Bentuk Pertumbuhan Karang Reproduksi Karang

13 Adanya konsentrasi nutrien yang tinggi, sedimen, dan polutan lainnya hidrokarbon, logam, pestisida, herbisida dan klorin yang berasal dari pencemaran dapat berbahaya bagi pertumbuhan karang karena dapat menyebabkan eutrofikasi dan mempengaruhi keseimbangan ekologis komunitas, karena terumbu karang umumnya tumbuh dalam perairan yang secara alami rendah nutrien Hawker Connel 1992; Castro Huber 2005. Penyebab eutrofikasi yang paling penting adalah nitrogen dan fosfor yang umumnya berasal dari sumber-sumber pertanian dan kegiatan domestik disekitar perairan Oksanen 2000, in Rudi 2006. Eutrofikasi akan memacu pertumbuhan seaweeds atau alga lebih cepat dan menutupi karang yang tumbuh lambat Castro Huber 2005. Kompetisi antara karang batu scleractinian corals dan alga bentik adalah penting dalam struktur komunitas terumbu karang dan merupakan fase kritis dalam degradasi terumbu karang McCook et al. 2001. Kemampuan karang untuk berkompetisi dengan alga juga berbeda secara signifikan diantara bentuk pertumbuhan karang coral life forms. Jelasnya, jenis karang dan alga yang berbeda akan memiliki kemampuan berbeda atau, rentan terhadap mekanisme yang berbeda, bergantung pada faktor-faktor seperti ukuran, struktur, kondisi, bentuk pertumbuhan, pola pertumbuhan, ukuran polip dan tentakel, dan jenis kelamin dan mekanisme reproduksi vegetatif, demikian juga dengan faktor-faktor lingkungan seperti nutrien, herbivora pemakan alga dan level cahaya McCook et al. 2001. Mekanisme kompetisi antara karang dan alga dapat berupa pertumbuhan yang terlalu cepat overgrowth, peneduhan shading, kimiawi, penghalangan rekrutmen recruitment barrier, pengelupasan ephithel, allelopathy, dan sekresi mucus McCook et al. 2001. Penelitian yang dilkukan oleh Jompa dan McCook 2003 di Great Barrier Reef, Australia tentang kemampuan kompetisi alga merah Anotrichium tenue terhadap koloni karang masif Porites spp. menunjukkan bahwa, sebagian besar jaringan karang hidup yang ditumbuhi oleh Anotrichium tenue mati dengan cepat. Umumnya, pola yang cukup seragam adalah Anotrichium tenue mengolonisasi jaringan karang hidup di perbatasan antara rangka karang yang mati dan alga. Jaringan karang yang terkolonisasi kemudian memutih dan pada akhirnya mati.

2.1.5 Bentuk Pertumbuhan Karang

Rangka karang membentuk hampir keseluruhan koloni dan dapat terdiri atas berbagai bentuk. Jaringan hidup karang yang sebenarnya hanyalah lapisan 14 tipis di permukaan. Pertumbuhan karang dapat berbentuk seperti piring plate- like , foliaceous seperti daun, encrusting, massive, branching, columnar, dan free living soliter Castro Huber 2005. English et al. 1997 membagi bentuk pertumbuhan karang batu stony corals atas karang Acropora dan non- Acropora. Karang non-Acropora terdiri atas: ƒ Karang bercabang coral branching, bentuknya seperti ranting pohon ƒ Karang masif coral massive, bentuknya seperti batu besar yang padat ƒ Karang mengerak coral encrusting, berbentuk merayap, hampir seluruh bagian koloni menempel pada substrat. ƒ Karang sub-masif coral submassive, berbentuk kokoh dengan tonjolan- tonjolan atau kolom-kolom kecil. ƒ Karang lembaran coral foliaceous, berbentuk seperti lembaran daun. ƒ Karang jamur coral mushroom, berbentuk menyerupai jamur. ƒ Karang api Millepora, semua jenisnya dapat dikenali dengan adanya warna kuning di ujung koloni dan rasa seperti terbakar jika tersentuh. ƒ Karang biru Heliopora, dapat dikenali dari warna biru pada skeletonnya. Khusus untuk Acropora, bentuk percabangan dan bentuk radial koralit dibedakan menjadi: arboresen arborescent, kapitosa caepitose, kapito korimbosa caepito-corymbosa, arboresen meja arborescent table, sikat botol bottle brush, korimbosa corymbose, digitata digitate, dan meja table Suharsono 2008b.

2.1.6 Reproduksi Karang

Karang mempunyai bentuk reproduksi secara seksual dan aseksual. Reproduksi aseksual dapat berlangsung dengan fragmentasi dan pertunasan pembelahan polip Richmond Hunter 1990, in Rudi 2006. Reproduksi seksual menghasilkan larva planula yang berenang bebas, dan bila larva itu menetap di dasar substrat keras maka akan berkembang menjadi koloni baru. Kebanyakan karang mencapai dewasa secara seksual pada usia 7-10 tahun Nybakken 1982. Untuk memungkinkan pelekatan larva planula dan pembentukan koloni baru, diperlukan substrat yang kuat dan bersih dari lumpur yang memungkinkan larva karang batu melekatkan diri Sukarno 1983. Karang yang hidup di daerah tropis dapat bereproduksi sepanjang tahun, berbeda dengan karang di daerah subtropis yang organ reproduksinya dapat menghilang pada saat-saat tertentu Suharsono 2008b. 15 Organ reproduksi karang berkembang di antara mesentri filamen. Karang yang hidup di daerah tropis organ reproduksinya dapat ditemukan sepanjang tahun karena siklus reproduksinya terjadi sepanjang tahun dengan puncak reproduksi dua kali dalam setahun Suharsono 1996. Karang dapat bersifat gonokhoris maupun hermaprodit dioecious, di mana dalam satu polip dapat ditemukan organ betina saja atau jantan saja atau kedua-duanya, namun karang hermaprodit jarang mempunyai tingkat pematangan seksual yang bersamaan Suharsono 1996. Pembuahan umumnya terjadi di dalam ruang gastrovaskuler induk betina dan sperma yang dilepaskan ke dalam air akan masuk ke dalam ruang gastrovaskuler ini. Telur-telur yang telah dibuahi biasanya ditahan sampai perkembangannya mencapai stadium larva planula. Planula kemudian dilepaskan dan berenang dalam perairan terbuka untuk menetap dan memulai suatu koloni baru Nybakken 1982. Menurut Veron 1995, sebagian besar spesies karang akan melepaskan telur dan spermanya atau memijah spawning dibandingkan dengan cara mengerami larva brooding. Karang yang memijah memiliki fekunditas yang tinggi, sedangkan yang mengerami larva menghasilkan larva dengan jumlah lebih sedikit, namun berukuran lebih besar dan berkembang lebih baik. Hasil pengamatan terhadap 210 spesies karang yang sudah dipelajari sifat reproduksinya menunjukkan bahwa sebagian besar atau 131 spesies bersifat hermaprodit broadcast spawners , 11 spesies hermaprodit brooders, 37 spesies gonochoris broadcaster , dan 7 spesies gonochoris brooders Richmond Hunter 1990, in Rudi 2006. Sifat dan cara reproduksi secara umum adalah konservatif dalam spesies, genus, dan famili. Sebagian besar spesies karang melakukan reproduksi seksual melalui pemijahan massal. Dalam selang waktu 24 jam, seluruh karang dari satu spesies atau bahkan satu genus dapat melepaskan telur dan spermanya pada saat bersamaan. Hal ini umumnya terjadi pada spesies-spesies dari genus Montastrea, Montipora, Platygyra, Favia , dan Favites Harrison Wallace 1990, in Rudi 2006.

2.1.7 Rekrutmen dan Penempelan Karang