Hubungan Persentase Tutupan Karang dengan Kelimpahan Ikan Analisis Statistika

72 tingkat sedang Odum 1993. Dari segi indeks keseragaman E, pada maret 2010 kedua stasiun memiliki nilai 0,5 E ≤ 0,75 yang berarti komunitas bersifat labil, tetapi pada bulan Juli 2010 nilainya meningkat menjadi 0,75 E ≤ 1,0 yang berarti komunitas dalam kondisi stabil Daget 1976. Nilai indeks dominansi jenis ikan di Stasiun 1 sedikit lebih tinggi dari Stasiun 2, tetapi masih berada pada level rendah C0,2 yang artinya dominasi jenis di kedua stasiun rendah. Nilai indeks kesamaan yang berkisar 0,41-0,5 menunjukkan bahwa komunitas di kedua stasiun cukup berbeda. Nilai indeks keanekaragaman ikan tahun 2004 di Kepulauan Seribu berkisar 1,30-2,88, sedangkan di wilayah Kelurahan Pulau Panggang kisarannya 1.84-2.88. Kisaran nilai ini menurun pada tahun 2005 menjadi 1,21-2,62 di Kepulauan Seribu dan 1,46-2,57 Azizy 2009. Adanya perbedaan kelimpahan dan beberapa nilai indeks struktur komunitas ikan baik di terumbu buatan maupun di terumbu alami di kedua stasiun ini cukup beralasan. Mengingat jarak antara terumbu buatan dan terumbu alami tidak terlalu jauh, diduga bahwa kelimpahan ikan di terumbu buatan sangat dipengaruhi oleh kondisi terumbu karang di ekosistem alami. Semakin tinggi persentase tutupan karang hidupnya, maka ikan akan lebih memilih tinggal dan mencari makan di terumbu karang alami.

4.12 Hubungan Persentase Tutupan Karang dengan Kelimpahan Ikan

Hubungan persentase tutupan karang hidup dengan kelimpahan ikan di terumbu buatan beton diplotkan pada grafik menggunakan regresi berganda polynomial dari 10 kali ulangan. Regresi dari Stasiun 1 mendapat nilai koefisien determinasi R 2 sebesar 0,71 Gambar 37. Hal ini berarti bahwa peubah bebas X persentase tutupan koloni dan Y jumlah individu ikan memiliki hubungan positif yang kuat r=0,84, dimana X dapat menjelaskan Y sebesar 71. Gambar 37 Hubungan persen tutupan koloni dengan jumlah individu ikan Sta. 1. 73 Di Stasiun 2, nilai koefisien determinasi R 2 ternyata jauh lebih kecil, hanya sebesar 0,055. Hal ini berarti bahwa x dan y pada Stasiun 2 tidak memiliki hubungan yang signifikan, karena pada tingkat kepercayaan 95 x hanya dapat menjelaskan y sebesar 5,5 Gambar 38. Gambar 38 Hubungan persen tutupan koloni dengan jumlah individu ikan Sta. 2. Soekarno 1989 dalam Madduppa 2006 menyatakan bahwa hubungan regresi linier antara persentase tutupan karang hidup dan jumlah jenis ikan di Kepulauan Seribu bersifat positif dengan nilai r sebesar 0,82. Madduppa 2006 juga menyatakan bahwa persentase tutupan karang keras scleractinian coral memiliki hubungan positif dalam pola kuadratik dengan kelimpahan ikan Chaetodon octofasciatus . Hasil penelitian Madduppa tentang hubungan antara persentase tutupan karang keras dan kelimpahan ikan Chaetodon octofasciatus di Kepulauan Seribu memperoleh nilai koefisien determinasi R 2 sebesar 0,711 atau 71,1 pada kedalaman 3 meter dan 0,568 atau 56,8 pada kedalaman 10 meter Madduppa 2006.

4.13 Analisis Statistika

Hasil pengujian hipotesis menggunakan analisis ragam two-way ANOVA with replication terhadap kelimpahan koloni karang rekrut menyimpulkan bahwa kelimpahan koloni rekrut berbeda nyata α0,05 dan α0,01 antar lokasi penelitian F=69,17; P0,01; df=1,16, tetapi tidak berbeda nyata antar waktu pengambilan data musim F=0,3467; P 0,01; df=1,16. Uji lanjutan uji-t untuk beda rerata juga menyimpulkan hal yang sama t stat=11,89; P0,01; df=9, dengan nilai korelasi Pearson 0,6822. 74 Hasil pengujian hipotesis terhadap persentase luas tutupan koloni antar stasiun versus antar musim menyimpulkan bahwa persentase tutupan koloni karang rekrut pada terumbu buatan berbeda nyata α0,05 dan α0,01 antar lokasi penelitian, tetapi tidak berbeda nyata antar musim F=14,6182; P0,01; df=1,16. Uji lanjutan terhadap beda rerata menggunakan uji-t juga memberikan hasil yang sama t stat=7,5963; P0,01; df=9 dengan nilai korelasi Pearson 0,87. Hasil analisis ragam terhadap kelimpahan ikan di terumbu buatan menyatakan bahwa pada taraf α=0,01, kelimpahan ikan hanya berbeda nyata antar musim F=26,61; P0,01; df=1,16. Uji-t untuk rerata kelimpahan antar stasiun menyatakan kelimpahan hanya berbeda nyata α=0,05 pada satu arah t stat=2,0133; P0,05; d=9, dan tidak berbeda nyata pada taraf α=0,01.

4.14 Implikasi Manajemen