Nutrien dan kehidupan karang

14 panjang dari tingginya konsentrasi nitrogen anorganik terus menerus pada fisiologi karang susah diprediksi. Sebuah penelitian untuk melihat dampak jangka panjang tersebut, dicobakan pada koloni karang Stylophora pistillata dan Acropora spp yang terkena 40 µM dari NH4 + dan 30 µM NO 3 -

2.13 Eutrofikasi dan terumbu karang

. Kedua karang ini dipelihara selama 12 bulan dalam aquarium. Hasilnya menunjukkan respons berbeda terhadap peningkatan nutrien dalam kepadatan zooxanthellae. Walaupun S. pistillata dan Acropora spp. dapat beradaptasi pada tingkat nitrogen anorganik tinggi, tetapi dalam jangka panjang menunjukkan bahwa peningkatan nutrien bukan hanya menyebabkan degradasi terumbu karang, tetapi dapat menghasilkan dampak sinergis ketika karang terkena faktor tekanan lingkungan lainnya Yuen et al 2008. Eutrofikasi adalah peningkatan bahan organik ke dalam sebuah ekosistem Nixon 1995, di mana peningkatan bahan organik ini sangat mendorong peningkatan masukan nutrien yang diikuti oleh meningkatnya produksi primer dan sekunder. Eutrofikasi ini juga dikenal sebagai satu dari ancaman besar terhadap ekosistem pesisir pada skala global Nixon 1990; Gray 1992; Pearl 1995 in Bonsdorff 1997. Walaupun unsur hara nutrien sangat penting dalam suatu ekosistem terutama sebagai sumber penyusunan bahan organik oleh produsen primer, akan tetapi peningkatan unsur hara pada ekosistem terumbu karang dinilai justru dapat berpengaruh negatif terhadap perkembangan ekosistem ini. Hal ini bisa dilihat dari kenyataan bahwa terumbu karang justru berkembang dengan baik pada daerah yang relatif jauh dari sumber unsur hara oligotrofik dan sebaliknya tidak berkembang pada daerah yang mendapat suplai unsur hara yang tinggi. Peningkatan unsur hara yang berlebihan menyebabkan berbagai dampak. Menurut Wouthuyzen 2006 in Indrawan et al. 1998 salah satu adalah turunnya kecerahan perairan akibat meledaknya populasi fitoplankton, kematian massal ikan, menurunnya konsentrasi oksigen terlarut dan merugikan biota perairan pada lapisan permukaan dan yang paling banyak adalah maraknya fitoplankton beracun yang terdapat pada makanan laut seperti kerang-kerangan. Makanan laut yang telah mengandung racun tersebut sangat membahayakan kesehatan manusia. 15 Bahkan makanan tersebut dapat mengakibatkan kematian dan keracunan bagi siapa saja yang mengkonsumsinya. Hal ini karena masing-masing spesies algae memiliki racun berbeda satu dengan yang lain. Eutrofikasi juga meningkatkan padatan tersuspensi. Total padatan tersuspensi atau lebih dikenal istilah TSS Total Suspended Solid merupakan bahan-bahan tersuspens i diameter 1 μm yang tertahan pada saringan millipore dengan diameter pori 0,45 μm. TSS terdiri atas lumpur dan pasir halus serta jasad-jasad renik terutama yang disebabkan oleh kikisan tanah atau erosi yang terbawa ke dalam badan air. Masuknya padatan tersuspensi ke dalam perairan dapat menimbulkan kekeruhan air. Hal ini menyebabkan menurunnya laju fotosintesis, sehingga produktivitas primer perairan menurun, yang pada gilirannya menyebabkan terganggunya keseluruhan rantai makanan. Entrofikasi juga berdampak pada pola rekrutmen karang. Penempelan planula pada perairan yang eutrofik sangat rendah sehingga daerah ini miskin dengan karang. Menurut Tomacik 1991 bahwa pola penempelan karang pada subtrat buatan yang diletakkan sepanjang gradien eutrofikasi di Bardabos India Barat menunjukkan tingkat persentase penempelan yang rendah, tercatat Porites astroides 42, Agaricia spp 23, Porites porites 10 bahkan Jenis karang Monstastrea annularis, Siderastrea spp dan Diplona spp hadir di terumbu karang bagian utara, tetapi tidak hadir di daerah yang eutrofik ini. Ciri perairan yang mengalami eutrofikasi adalah perubahan warna hijau, coklat-kuning atau merah dengan viskositas tinggi. Salah satu parameter yang dapat dijadikan indikator terjadinya eutrofikasi adalah konsentrasi klorofil-a yang merupakan ukuran dari biomassa alga uniseluler.

2.14 Kepadatan zooxanthellae dan bioindikator

Meningkatnya aktifitas manusia mengakibatkan perubahan yang besar terhadap suhu air laut, kimia air laut. Berbagai dampak yang terjadi seperti hilangnya spesies, berubahnya rantai makanan yang tentunya akan mengubah ekologi terumbu karang baik skala lokal maupun skala dunia. Perubahan dari ekologi terumbu karang meliputi pengurangan laju kalsifikasi, pengurangan kepadatan zooxanthellae, perubahan trofik level dari struktur komunitas terumbu karang dimana spesies pada tropik tinggi berkurang sedangkan disisi lain spesies