Lokasi dan Waktu Penelitian Alat dan Bahan Penelitian

mistar geser, alat pemotong karang, gelas ukur volume 10 ml, pipet, alat hitung Tally counter.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri atas kegiatan pengumpulan data di lapangan secara in situ, dan dilanjutkan dengan pengukuran sampel di laboratorium. Data yang dibutuhkan yaitu; data sampel karang, parameter fisika, kimia, biologi perairan suhu, salinitas, kedalaman, partikel terlarut, nitrat, fosfat, fitoplankton.

3.3.1 Data sampel karang.

Data sampel karang yang diteliti terdiri dari 3 spesies untuk masing masing pulau. Sampel karang ini diambil dari koloni yang berbeda, dengan 3 kali ulangan, dengan kedalaman yang sama yaitu 2-3 meter. Sampel karang diambil mendekati reef slope. Cara pengambilan sampel karang yaitu untuk karang yang bercabang, memotong karang dengan gunting yang biasa dipakai untuk menggunting tanaman, sedangkan untuk karang yang massif menggunakan pahat dan martil. Ukuran karang yang dijadikan sampel disesuaikan kebutuhan penelitian, kemudian permukaan sampel karang tersebut dikerik dengan sebuah alat yang bentuk lempeng dari alumunium, lalu bekas kerikan tadi diukur luasnya dan dicatat. Selanjutnya hasil kerikan sampel karang tadi dimasukkan ke wadah yang berisi formalin 4 , diukur dengan menggunakan gelas ukur, selanjutnya dibawa ke laboratorium untuk dihitung kepadatan zooxanthellaenya.

3.3.2 Data Parameter Fisika, Kimia, Biologi Perairan

Untuk parameter fisika yang diukur adalah suhu, salinitas, kedalaman, partikel tersuspensi dan kecerahan. Pengukuran suhu, salinitas menggunakan DO meter. Untuk memastikan sampel berada pada kedalaman 2-3 meter digunakan bambu sebagaialat bantu, sedangkan pengukuran kecerahan diperoleh berdasarkan pengamatan langsung di kedalaman 2-3 meter. Hasil pengamatan menunjukkan kecerahan 100. Pengumpulan data parameter kimia seperti; nitrat, fosfat dengan cara mencelupkan botol ke dalam perairan, kemudian di simpan dalam coolbox suhu o Untuk pengumpulan data kelimpahan fitoplankton menggunakan plankton net dengan ukuran mata jaring 25 µm. Cara menggunakann plankton net yaitu air laut dituang ke dalam jaring plankton net dengan menggunakan timba berukuran 5 liter. Kegiatan menuang air ini dilakukan berulang-ulang. Setelah itu, air yang tertuang tersebut akan tersaring kemudian tertampung pada botol plankton net,, lalu dipindahkan ke botol lain, dan diberikan larutan lugol 5 tetes untuk pengawetan sampel fitoplankton, selanjutnya dimasukkan ke coolbox yang berisi bongkahan es.. C yang berisi es yang sudah dihancurkan dan selanjutnya dibawa ke laboratorium. Pengukuran kedua senyawa ini dimaksudkan untuk menilai tingkat eutrofikasi di lokasi penelitian, kemudian data yang diperoleh selanjutkan akan dikaji keterkaitannya dengan kepadatan zooxanthellae.

3.3.3 Data kepadatan zooxanthellae

Prosedur yang digunakan mengacuh pada metode yang dijelaskan Muscatine et al. 1989 yaitu jaringan karang dikeluarkan dari setiap polip, di mana dalam penelitian ini dilakukan dengan cara karang dikerik permukaannya. Alat pengerik terbuat dari lempeng stainless. Jarigan karang yang sudah dikerik selanjutnya dimasukkan dalam wadah yang telah diisi formalin 4, lalu wadah tersebut diberi tanda disesuaikan dengan jenis karang dan nama pulau tempat pengambilan sampel karang tersebut. Setelah itu jaringan karang yang sudah dikeluarkan tadi, selanjutnya diaduk sampai terkumpul gumpalan, kemudian digerus sampai halus. Setelah itu satu tetes sampel dimasukkan ke Haemocytometer. Kemudian dihitung dibawa mikroskop, sedangkan permukaan karang yang sudah dikerik tadi dihitung luasnya.

3.4 Analisis Data

3.4.1 Perhitungan Kelimpahan Fitoplankton

Penentuan kelimpahan fitoplakton dilakukan berdasarkan metode sapuan di atas gelas objek. Kelimpahan fitoplankton dinyatakan secara kuantitatif dalam jumlah selliter. Kelimpahan plankton dihitung berdasarkan Wibisono 2005 dengan rumus ;