Kondisi Lingkungan Perairan HASIL DAN PEMBAHASAN

45

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Kondisi Lingkungan Perairan

Kondisi perairan di sekitar Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu pada saat penelitian berlangsung, berada pada musim peralihan Timur-Barat Oktober 2009, musim peralihan Barat-Timur Maret 2010, dan musim Timur Juli 2010. Suhu perairan berkisar 28,67±0,58–29,50 o C dengan kisaran salinitas 29,83±0,29 -32,67±0,58 o oo . Nilai salinitas terendah diperoleh pada Maret 2010, namun kondisi ini umum terjadi di Kepulauan Seribu pada musim peralihan Barat-Timur dimana curah hujan masih cukup tinggi Suyarso 1995. Kecerahan perairan di lokasi penelitian berkisar 8-12 meter dengan pH 7,5-8, sedangkan kandungan oksigen terlarut DO cukup tinggi berkisar 7,43±0,15-7,8 mgl. Secara umum kondisi ini menunjukkan bahwa perairan di sekitar Pulau Pramuka mendukung kehidupan dan pertumbuhan terumbu karang. Hasil pengukuran parameter fisika- kimia perairan selengkapnya disajikan pada Tabel 3 berikut ini. Tabel 3 Hasil pengukuran parameter fisika-kimia perairan Oktober 2009 Maret 2010 Juli 2010 Parameter Satuan Sta. 1 Sta. 2 Sta. 1 Sta. 2 Sta. 1 Sta. 2 Suhu °C 29,50 ±0,0 29,33 ±0,29 29,33 ±0,29 29,50 ±0,0 28,67 ±0,58 29,00 ±0,0 Salinitas O OO 31,00 ±0,0 31,17 ±0,29 29,83 ±0,29 30,33 ±0,58 32,67 ±0,58 32,33 ±0,58 Kecerahan m 10,00 8,00 12,00 12,00 12,00 12,00 Kecepatan arus ms 0,14 0,07 0,06 0,09 0,04 Arah arus ° 160,00 80,00 100,00 204,33 271,33 Sedimentasi mgcm2hr 0,0753 2,8531 2,6566 1,9095 pH 7,5-8 7,5-8 7,50 7,50 7,50 8,00 DO mgl 7,63 ±0,12 7,80 ±0,10 7,43 ±0,15 Amonium NH4 mgl 0,8480 1,2050 0,17 0,2990 1,237 0,83 Nitrat NO3_N mgl 0,0170 0,0440 0,02 0,0920 0,033 0,03 Nitrit NO2_N mgl 0,002 0,002 0,02 0,02 0,020 0,020 Phosphat PO4_P mgl 0,0400 0,0300 0,09 0,010 0,038 0,043 Silikat SiO2 mgl 0,2330 0,1380 0,32 0,1120 2,756 0,908 Ket.: pemasangan alat; pengukuran gagal; data hilang. Tingginya sedimentasi di Stasiun 2 diduga karena kondisi Stasiun 2 lebih terbuka terhadap datangnya sedimen yang terbawa arus terutama dari arah Utara dan Timur, sedangkan Stasiun 1 relatif lebih terlindung dari sedimen yang 46 terbawa arus dari arah Timur, Barat dan Utara. Kondisi perairan di Stasiun 2 Gosong Pramuka juga cenderung memiliki kandungan ammonium NH 4 dan Nitrat NO 3 yang lebih tinggi Hal ini sangat mungkin terjadi akibat adanya pengkayaan nutrien berupa limbah organik dari sisa pakan ikan di karamba jaring apung yang banyak terdapat di Gosong Pramuka dan sekitar Pulau Panggang Gambar 12. Hasil penelitian Jimmi 2009 di kawasan Kepulauan Seribu juga menunjukkan bahwa perairan di sekitar Pulau Pramuka dan Pulau Panggang zona permukiman cenderung memiliki kandungan ammonium lebih tinggi dibandingkan dengan perairan di Pulau Belanda dan Kayu Angin Bira zona inti. Gambar 12 Karamba jaring apung di sekitar Gosong Pramuka foto: Aziz 2005. Menurut Koropitan et al . 2009 pola aliran arus musiman menyebabkan intensifikasi konsentrasi nutrien di bagian Barat dan Timur dari Teluk Jakarta berturut-turut selama musim Barat Laut dan Tenggara. Selain itu angin musim juga dapat mempengaruhi kandungan nitrogen di dalam teluk. Pola aliran di Teluk Jakarta terutama disebabkan oleh angin musim, dimana arus mengalir ke arah Timur selama musim Barat Laut dengan kecepatan 0.8-1.4 m s -1 dan ke arah Barat selama musim Tenggara dengan kecepatan 0.8-1.2 m s -1 Setiawan Putri 1998, in Koropitan et al. 2009. Input nutrient malalui sungai yang tertinggi dari Sungai Citarum cenderung dialirkan keluar dari teluk selama musim Barat Laut dan sebaliknya, terdistribusi dengan baik didakam teluk selama musim Tenggara Koropitan et al. 2009.

4.2 Jenis-jenis Biota yang Ditemukan di Terumbu Buatan