Kepadatan zooxanthellae dan bioindikator

16 pada tropik rendah meningkat, hal ini mengakibatkan produktivitas sekunder juga berkurang. kesemuanya ini akan mengurangi keanekaragaman hayati dan sebaran terumbu karang, lambat laun fungsi dari terumbu karang sebagai penghalang abrasi akan menurun dan mengakibat perubahan garis pantai. Untuk menghindari dampak negatif ini maka perlu upaya pengelolaan sumberdaya terumbu karang termasuk pengaturan perdagangan sumberdaya, pengurangan laju runoff dan limbah industri yang masuk ke badan perairan Timothy 2002. 3 METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Kepulauan Spermonde yaitu; Pulau Laelae, Pulau Barrang Lompo dan Pulau Lanyukang di Kota Makassar yang berlangsung dari bulan April sampai Mei 2010, dan untuk analisa sampel dilakukan di Laboratorium Fisika, Kimia Oceanografi Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Hasanuddin Makassar. Sumber :Landsat ETM+Satellite Image Aquisition tahun 2002 Gambar 2. Peta lokasi penelitian di Kepulauan Spermonde.

3.2 Alat dan Bahan Penelitian

Bahan-bahan yang digunakan di lapangan lokasi pengambilan sampel adalah formalin 4, larutan lugol, sedangkan peralatan yang digunakan yaitu: peralatan snorkeling, alat pemotong karang, kantong plastik, DO-meter, Secchi disc, refraktometer, spectrophotometer, mikroskop, botol sampel air, plankton net ukuran mata jaring 25 µ m, alat penggerus sampel mortar, haemocytometer, Pulau Lanyukang Pulau Laelae Pulau Barrang Lompo Daratan Terumbu karang dangkal Pulau Lokasi Penelitian Legenda: mistar geser, alat pemotong karang, gelas ukur volume 10 ml, pipet, alat hitung Tally counter.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri atas kegiatan pengumpulan data di lapangan secara in situ, dan dilanjutkan dengan pengukuran sampel di laboratorium. Data yang dibutuhkan yaitu; data sampel karang, parameter fisika, kimia, biologi perairan suhu, salinitas, kedalaman, partikel terlarut, nitrat, fosfat, fitoplankton.

3.3.1 Data sampel karang.

Data sampel karang yang diteliti terdiri dari 3 spesies untuk masing masing pulau. Sampel karang ini diambil dari koloni yang berbeda, dengan 3 kali ulangan, dengan kedalaman yang sama yaitu 2-3 meter. Sampel karang diambil mendekati reef slope. Cara pengambilan sampel karang yaitu untuk karang yang bercabang, memotong karang dengan gunting yang biasa dipakai untuk menggunting tanaman, sedangkan untuk karang yang massif menggunakan pahat dan martil. Ukuran karang yang dijadikan sampel disesuaikan kebutuhan penelitian, kemudian permukaan sampel karang tersebut dikerik dengan sebuah alat yang bentuk lempeng dari alumunium, lalu bekas kerikan tadi diukur luasnya dan dicatat. Selanjutnya hasil kerikan sampel karang tadi dimasukkan ke wadah yang berisi formalin 4 , diukur dengan menggunakan gelas ukur, selanjutnya dibawa ke laboratorium untuk dihitung kepadatan zooxanthellaenya.

3.3.2 Data Parameter Fisika, Kimia, Biologi Perairan

Untuk parameter fisika yang diukur adalah suhu, salinitas, kedalaman, partikel tersuspensi dan kecerahan. Pengukuran suhu, salinitas menggunakan DO meter. Untuk memastikan sampel berada pada kedalaman 2-3 meter digunakan bambu sebagaialat bantu, sedangkan pengukuran kecerahan diperoleh berdasarkan pengamatan langsung di kedalaman 2-3 meter. Hasil pengamatan menunjukkan kecerahan 100. Pengumpulan data parameter kimia seperti; nitrat, fosfat dengan cara mencelupkan botol ke dalam perairan, kemudian di simpan dalam coolbox suhu