Gambar 7. Konsentrasi ortofosfat di pulau Laelae, pulau Barrang Lompo dan pulau Lanyukang.
Selain itu, tingginya unsur hara di pulau Lanyukang juga diduga karena akibat mendapat limpasan upwelling dari selat Makassar, hal ini sesuai dengan
berbagai penelitian tentang pengaruh upwelling terhadap kelimpahan fitoplankton di Selat Banda Setiadi 2004, di laut Arafura, laut Banda Wyrtki 1961, Selat
Bali Ilahude dan Nontji 1975, Selat Makassar Ilahude 1971, Selatan Jawa- Sumbawa Wyrtki 1962, di Laut Flores dan Teluk Bone Birowo 1975.
3.3 Jenis dan kelimpahan fitoplankton
Jenis dan kelimpahan fitoplankton merupakan salah satu indikator kualitas perairan. Kelimpahan fitoplankton sangat dipengaruhi oleh cahaya dan unsur hara
nitrat dan fosfat, tetapi total padatan terlarut di perairan atau TSS mengabsorbsi cahaya sehingga mengurangi penetrasi cahaya yang sangat dibutuhkan oleh
fitoplankton. Fitoplankton yang ditemukan selama penelitian terdiri dari 9 jenis dari
kelas Bacillariophyceae dan kelas Dinophyceae. Dari 9 jenis fitoplankton yang ditemukan saat penelitian, 7 jenis ditemukan di pulau Lanyukang, kemudian 6
jenis di pulau Barranglompo dan 4 jenis ditemukan di pulau Laelae, lebih jelasnya lihat Tabel 7 di bawah ini.
0,2 0,4
0,6 0,8
1 1,2
Laelae Barrang Lompo
Lanyukang
K o
ns e
nt ra
si m
g l
Pulau
Tabel 7 Jenis dan Kepadatan Fitoplankton di perairan Pulau Laelae, Pulau Barrang Lompo dan Pulau Lanyukang.
Kedua kelas fitoplankton yang ditemukan merupakan kelas utama dan sering ditemukan pada perairan laut, hal ini sesuai yang dikemukakan oleh
Nybakken 1988 bahwa diatom Bacillariophyceae dan dinoflagellata Dinophyceae merupakan jenis fitoplankton yang umum terdapat di laut,
berukuran besar serta biasa tertangkap oleh jaring plankton dan Diatom berdistribusi sangat luas serta sering dominan diperairan Basmi J 1999.
Dari tabel 7 ini terlihat bahwa total Jenis dan kelimpahan fitoplankton terbanyak dari ketiga pulau tersebut adalah pulau Lanyukang, hal ini diduga kuat
karena letak pulau Lanyukang berada didekat selat Makassar dimana pada musim timur sering terjadi upwelling yang membawa bukan hanya nutrien tapi juga
fitoplankton ke permukaan. Dengan
adanya proses taikan air upwelling akan mempengaruhi kondisi kehidupan fitoplankton, keanekaragaman
dan distribusinya, serta pengayakan nutrisi di perairan tersebut Olivieri PB, Chapman
A, Mittchell I in Sediadi 2004. Dugaan ini diperkuat bahwa di perairan pulau Lanyukang telah terjadi upwelling adalah pada saat pengukuran suhu secara in
situ diperoleh suhu sekitar 29
o
C sementara suhu perairan pengukuran secara in situ Pulau Laelae dan Pulau Barrang Lompo sekitar 31
o
Jenis Fitoplankton
C. Adapun tingginya kelimpahan genus Chaetoceros sp di perairan Pulau Lanyukang, hal ini juga
diduga ada kaitannya dengan upwelling yang terjadi pada musim timur, hal ini sesuai dinyatakan bahwa pada musim timur kelimpahan fitoplaknton lebih besar
dari musim peralihan dan juga pada musim timur jenis fitoplankton yang Kepadatan Fitoplankton Individuliter
Laelae Barrang lompo
Lanyukang Coscinodiscus sp
57.6 72
54 Nitzschia sp
79.2 64.8
234 Diatoma sp
21.6 -
- Rhizosolenia sp
28.8 108
108 Chaetoceros sp
- 108
270 Ceratium sp
- 14.4
36 Thalassiothrix sp
- 50.4
Gymnodinium sp -
- 72
Peridinium sp -
- 54
Total 187.2
417.6 828
mendominasi adalah genus Chaetoceros sp dari kelompok Diatom, begitupula perairan di Kawasan Timur Indonesia Sediadi A 2004. Fenomena ini juga
dikuatkan oleh Damar 2003 bahwa pada musim penghujan genera utama
fitoplankton diteluk Jakarta adalah Chaetoceros sp dan Basmi 1999 bahwa Diatoma dan Ceratoneis lebih senang hidup pada daerah temperate yang lebih
dingin, sehingga mereka berkembangbiak sangat baik pada musim dingin itu. Untuk melihat jenis dan kelimpahan fitoplankton tersebut lebih jelasnya
dapat dilihat dari Gambar 8 dibawah ini.
Gambar 8. Jenis dan Kepadatan Fitoplankton di Pulau Laelae, Pulau Barrang Lompo dan Pulau Lanyukang.
. Jenis fitoplankton yang tertinggi saat penelitian adalah Chaetoceros sp yaitu
270 individuliter, yang ditemukan di pulau Lanyukang, namun jenis fitplankton ini tidak ditemukan di pulau Laelae, selain itu tidak semua jenis fitoplakton sama
ditemukan berada di setiap lokasi penelitian. Total kelimpahan fitoplakton tertinggi adalah di pulau Lanyukang 828 individuliter, kemudian pulau
Barranglompo 417.6 individuliter dan pulau Laelae 187.2 individuliter. Tingginya kelimpahan fitoplankton di pulau Lanyukang selain disebabkan oleh
upwelling. Selain itu, dalam penelitian juga ditemukan adanya perbedaan jenis dan kelimpahan fitoplankton antar pulau, hal ini didasari dari perhitungan analisis
varians anova diperoleh hasil F-hitung 4.301 F-tabel 3.633. Hal lain yang diperoleh dari penelitian ini bahwa di pulau Laelae sedikit ditemuka n jenis
fitoplankton yaitu; Coscinodiscus sp, Nitzschia sp, Thalassionema sp, Rhizosolenia sp. Rendahnya jenis fitoplankton di pulau Laelae dibandingkan
dengan Pulau Barrang Lompo dan Pulau Lanyukang diduga karena tingginya
100 200
300 400
500 600
700 800
Laelae Barrang lompo
Lanyukang
K e
li m
pa ha
n Ind
li te
r
Coscinodiscus sp Nitzschia sp
Diatoma sp Rhizosolenia sp
Chaetoceros sp Ceratium sp
Thalassiothrix sp Gymnodinium sp
Peridinium sp
konsentrasi konsentrasi TSS yang mengurangi penetrasi cahaya. Faktor lain yang menyebabkan tinggi rendahnya jenis dan kelimpahan fitoplankton adalah ratio N
P dan P di suatu perairan. Rasio N : P disuatu badan air dapat digunakan untuk menduga jenis alga yang mungkin terdapat pada konsentrasi nutrien berbeda
Warsa et al. 2006 .
4.4 Keterkaitan Fitoplankton dengan Kondisi Perairan