Diameter Substrat di Sekitar Terumbu Buatan Kelimpahan Ikan Karang di Terumbu Buatan

65 Symphyllia, Pachyseris, Echinopora, Cyphastrea, Favites, Millepora, Favia, Pocillopora, Goniastrea, Anacropora, Platygyra, dan Ctenactis.

4.9 Diameter Substrat di Sekitar Terumbu Buatan

Persentase tutupan substrat abiotik di kedua stasiun didominasi oleh substrat berdiameter 10-100 mm yang terdiri atas rubble dan karang mati beralga masing-masing 50,77 di Stasiun 1 dan 56,35 di Stasiun 2 Gambar 30. Substrat dengan diameter lebih besar dari 100 mm, yang memungkinkan larva karang menempel dan tumbuh, tutupannya hanya 14,10 di Stasiun 1 dan 5,94 di stasiun 2. Hasil ini menunjukkan bahwa penenggelaman terumbu buatan beton di kedua lokasi penelitian sudah tepat untuk meningkatkan ketersediaan substrat penempelan yang cukup luas dan stabil. Gambar 30 Persentase tutupan substrat dasar abiotik berdasarkan diameter. Reruntuhan karang mati rubble sebenarnya menyediakan substrat penempelan yang sesuai bagi bermacam invertebrata laut, namun persoalannya rubble tidak stabil, sehingga invertebrata yang menempel mengelupas, berantakan dan terkubur sebelum dapat tumbuh cukup besar untuk menetap secara mandiri Raymundo et al. 2007. Selain itu, peningkatan sedimen akan menurunkan penempelan karang coral settlement, dan sedimen yang terendap di dasar terumbu dapat menghalangi penempelan larva karang serta menutupi juvenile karang yang baru menempel Birrel et al. 2005.

4.10 Kelimpahan Ikan Karang di Terumbu Buatan

66 Kelimpahan ikan di terumbu buatan bersifat fluktuatif menurut musim. Kelimpahan tertinggi di kedua stasiun dicapai pada Maret 2010 dengan rerata kelimpahan masing-masing 82±13,16 ekormodul dan 87±23,97 ekormodul untuk Stasiun 1 dan 2 Gambar 31. Kelimpahan ikan terendah diperoleh pada Mei 2007, yaitu 25,38 ekormodul Stasiun 1 dan 11,29 ekormodul Stasiun 2 Dit.PPK-DKP 2007. Gambar 31 Rerata kelimpahan ikan karang di terumbu buatan. Ikan-ikan yang ditemukan di terumbu buatan di Stasiun 2 Gosong Pramuka jumlahnya lebih sedikit daripada di Stasiun 1. Hal ini diduga karena ikan-ikan tersebut lebih suka berada di terumbu karang alami disekitarnya yang memiliki persentase tutupan karang lebih tinggi, lebih beragam, lebih banyak makanan dan lebih banyak tempat untuk berlindung. Sebaliknya, di Stasiun 1 lebih banyak ikan-ikan karang yang berlindung atau mencari makan di sekitar terumbu buatan, karena kondisi terumbu karang alaminya lebih buruk, persentase tutupannya rendah, lebih sedikit makanan, dan lebih sedikit ruang tempat berlindung dari pemangsa. Persentase kelimpahan jenis ikan di terumbu buatan setiap musim disajikan dalam Gambar 32 untuk Stasiun 1 dan Gambar 33 untuk Stasiun 2. Kelimpahan jenis ikan di kedua stasiun didominasi oleh ikan- ikan dari famili Pomacentridae seperti Pomacentrus, Abudefduf dan Chromis. 67 Gambar 32 Persentase kelimpahan jenis ikan di terumbu buatan Sta. 1 per musim. Famili Pomacentridae merupakan golongan ikan karang yang memiliki sebaran paling besar di dunia yang jumlah spesiesnya diperkirakan mencapai 320 jenis Allen 2000. Menurut Allen 2000, ciri khas famili Pomacentridae adalah sikapnya yang selalu mempertahankan wilayah kekuasaannya dari ikan yang lain. Famili Pomacentridae dari jenis Hemyglyphidodon plagiometopon juga ditemukan dominan di terumbu buatan beton piramid yang ditenggelamkan di Pulau Menjangan Besar, Kepulauan Karimunjawa, sedangkan pada terumbu buatan yang ditenggelamkan di Pulau Weh, Kota Sabang didominasi oleh ikan famili Pomacentridae dari jenis Pomacentrus sp. Dit. PPK-DKP 2005. Gambar 33 Persentase kelimpahan jenis ikan di terumbu buatan Sta. 2 per musim. 68 Pada bulan Mei 2007, kelimpahan ikan yang tertinggi adalah Caesio teres dan Chromis viridis masing-masing di Stasiun 1 dan 2. Pada bulan Oktober 2009, kelimpahan jenis ikan tertinggi di Stasiun 1 adalah Amblyglyphidodon curacao dan di Stasiun 2 Chromis viridis, sedangkan pada Maret 2010, Pomacentrus alexanderae mendominasi kelimpahan ikan di terumbu buatan di kedua stasiun. Jenis P. alexanderae juga paling banyak ditemukan di terumbu buatan Stasiun 1 pada Juli 2010, adapun Abudefduf sexfasciatus tertinggi kelimpahannya di Stasiun 2. Penelitian Ferse 2008 tentang pengaruh transplantasi karang terhadap komunitas ikan pada area terumbu buatan yang dikombinasikan dengan transplantasi karang memperoleh kelimpahan ikan tertinggi sebesar 796±36 individu100 m 2 rerata±SE dengan jumlah jenis 71±2 jenis. Pengamatan pada kondisi lingkungan terumbu karang, komposisi jenis dan rekrutmen ikan mengindikasikan bahwa pengaruh transplantasi karang terhadap komunitas ikan sangat bergantung pada kondisi terumbu Ferse 2008. Kondisi struktur komunitas ikan karang di terumbu buatan dapat dilihat dari nilai-nilai indeks struktur komunitasnya yang meliputi indeks keanekaragaman H’, indeks keseragaman E, indeks dominansi C, indeks kesamaan S, dan indeks mortalitas karang IMK untuk ekosistem terumbu karang Tabel 6. Nilai indeks keanekaragaman H’ ikan pada terumbu buatan berkisar 2,1160-2,7236 yang berarti bahwa keragaman jenis ikan di terumbu buatan sedang dan komunitas cukup stabil Odum 1993. Nilai indeks keanekaragaman yang berada dalam kisaran 1H’3 juga berarti bahwa tekanan lingkungan terhadap komunitas sedang dan daya dukung lingkungan terhadap komunitas cukup baik Odum 1993. Tabel 6 Nilai indeks struktur komunitas ikan karang di terumbu buatan. Lokasi Jml Jenis Jml individu H E C S Sta.1 Mei07 24 189 2.1160 0.6658 0.0531 0.2000 Sta.1 Okt09 17 344 2.3939 0.8449 0.1089 0.3125 Sta.1 Mar10 28 413 2.7236 0.8174 0.0920 0.5957 Sta.1 Jul10 18 269 2.2603 0.7820 0.1461 0.4615 Sta.2 Mei07 16 85 2.1608 0.7793 0.1729 Sta.2 Okt09 15 122 2.2198 0.8197 0.1388 Sta.2 Mar10 19 436 2.3738 0.8062 0.1224 Sta.2 Jul10 21 226 2.3663 0.7772 0.1324 69 Indeks keseragaman E terendah dengan nilai 0,6658 terdapat di Stasiun 1 pada Mei 2007, sedangkan yang tertinggi dengan nilai 0,8449 diperoleh di Stasiun 1 pada Oktober 2009. Kisaran nilai indeks keseragaman jenis ikan karang pada terumbu buatan ini menandakan bahwa jumlah jenis dalam populasi besar dan komunitas ikan pada terumbu buatan stabil, kecuali pada Mei 2007 di Stasiun 1 dimana nilai E 0,5. Nilai indeks dominansi C berkisar 0,0531-0,1729 yang berarti bahwa tidak ada jenis ikan yang cukup nyata mendominasi komunitas di terumbu buatan karena semua jenis memiliki peran yang cukup seragam dalam komunitas. Stasiun 2 pada Mei 2007 memiliki nilai C paling tinggi karena hanya ditemukan 85 individu ikan dari 16 jenis, dan terdapat jenis yang lebih melimpah dari lainnya. Indeks similarity S membandingkan kesamaan jenis antara Stasiun 1 dan 2 pada setiap bulan pengambilan data. Nilai indeks kesamaan kedua stasiun pada bulan Mei 2007 Musim peralihan Barat-Timur, Oktober 2009 Musim peralihan Timur-Barat, Maret 2010 Musim peralihan Barat-Timur, dan Juli 2010 Musim Timur berturut-turut adalah 0,20; 0,3125; 0,5957; dan 0,4615. Nilai ini termasuk rendah dan menunjukkan bahwa jenis-jenis yang ada di kedua stasiun cukup berbeda karena jumlah spesies yang dapat ditemui di kedua stasiun umumnya kurang dari 50 dari total spesies.

4.11 Kelimpahan Jenis Ikan Karang di Terumbu Karang Alami