Suhu Salinitas Faktor lingkungan dan kehidupan karang

12 naiknya salinitas secara mendadak dapat mengakibatkan kematian karang. Kisaran optimum salinitas untuk pertumbuhan karang ialah antara 25 -40

2.10.3 Total suspended solid TSS

00. Total Padatan Tersuspensi atau sering disebut TSS adalah semua zat padat pasir, lumpur, dan tanah liat atau partikel-partikel yang tersuspensi dalam air berupa komponen biotik fitoplankton, zooplankton, bakteri, fungi,dll, ataupun komponen abiotik detritus dan partikel-partikel anorganik Lestari 2009. Kecerahan adalah ukuran transparansi perairan dan bergantung pada warna dan kekeruhan. Tabel 1 Klasifikasi tingkat pencemaran berdasarkan kadar TSS Menteri Negara Lingkungan Hidup tahun 2004. No Total Padatan Tersuspensi ppm Kriteria 1 Kurang dari 20 Belum tercemar 2 20-49 Tercemar ringan 3 50-100 Tercemar sedang 4 Di atas 100 Tercemar berat

2.10.4 Kecerahan dan Cahaya.

Kecerahan berhubungan erat dengan penetrasi cahaya matahari dan partikel tersuspensi. Naiknya konsentrasi partikel tersuspensi di air menyebabkan kontraksi polip, meningkatnya sekresi mucus, menipisnya jaringan karang dan keluarnya zooxanthellae. Bila keadaan ini berlangsung lama akan mengakibatkan kematian karang Yamazato 1986. Keadaan awan di suatu tempat mempengaruhi pertumbuhan karang Goreau 1959. Menurut Kanwisher dan Wainwright 1967 titik kompensasi binatang karang terhadap cahaya adalah pada intensitas antara 200 – 700 f.c atau umumnya antara 300 -500 f.c.

2.11 Fosfat

Jumlah fosfor P yang diperlukan oleh blue-green algae makhluk hidup air penyebab algal blooming untuk tumbuh, ternyata hanya dengan konsentrasi 10 part per billion ppbsepersatu miliar bagian fosfor saja blue-green algae sudah bisa tumbuh. Tidak heran kalau algal blooming terjadi di banyak ekosistem air. 13 Dalam tempo 24 jam saja populasi alga bisa berkembang dua kali lipat dengan jumlah ketersediaan fosfor yang berlebihan akibat limbah fosfat di atas. Keberadaan fosfor di perairan adalah sangat penting terutama berfungsi dalam pembentukan protein dan metabolisme bagi organisme. Fosfor juga berperan dalam transfer energi di dalam sel misalnya adenosine triphosfate ATP dan adenosine diphosphate ADP. Ortofosfat yang merupakan produk ionisasi dari asam ortofosfat yang merupakan bentuk yang paling sederhana di perairan Boyd, 1982. Fosfor dalam perairan tawar ataupun air limbah pada umumnya bentuk fosfat berupa ortofosfat, yang dapat dimanfaatkan secara langsung oleh tumbuhan akuatik, sedangkan polifosfat harus mengalami hidrolisis membentuk ortofosfat terlebih dahulu sebelum dapat dimanfaatkan sebagai sumber fosfor. Menurut Perkins 1974 in Erna 2008, kandungan fosfat yang terdapat di perairan umumnya tidak lebih dari 0,1 mgl, kecuali pada perairan yang menerima limbah dari rumah tangga dan industri tertentu, serta dari daerah pertanian yang mendapat pemupukan fosfat. Sedangkan menurut Keputusan Menteri Lingkungan Hidup tentang baku mutu air laut tertuang dalam tabel dibawah ini. Tabel 2 Baku Mutu Air Laut untuk biota laut Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Tahun 2004. Fluktuasi asupan nutrien ke perairan pesisir di pengaruhi oleh musim, dimana pada musim hujan asupan nutrien lebih tinggi dibandingkan pada saat musim kemarau selain itu asupan nutrien bisa juga berasal dari perairan laut disekitarnya Damar 2003.

2.12 Nutrien dan kehidupan karang

Peningkatan nutrien telah diusulkan sebagai penyebab utama terumbu karang lokal degradasi. Meskipun respon karang untuk nutrien seperti amonium dan atau nitrat terdokumentasi baik dalam studi laboratorium. Dampak jangka NO Parameter Satuan Baku Mutu 1 Kecerahan meter Coral 5 2 Padatan tersuspensi total mgliter • Coral;20 • Mangrove;80 • Lamun;20 3 Ortofosfat PO4-P mgliter 0.015 4 Nitrat NO3-N mgliter 0.008