Dasar Pengambilan Kebijakan Implikasi Manajemen

74 Hasil pengujian hipotesis terhadap persentase luas tutupan koloni antar stasiun versus antar musim menyimpulkan bahwa persentase tutupan koloni karang rekrut pada terumbu buatan berbeda nyata α0,05 dan α0,01 antar lokasi penelitian, tetapi tidak berbeda nyata antar musim F=14,6182; P0,01; df=1,16. Uji lanjutan terhadap beda rerata menggunakan uji-t juga memberikan hasil yang sama t stat=7,5963; P0,01; df=9 dengan nilai korelasi Pearson 0,87. Hasil analisis ragam terhadap kelimpahan ikan di terumbu buatan menyatakan bahwa pada taraf α=0,01, kelimpahan ikan hanya berbeda nyata antar musim F=26,61; P0,01; df=1,16. Uji-t untuk rerata kelimpahan antar stasiun menyatakan kelimpahan hanya berbeda nyata α=0,05 pada satu arah t stat=2,0133; P0,05; d=9, dan tidak berbeda nyata pada taraf α=0,01.

4.14 Implikasi Manajemen

4.14.1 Dasar Pengambilan Kebijakan

Salah satu tujuan pengelolaan terumbu karang adalah untuk menciptakan keseimbangan antara pemanfaatan berkelanjutan dan konservasi terumbu karang. Data dan informasi yang benar, lengkap dan dapat dipercaya reliable merupakan dasar bagi pengambilan kebijakan yang tepat untuk pengelolaan tersebut. Setidaknya ada dua jenis informasi yang penting untuk diketahui oleh para pengambil kebijakan stakeholders yaitu Bunce et al. 2000: 1. Status terumbu karang dan perubahannya dalam hal kesehatan karang dan ikan; dan 2. Masyarakat yang menggunakan dan mempengaruhi terumbu karang stakeholders, termasuk pola penggunaan dan persepsinya terhadap pengelolaan terumbu karang. Terkait dengan upaya rehabilitasi terumbu karang menggunakan terumbu buatan beton, informasi jenis pertama yang dibutuhkan meliputi; kualitas lingkungan perairan, persentase tutupan karang hidup di calon lokasi rehabilitasi, jumlah jenis karang, jumlah dan jenis ikan karang, tipe dan ukuran substrat serta persentase tutupannya McCook L 1 April 2010, komunikasi pribadi. Informasi lain yang juga diperlukan adalah ketersediaan suplai larva planula karang dari terumbu karang alami sebagai sumber rekrutmen alami. Informasi jenis kedua meliputi identitas para pemangku kepentingan terkait dengan terumbu buatan, antara lain para pengguna, pengambil kebijakan, pengelola, penerima dampak, dan pihak-pihak terkait lainnya. 75 Perlu dipahami bahwa walaupun digunakan untuk menyediakan berbagai fungsi biologis dan ekologis, penenggelaman terumbu buatan terutama adalah untuk alasan sosial, dan berpotensi menghasilkan dampak sosial-ekonomi baik positif maupun negatif Sutton Bushnell 2007. Karena itu, analisis stakeholder penting dilakukan dalam perencanaan karena menentukan keberhasilan pengelolaan dan optimalisasi manfaat sosial-ekonomi bagi masyakat lokal. Analisis ini akan memetakan persepsi, pendapat, keinginan, dan respon dari setiap gruppihak yang terkait dengan terumbu buatan Sutton Bushnell 2007. Pemangku kepentingan yang dianalisis dapat terdiri dari: para pengambil kebijakan Pemerintah, Pemda, DPR, DPRD; penyelam dan pemancing rekreasi; nelayan komersial dan tradisionallokal; pelaku bisnis wisata dan wisatawan; organisasipemerhati lingkungan LSM; dan komunitas ilmiah perguruan tinggiuniversitas, lembaga penelitian Sutton Bushnell 2007. Hal lain yang juga perlu dilakukan adalah sosialisasi manfaat dan dampak sosial- ekonomi terumbu buatan serta manajemen konflikisu-isu yang mungkin timbul, misalnya dalam hal perubahan hak kepemilikan dan penggunaan sumberdaya.

4.14.2 Analisis Manajemen