7
Scleractinia. Bentuk tubuh berongga, radial simetris di mana di dalam rongga ini terdapat binatang karang yang disebut polip. Di ujung atas rongga terdapat bukaan
yang berfungsi sebagai mulut, ke arah bawah membagi diri menjadi septa atau sekat yang radial simetris. Pada bagian mulut tersusun tentakel yang pada karang
batu berjumlah kelipatan enam. Pada karang batu kerangka pendukung tubuh terdapat di luar exoskeleton. Bagian dalam tubuh tersusun dari jaringan sel,
masing-masing dari luar ke dalam ektodermis, mesoglea, dan endodermis yang sering juga disebut gastrodermis. Di dalam lapisan endodermis atau gastrodermis
ini terdapat zooxanthellae Muller-Parker D’Elia 1997.
2.5 Zooxanthellae dan bentuk simbiosisnya dengan karang
Gambar 1. Potongan melintang anemone laut dan zooxanthellae dalam jaringan gastrodermis.
Hubungan antara zooxanthellae dengan karang saling menguntungkan, jenis zooxanthellae berasal dari kelompok Dinoflagellata tidak memiliki flagella dan
dinding sel. Kehadiran zooxanthellae akan memberikan warna karena zooxanthellae memiliki pigmen. Melalui fotosintesis, zooxanthellae mensuplai
oksigen bagi karang untuk respirasi dan karbohidrat sebagai nutrient. Sebaliknya zooxanthellae menerima CO
2
zooxanthellae juga berperan dalam memindahkan karbondioksida, sehingga untuk fotosintesis. Sementara untuk nitrogen dan
fosfor antara zooxanthellae dan karang terjadi dengan proses di mana zooxanthellae menerima nitrogen dalam bentuk ammonia dari karang, dan
dikembalikan ke karang dalam bentuk asam amino. Dalam proses fotosintesis
dalam kondisi optimum meningkatkan terbentuknya pengapuran pada karang Thamrin 2006.
8
Terapan fungsional simbiosis pertama-tama dapat ditinjau dari kaitannya dengan transfer nutrisi diantara keduanya. Dalam memenuhi nutrisinya semua
karang dapat menggunakan tentakelnya untuk menangkap mangsa plankton. Proses penangkapannya mempergunakan bantuan nematocyte suatu bentuk
protein spesifik yang mampu kemampuan proteksi dan melumpuhkan biomassa tertentu seperti zooplankton. Meskipun mempunyai kemampuan feeding
active, akan tetapi kebanyakan proporsi terbesar makanan karang berasal dari simbiosis yang unik, yaitu zooxanthellae.
2.7 Peran
zooxanthellae dalam polip karang
Zooxanthellae berperan sebagai pemasok oksigen bagi karang, di samping juga dari oksigen terlarut. Zooplankton merupakan sumber nutrien utama bagi
karang. Dalam hubungannya dengan ketersediaan nutrien dalam air laut, Gladfelter 1985 menyatakan bahwa tingginya tingkat ketersediaan nutrien
mempengaruhi produktivitas zooxanthellae, dan meningkatkan indeks mitosis. Karang yang telah kehilangan zooxanthellae masih mampu hidup bila tersedia
cukup zooplankton di sekitarnya. Kebutuhan nutrien organik pada karang yang memiliki zooxanthellae lebih kecil dari pada karang yang tidak memiliki
zooxanthellae Gledfelter 1985.
Dalam setiap polyp ditemuka n zooxanthellae dalam jumlah besar dan memberikan warna pada polyp Jones 1997, 90 energi dari fotosintesis di
berikan untuk kebutuhan polyp Leletkin 2000b. Zooxanthellae menerima nutrisi-nutrisi penting dari karang polyp dan memberikan sebanyak 95 hasil
fotosintesisnya energi dan nutrisi kepada polyp Muscatine 1991. Assosasi yang erat ini sangat efisien, sehingga karang dapat bertahan hidup bahkan di
perairan yang sangat miskin hara. Keberhasilan hubungan ini dapat dilihat dari besarnya keragaman dan usia karang yang sangat tua, berevolusi pertama kali
lebih dari 200 juta tahun yang lalu Burke et al 2002.
Berdasarkan transfer nutrisi ini maka dapat dinyatakan bahwa karang dapat menyediakan nutrisinya baik melalui active feeding dan passive feeding. Active
feeding dilakukan dengan menembakkan nematocyte ke arah mangsa dan mentransfernya melalui mulut yang terdapat di bagian atas; sedangkan feeding
9
passive diperoleh melalui transfer hasil fotosintesis zooxanthellae. Sejauh diketahui hampir semua karang dapat melakukan melalui feeding passive.
Zooxanthellae memberikan pewarnaan pada terumbu karang, dari warna terang sampai gelap kecoklatan, tergantung pada kepadatan selnya Jones 1997.
Bilamana ada pigmen lain dalam jaringan karang, maka warna kecoklatan akan tertutup oleh warna pigmen tadi menjadi warna biru, hijau, kuning atau warna
ungu. Bila coral kehilangan zooxanthellae, kerangka karang yang berwarna putih dapat dilihat melalui jaringan hewan itu yang transparan, menyebabkan karang
tampak memutih. Yonge, Nicholls 1931 in Jones 1987. Pada jenis karang yang memliki pigmen lain, karang yang putih akan nampak warna flourence, dan tidak
tampak lagi warna coklat keemasan dari zooxanthellae Oliver 1984. Apabila zooxanthellae keluar dari inangnya, maka zooplankton merupakan
sumber nutrient, tetapi ketersediaannya tidak cukup untuk menunjang pertumbuhan karang Johannes et al 1970 dan kebutuhan nutrien lebih kecil pada
karang yang memiliki zooxanthellae Gladfelter 1985. Hewan karang sebagai pembangun utama terumbu adalah organisme laut
yang efisien karena mampu tumbuh subur dalam lingkungan sedikit nutrien oligotrofik hal ini sebagai syarat hidup dari alga simbion zooxanthellae
Stambler 1999. Ambang batas konsentrasi nutrien yaitu dissolved inorganic nitrogen DIN di bawah 1µM dan untuk soluble reactive phosphorus SRP 0,1
µM Lapointe et al 1997 in Cesar et al 2002. Burke et al 2002 sebagian besar spesies karang melakukan simbiosis dengan alga simbiotik yaitu zooxanthellae
yang hidup di dalam jaringannya. Dalam simbiosis, zooxanthellae menghasilkan oksigen dan senyawa organik melalui fotosintesis yang akan dimanfaatkan oleh
karang, sedangkan karang menghasilkan komponen anorganik berupa nitrat, fosfat dan karbon dioksida untuk keperluan hidup zooxanthellae. Selanjutnya Sumich
1992 menjelaskan bahwa adanya proses fotosintesa oleh alga menyebabkan bertambahnya produksi kalsium karbonat dengan menghilangkan karbon dioksida
dan merangsang reaksi kimia sebagai berikut:
Ca HCO
3
CaCO
3
+ H
2
CO
3
H
2
O + CO
Fotosintesa oleh algae yang bersimbiosis membuat karang pembentuk terumbu menghasilkan deposit cangkang yang terbuat dari kalsium karbonat, kira-
2
10
kira 10 kali lebih cepat daripada karang yang tidak membentuk terumbu ahermatipik dan tidak bersimbiosis dengan zooxanthellae. Veron 1995
mengemukakan bahwa ekosistem terumbu karang adalah unik karena umumnya hanya terdapat di perairan tropis, sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan
hidupnya terutama suhu, salinitas, sedimentasi, eutrofikasi dan memerlukan kualitas perairan alami pristine. Demikian halnya dengan perubahan suhu
lingkungan akibat pemanasan global yang melanda perairan tropis di tahun 1998 telah menyebabkan pemutihan karang coral bleaching yang diikuti dengan
kematian massal mencapai 90-95.
2.8 Kepadatan