Struktur Komunitas TINJAUAN PUSTAKA

23 phospat, silikat dan unsur kimia lendir permukaan terumbu, serta pemangsaan Samidjan 2005. Penempelan larva karang planula pada terumbu buatan diawali dengan proses suksesi pada permukaan terumbu buatan seperti penempelan bakteri, bahan organik dan zat terlarut dalam air Samidjan 2005. Bakteri sangat penting dalam mendegradasi bahan organik dan anorganik melalui proses diagenesis, yaitu proses perubahan kimia, biokimia dan fisika menjadi unsur kimia yang sederhana CO 2 dan H 2 O dan unsur sederhana lainnya Gumbira et al. 1996, in Samidjan 2005. Kondisi ini merupakan awal terjadinya suksesi dalam kondisi yang stabil, diikuti munculnya coraline algae dan menempelnya larva planula karang yang diikuti oleh organisme air lainnya seperti perifiton dan makroalga. Alga berkapur coraline algae sangat penting bagi proses pertumbuhan karang karena akan bersimbiosis dengan karang Austin 1988 in Samidjan 2005. Juvenil karang sangat membutuhkan unsur N, P, K, SiO 2 , C, Ca, terutama unsur SiO2 sangat dibutuhkan oleh larva planula karang untuk menetap dalam bentuk juvenil karang Samidjan 2005. Gambar 3 Koloni karang rekrut pada terumbu buatan beton foto: Aziz 2010. Ket.: kiri jenis Porites, kanan jenis Symphyllia.

2.3 Struktur Komunitas

Komunitas adalah kumpulan populasi atau spesies organisme yang hidup dan saling berinteraksi di dalam suatu habitat yang sama. Komunitas juga dapat berarti suatu kumpulan dari beberapa populasi yang berinteraksi dan membentuk suatu organisasi yang secara ekologis dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri. Kondisi komunitas karang yang terbentuk pada permukaan terumbu buatan beton dapat dilihat dari nilai-nilai indeks struktur komunitas yang meliputi Indeks Keanekaragaman, Indeks Keseragaman, dan Indeks Dominansi. ©AM. AZIZ, 2010 ©AM. AZIZ, 2010 24 Indeks Keanekaragaman menunjukkan ketidaktentuan yang terdapat pada spesies yang menggambarkan struktur komunitas. Semakin tinggi jumlah spesies, maka semakin tinggi ketidaktentuannya. Indeks Shanon H’ adalah indeks keanekaragaman yang paling populer digunakan. Kriteria nilai dalam indeks ini dibagi menjadi 3, yaitu; H’1, artinya keragaman jenis rendah, komunitas tidak stabil, tekanan lingkungan terhadap komunitas tinggi; 1H’3, artinya keragaman jenis sedang, komunitas cukup stabil, tekanan lingkungan terhadap komunitas sedang, dan daya dukung lingkungan terhadap komunitas cukup; dan jika H’3, artinya keragaman jenis tinggi, komunitas stabil, kompetisi sangat rendah, daya dukung lingkungan terhadap komunitas sangat baik, dan terjadi keseimbangan ekosistem Odum 1993. Secara umum, nilai indeks H’ dipengaruhi oleh jumlah spesies dan jumlah individu per spesies. Indeks Keseragaman Evenness memiliki nilai yang berkisar 0-1, semakin mendekati angka 1 artinya suatu komunitas makin seragam. Nilai indeks keseragaman yang lebih besar dari 0,6 menunjukkan bahwa jumlah jenis dalam populasi besar Krebs 1989, in Samidjan 2005. Kisaran yang digunakan untuk indeks keseragaman adalah: 0E≤0,5 artinya komunitas tertekan; 0,5E≤0,75 artinya komunitas labil; dan 0,75E≤1,0 artinya komunitas stabil Daget 1976. Tidak semua jenis organisme mempunyai peran yang sama pentingnya dalam komunitas. Indeks Dominansi menunjukkan adanya satu atau lebih spesies yang mempunyai peranan yang jauh lebih besar terhadap komunitas dan lingkungan. Nilai Indeks Dominansi Simpson D berkisar 0-1, semakin mendekati 1 artinya semakin besar peranandominasi suatu jenis dalam komunitas Odum 1993.

2.4 Hasil-hasil Penelitian tentang Terumbu Buatan