Peran Kajian Kepadatan Zooxanthellae pada Tingkat Eutrofikasi yang Berbeda di Perairan Kepulauan Spermonde Kota Makassar Provinsi Sulawesi –Selatan

9 passive diperoleh melalui transfer hasil fotosintesis zooxanthellae. Sejauh diketahui hampir semua karang dapat melakukan melalui feeding passive. Zooxanthellae memberikan pewarnaan pada terumbu karang, dari warna terang sampai gelap kecoklatan, tergantung pada kepadatan selnya Jones 1997. Bilamana ada pigmen lain dalam jaringan karang, maka warna kecoklatan akan tertutup oleh warna pigmen tadi menjadi warna biru, hijau, kuning atau warna ungu. Bila coral kehilangan zooxanthellae, kerangka karang yang berwarna putih dapat dilihat melalui jaringan hewan itu yang transparan, menyebabkan karang tampak memutih. Yonge, Nicholls 1931 in Jones 1987. Pada jenis karang yang memliki pigmen lain, karang yang putih akan nampak warna flourence, dan tidak tampak lagi warna coklat keemasan dari zooxanthellae Oliver 1984. Apabila zooxanthellae keluar dari inangnya, maka zooplankton merupakan sumber nutrient, tetapi ketersediaannya tidak cukup untuk menunjang pertumbuhan karang Johannes et al 1970 dan kebutuhan nutrien lebih kecil pada karang yang memiliki zooxanthellae Gladfelter 1985. Hewan karang sebagai pembangun utama terumbu adalah organisme laut yang efisien karena mampu tumbuh subur dalam lingkungan sedikit nutrien oligotrofik hal ini sebagai syarat hidup dari alga simbion zooxanthellae Stambler 1999. Ambang batas konsentrasi nutrien yaitu dissolved inorganic nitrogen DIN di bawah 1µM dan untuk soluble reactive phosphorus SRP 0,1 µM Lapointe et al 1997 in Cesar et al 2002. Burke et al 2002 sebagian besar spesies karang melakukan simbiosis dengan alga simbiotik yaitu zooxanthellae yang hidup di dalam jaringannya. Dalam simbiosis, zooxanthellae menghasilkan oksigen dan senyawa organik melalui fotosintesis yang akan dimanfaatkan oleh karang, sedangkan karang menghasilkan komponen anorganik berupa nitrat, fosfat dan karbon dioksida untuk keperluan hidup zooxanthellae. Selanjutnya Sumich 1992 menjelaskan bahwa adanya proses fotosintesa oleh alga menyebabkan bertambahnya produksi kalsium karbonat dengan menghilangkan karbon dioksida dan merangsang reaksi kimia sebagai berikut: Ca HCO 3 CaCO 3 + H 2 CO 3 H 2 O + CO Fotosintesa oleh algae yang bersimbiosis membuat karang pembentuk terumbu menghasilkan deposit cangkang yang terbuat dari kalsium karbonat, kira- 2 10 kira 10 kali lebih cepat daripada karang yang tidak membentuk terumbu ahermatipik dan tidak bersimbiosis dengan zooxanthellae. Veron 1995 mengemukakan bahwa ekosistem terumbu karang adalah unik karena umumnya hanya terdapat di perairan tropis, sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan hidupnya terutama suhu, salinitas, sedimentasi, eutrofikasi dan memerlukan kualitas perairan alami pristine. Demikian halnya dengan perubahan suhu lingkungan akibat pemanasan global yang melanda perairan tropis di tahun 1998 telah menyebabkan pemutihan karang coral bleaching yang diikuti dengan kematian massal mencapai 90-95.

2.8 Kepadatan

zooxanthellae Kepadatan zooxanthellae di dalam jaringan karang bervariasi sesuai dengan jenis karangnya. Kepadatan zooxanthellae berkisar antara 1–2,5 juta selcm 2

2.9 Variasi pola makan karang

Drew 1972; Muscatine et al. 1985 in Jones Yelleowlees 1997. Kepadatan zooxanthellae juga berbeda pada masing-masing kedalaman. Drew 1972 mengatakan bahwa kepadatan maksimum zooxanthellae ditemukan pada kedalaman antara 10–12 m. Hal ini tergantung pada tingkat nutrisi dan ruang yang disediakan hewan inang. Zooxanthellae berkembangbiak dengan pembelahan mitosis sampai pada batas tertentu tergantung pada laju metabolisme hewan inang Taylor 1969 in Nganro 1992. Di samping itu pengurangan kepadatan zooxanthellae yang bersimbiosis dengan karang dapat dijadikan indikator bahwa telah terjadi stres lingkungan terhadap hewan karang. berkurangnya konsentrasi klorofil zooxanthellae pada tubuh hewan karang juga merupakan indikator menurunnya kesehatan hewan karang Yakin K 2006. Pola makan karang secara umum dapat dibagi dalam 5 kategori: 1Sebagian besar makanan 30-90 berasal dari zooxanthellae hasil fotosintesis. 2Kegiatan pola makan lainnya adalah predasi, yang menyediakan, rata-rata, 10-40 dari keseluruhan biomassa makanan. Hasil predasi ini, 100 habis digunakan untuk mengganti metabolisme pada siang hari, 3 Memakan partikel atau memfiltrasi sedimen. semua karang scleractinian mampu makan partikel ,caranya memfilter dari air seperti bakteri, fitoplankton, sisa-sisa hewan dan tanaman, detritus, dan bahkan beberapa suspensi netral seperti grafit atau noda, 4 Memakan zat-zat 11 organik terlarut dengan cara osmotik, 5 Memakan zooxanthellae. kondisi ini biasa terjadi jika penentrasi cahaya rendah. Jumlah sel yang dimakan sama dengan jumlah sel yang baru membela. Ini merupakan bentuk adaptasi. Proses ini berlangsung di gastrodermis

2.10 Faktor lingkungan dan kehidupan karang

Titlyanov Titlyanova 2002. Zooxanthellae adalah alga bersel satu golongan dinoflagellata. Sebagai alga sumber cahaya sangat merupakan faktor pembatas. Masukan zat padat ke perairan atau meningkatnya fitoplankton di perairan sangat mengurangi penetrasi cahaya yang masuk. Intensitas cahaya juga mempengaruhi suhu, salinitas lingkungan perairan.

2.10.1 Suhu

Bila hewan inang mengalami stres akibat perubahan lingkungan, zooxanthellae akan keluar dari inang dan berenang bebas di air laut, Perubahan suhu mempengaruhi laju fotosintesis dan respirasi, sehingga terjadi ketidakseimbangan metabolisme antara zooxanthellae dengan inangnya Gladfelter 1985. Kenaikan suhu mempercepat laju respirasi lebih besar dari pada laju fotosintesis. Muscatine 1985 mengatakan bahwa karang tidak dapat memberikan nutrien yang cukup kepada simbionnya pada suhu yang tinggi. Perubahan suhu air laut secara mendadak atau dalam waktu lama dapat menyebabkan keluarnya zooxanthellae dari inangnya yang lama-kelamaan mengakibatkan kematian inang. Demikian pula suhu dapat mempengaruhi laju respirasi dan fotosintesa seperti dijelaskan di atas. Karang tumbuh dengan baik optimum pada suhu antara 25 – 28

2.10.2 Salinitas

C. Zat terlarut meliputi garam-garam organik, senyawa-senyawa organik yang berasal dari organisme hidup dan gas-gas tertentu. Fraksi terbesar dari bahan terlarut terdiri dari garam-garam anorganik yang berwujud ion-ion. Satu contoh, air laut seberat 1000 gram akan berisi kurang lebih 35 gram senyawa-senyawa terlarut yang secara kolektif disebut garam. Dengan kata lain, 96,5 air laut berupa air murni dan 3,5 zat terlarut. Perbandingan ion-ion utama boleh dikatakan tetap Nybakken 1987 Sama halnya dengan suhu, menurun atau