Eutrofikasi dan terumbu karang
15
Bahkan makanan tersebut dapat mengakibatkan kematian dan keracunan bagi siapa saja yang mengkonsumsinya. Hal ini karena masing-masing spesies algae
memiliki racun berbeda satu dengan yang lain. Eutrofikasi juga meningkatkan padatan tersuspensi. Total padatan
tersuspensi atau lebih dikenal istilah TSS Total Suspended Solid merupakan bahan-bahan tersuspens
i diameter 1 μm yang tertahan pada saringan millipore dengan diameter pori 0,45 μm. TSS terdiri atas lumpur dan pasir halus serta
jasad-jasad renik terutama yang disebabkan oleh kikisan tanah atau erosi yang terbawa ke dalam badan air. Masuknya padatan tersuspensi ke dalam perairan
dapat menimbulkan kekeruhan air. Hal ini menyebabkan menurunnya laju fotosintesis, sehingga produktivitas primer perairan menurun, yang pada
gilirannya menyebabkan terganggunya keseluruhan rantai makanan. Entrofikasi juga berdampak pada pola rekrutmen karang. Penempelan planula
pada perairan yang eutrofik sangat rendah sehingga daerah ini miskin dengan karang. Menurut Tomacik 1991 bahwa pola penempelan karang pada subtrat
buatan yang diletakkan sepanjang gradien eutrofikasi di Bardabos India Barat menunjukkan tingkat persentase penempelan yang rendah, tercatat Porites
astroides 42, Agaricia spp 23, Porites porites 10 bahkan Jenis karang Monstastrea annularis, Siderastrea spp dan Diplona spp hadir di terumbu karang
bagian utara, tetapi tidak hadir di daerah yang eutrofik ini. Ciri perairan yang mengalami eutrofikasi adalah perubahan warna hijau, coklat-kuning atau merah
dengan viskositas tinggi. Salah satu parameter yang dapat dijadikan indikator terjadinya eutrofikasi adalah konsentrasi klorofil-a yang merupakan ukuran dari
biomassa alga uniseluler.