return on equity menunjukkan sejauh mana perusahaan mampu mengelola modal sendiri secara
efektif, mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan pemilik modal sendiri atau memegang saham perusahaan. Return on equity
memberikan informasi pada para investor tentang seberapa besar tingkat pengembalian modal dari perusahaan yang berasal dari kinerja perusahaan
menghasilkan laba Aji dan Pangestuti, 2012:2. Penelitian mengenai return on equity terhadap nilai perusahaan telah
dilakukan oleh beberapa peneliti, salah satunya adalah penelitian yang di
lakukan oleh Su’aidah 2010, hasil penelitianya menyatakan bahwa hasil
7 pengujian hipotesis pertama didapatkan kesimpulan bahwa semua variabel
independen, yaitu ROA dan ROE memberikan pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan di atas, maka penulis
tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh investment opportunity
set, kebijakan dividen, firm size, inflasi, return on equity dan price earning ratio terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui apakah terdapat pengaruh variabel investment opportunity set, kebijakan dividen, firm size, inflasi, return on equity dan price earning ratio
terhadap nilai perusahaan. Maka penelitian tersebut akan diterjemahkan ke dalam karya tulis yang berjudul
“Analisis Pengaruh Investment Opportunity Set, Kebijakan Dividen, Firm Size dan Return on Equity terhadap Nilai
Perusahaan. Studi Kasus Perusahaan Manufaktur Periode 2010 - 2014 ”.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah data yang digunakan sebagai sampel dan penggunaan tahun untuk mengetahui
pengaruh variabel investment opportunity set, kebijakan dividen, firm size, inflasi, return on equity dan price earning ratio terhadap nilai perusahaan.
Dalam hal ini penulis mengambil sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2010 - 2014, sehingga diharapkan penelitian ini dapat
memperbaharui penelitian sebelumnya.
B. Perumusan Masalah