Apabila kontribusi keluaran yang dihasilkan realisasi PAD semakin besar

60 100 . x TPPAD PAD Efe T ∑ = Keterangan : T.Efe = Tingkat Efektivitas Σ PAD = Realisasi penerimaan PAD TPPAD = Target penerimaan PAD berdasarkan potensi daerah Semakin tinggi nilai efektivitas menggambarkan kemampuan daerah. Semakin baik. Tahap-tahap penghitungan rasio efektivitas adalah: 1. Membuat tabel target dan realisasi penerimaan PAD tahun anggaran 2002 sampai dengan tahun anggaran 2006. 2. Mengidentifikasi target penerimaan PAD dan realisasi penerimaan PAD untuk masing-masing tahun anggaran.

3. Membandingkan antara realisasi dan target yang ditetapkan untuk masing-masing tahun anggaran.

4. Untuk menentukan tingkat efektivitas penerimaan PAD digunakan kriteria sebagai berikut:

a. Apabila kontribusi keluaran yang dihasilkan realisasi PAD semakin besar

terhadap nilai pencapaian sasaran tersebut target PAD maka dapat dikatakan pemungutan PAD semakin efektif b. Apabila kontribusi keluaran yang dihasilkan realisasi PAD semakin kecil terhadap nilai pencapaian sasaran tersebut target PAD maka dapat dikatakan pemungutan PAD kurang efektif. Menurut Halim 2002 apabila rasio efektivitas mencapai 1 100 persen berarti daerah tersebut mampu menjalankan tugasnya dengan efektif.

3.3.3. Tingkat Efisiensi

Efesiensi merupakan rasio yang menggambarkan perbandingan antara besarnya biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan dengan realisasi pendapatan yang diterima. Rumus yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi adalah sebagai berikut: 61 ∑ ∑ = PAD BPPAD Efi T . Keterangan : T. Efi = Tingkat efisiensi ΣBPPAD = Biaya pungut PAD ΣPAD = Realisasi Penerimaan PAD Semakin kecil rasio efisien berarti kinerja pemerintah semakin baik.Tahap-tahap penghitungan Rasio Efisiensi adalah: 1. Membuat tabel biaya dan realisasi penerimaan pajak dan retribusi daerah tahun anggaran 2003 sampai dengan tahun anggaran 2007 2. Menghitung biaya yang dikeluarkan untuk pemungutan PAD dan realisasi penerimaan PAD yang ditetapkan untuk masing-masing tahun anggaran 3. Membandingkan antara biaya pemungutan PAD dan realisasi penerimaan PAD yang ditetapkan untuk masing-masing tahun anggaran. 4. Menentukan Tingkat Efisiensi dimana kinerja pemerintah daerah dalam melakukan pemungutan pendapatan dikategorikan efisien apabila rasio yang dicapai kurang dari 1 100 persen.

3.3.4. Perancangan Progam dengan Metode AHP

Perancangan program dengan metode AHP dilakukan setelah melalui tiga 3 tahap Focus Group Discussion FGD, wawancara, dan analisis data sekunder. Ketiga tahap FGD tersebut yaitu: a. Focus Group Discussion Tahap 1 FGD tahap 1 responden yang terdiri dari unsur Kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah PPKAD, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Bappeda, Sekretaris Daerah, serta Wakil Ketua DPRD diminta untuk memberikan pandangannya tentang strategi dan kriteria yang dinilai akan dapat meningkatkan PAD Kabupaten Lampung Barat. Hasil yang diperoleh dari FGD tahap 1 adalah berupa 5 strategi dan 5 kriteria tersebut dan 62 kemudian menjadi dasar bagi peneliti untuk menyusun kuesioner. Kuesioner yang dibuat adalah untuk melihat bobot prioritas yang diberikan oleh setiap responden terhadap setiap strategi yang akan menjadi program berdasarkan kriteria-kriteria dengan metode Analytical Hierarchy Process AHP dan dapat dilihat pada Lampiran 1. Jawaban dari responden dihimpun untuk kemudian dimasukkan sebagai strategi untuk menentukan prioritas program peningkatan PAD yang akan disusun dalam kajian. Lima strategi yang dinilai penting oleh responden dari hasil FGD tahap 1 yaitu: 1 Peningkatan keahlian SDM dan insentif petugas, 2 Pengembangan sektor unggulan, 3 Pembangunan infrastruktur, 4 Perbaikan sistem informasi dan administrasi pelaporan, dan 5 Pemberdayaan BUMD dan bagi hasil sumberdaya alam. Alasan dari pemilihan 5 strategi yang dinilai dapat meningkatkan PAD Kabupaten Lampung Barat yaitu: 1 Peningkatan keahlian SDM dan insentif petugas Strategi ini sangat penting untuk dilakukan karena SDM dari petugas merupakan penetu efektif atau tidaknya suatu program. Meski programnya bagus namun jika SDM petugas pelaksananya tidak memadai maka program tersebut dapat menjadi tidak efektif dalam mencapai tujuannya. Peningkatan keahlian SDM terkait dengan penambahan keahlian agar mereka memiliki kompetensi yang memadai sehingga dapat menghasilkan admisnistrasi pelaporan yang lebih baik. Penyempurnaan sistem insentif untuk mendorong kinerja petugas pungut. 2 Pengembangan sektor unggulan Kabupaten Lampung Barat memiliki kondisi alam yang subur sehingga memungkan banyak potensi yang dapat dikembangkan menjadi sektor unggulan. Strategi ini dilakukan untuk menggali sumber-sumber daya lokal yang belum tergali agar dapat dikembangkan secara ekstensifikasi maupun intenfikasi sehingga penerimaan daerah dapat ditingkatkan. Penggalian sumberdaya lokal dapat diperoleh dari telaahan data kontribusi setiap sektor 63 yang ada dari PAD maupun PDRB. 64 3 Pembangunan infrastruktur Strategi ini dimaksudkan untuk merangsang tumbuhnya sektor- sektor basis maupun non-basis perekonomian. Pembangunan infrastruktur biasanya memang membutuhkan banyak dana anggaran namun bisa menjadi strategi yang tepat jika memang dibutuhkan masyarakat dalam mengembangkan perekonomiannya sehingga dapat memacu peningkatan PAD Kabupaten Lampung Barat. 4 Perbaikan sistem informasi dan administrasi pelaporan Strategi ini melibatkan berbagai pihak baik perangkat tekonologi, sistem administrasi dan petugas. Sistem informasi dan administrasi pelaporan penting untuk mendukung transparansi penerimaan PAD agar sesuai dengan kondisi di lapangan. Dengan sistem informasi yang baik dan tertib administrasi pelaporan pengawasan pada penerimaan daerah dapat terkendali dan menghindari adanya kebocoran-kebocoran. 5 Pemberdayaan BUMD dan bagi hasil sumberdaya alam Sejalan dengan strategi pemerintah pusat yang memprioritaskan agar Badan Usaha Milik Negara BUMN seperti Pertamina dan Telkom untuk lebih banyak memberikan keuntungan, maka begitu juga dengan pemerintah daerah. Pemerintah daerah pun dapat melakukan orientasi pada strategi untuk lebih memberdayakan Badan Usaha Milik Daerah BUMD sehingga dapat meningkatkan penerimaan daerah dari laba perusahaan daerah dan lain-lain pendapatan yang sah. Pemerintah dapat menyertakan modalnya di BUMD yang berpotensi, seperti Bank Pembangunan Daerah maupun kelembagaan daerah lainnya. Sejalan dengan pemberdayaan BUMD maka pemerintah pun dapat memperoleh lebih banyak lagi pendapatan dari bagi hasil pengambilan dan pengolahan sumberdaya alam. Jadi strategi pemberdayaan BUMD dan bagi hasil sumberdaya alam dapat menjadi strategi yang perlu 65 dipertimbangkan dalam upaya meningkatkan PAD Kabupaten Lampung Barat. Ke lima 5 strategi tersebut akan diniliai bobot prioritasnya berdasarkan oleh responden berdasarkan kriteria. Lima kriteria yang dinilai penting oleh responden dari hasil FGD untuk meningkatkan PAD Kabupaten Lampung Barat yaitu: 1 efektivitas, 2 potensi Sumber Daya Manusia SDM, 3 anggaran biaya, 4 potensi pengembangan, dan 5 kemudahan. Kriteria yang dipilih ini memberikan penekanan pada suatu hal yang berbeda dengan kriteria lainnya. Jika suatu kriteria tertentu diprioritaskan, maka kriteria yang lain menjadi kurang diprioritaskan atau bobot prioritasnya berada setelah kriteria yang bobotnya berada di atasnya. Jadi hal ini akan memungkinkan bahwa suatu strategi berdasarkan suatu kriteria tertentu akan dinilai perlu diprioritaskan, namun berdasarkan kriteria lain strategi tersebut kurang perlu diprioritaskan. Penjelasan dari tiap-tiap kriteria tersebut yaitu: 1 Kriteria efektivitas Kriteria ini diperlukan untuk menilai setiap strategi dalam perancangan program untuk meningkatkan PAD. Hal ini sejalan dengan dibutuhkannya rasio efektivitas dalam menilai kinerja keuangan pemerintah. Sehingga kriteria ini menekankan pada seberapa efektifnya strategi tersebut dalam mencapai target yang sudah ditetapkan. Semakin efektif suatu strategi maka strategi tersebut semakin diprioritaskan. 2 Kriteria potensi Sumber Daya Manusia SDM Kriteria ini diperlukan dalam menilai setiap strategi karena sumberdaya manusia SDM yang ada pada petugas pungut merupakan modal bagi efektif atau tidaknya pelaksanaan suatu program. Kriteria ini menekankan pada kualitas maupun kuantitas SDM. Kualitas berkaitan dengan kemampuan baik dari latar belakang pendidikan dan keahlian, sedangkan kuantitas berkaitan dengan ketersediaan SDM dilihat dari segi jumlah untuk melaksanakan strategi tersebut. Semakin tersedianya dan berpotensi SDM berarti strategi semakin diprioritaskan untuk dilaksanakan. 66 3 Kriteria anggaran biaya Kriteria anggaran biaya menekankan pada ketersediaan dana anggaran dan besar kecilnya pembiayaan yang diperlukan untuk pelaksanaan strategi peningkatan PAD. Hal ini sejalan dengan rasio efisiensi dalam penilaian kinerja keuangan pemerintah, khususnya terkait dengan pengeluaran. Jika pelaksanaan suatu strategi memerlukan dana anggaran yang tidak terlalu besar namun dapat memberikan hasil yang besar, maka strategi akan semakin diprioritaskan 4 Kriteria potensi pengembangan Peneliti merasa ada begitu banyak strategi yang dapat dipilih untuk dapat meningkatkan PAD Kabupaten Lampung Barat. Namun yang ditekankan dari kriteria ini adalah ada atau tidaknya kemungkinan potensi yang dapat dikembangkan dan dilaksanakan. Semakin besar peluang dan potensinya strategi tersebut semakin diprioritaskan pelaksanaannya. 5 Kriteria kemudahan Strategi yang hendak dipilih memiliki bobot mudah atau tidaknya untuk dilaksanakan. Suatu strategi mungkin akan dipilih karena hasilnya efektif untuk meningkatkan PAD, namun jika tidak mudah untuk dilaksanakan, maka nilai dari kriteria kemudahan untuk strategi tersebut menjadi rendah. Jadi jika suatu strategi semakin mudah untuk dilaksanakan baik secara sistem maupun administrasi berarti strategi semakin diprioritaskan. Setelah ditetapkannya strategi dan kriteria untuk mencapai tujuan, maka hirarki yang tepat untuk menggambarkannya disajikan pada Gambar 2 untuk kemudian dianalisis dengan menggunakan metode AHP. Pada tahap selanjutnya peneliti kembali melakukan diskusi melalui telepon dengan responden ekspert memberitahukan strategi-strategi hasil analisis AHP yang kemungkinan akan menjadi rancangan program untuk meningkatkan PAD Kabupaten Lampung Barat. Responden pun dapat memberikan sikap setuju atau tidaknya tentang analisis hasil AHP tersebut. 67 68 b. Focus Group Discussion Tahap 2 Tahap 2 dari FGD ini merupakan media yang digunakan peneliti dan responden untuk bersama-sama merumuskan strategi dan program untuk meningkatkan PAD Kabupaten Lampung Barat. Gambar 2. Hirarki Pemilihan Strategi Peningkatan PAD di Kabupaten Lampung Barat Strategi Peningkatan Potensi Anggara n Efektivit as Kemudah an Potens i Peningkatan keahlian S D M dan insentif pet u gas Pembangu nan Infrastrukt u r Tujuan Kriteri Alternat Pemberdayaan BUM D dan bagi hasil sumber daya alam Perbaikan sistem informasi dan administrasi pelaporan Pengembangan Sektor Unggulan 69

IV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN LAMPUNG BARAT

4.1. Letak Geografis

Kabupaten Lampung Barat dengan ibukota Liwa yang merupakan pemekaran dari Kabupaten Lampung Utara adalah salah satu dari sepuluh kabupatenkota di wilayah Propinsi Lampung. Kabupaten ini dibentuk berdasarkan Undang-Undang No. 6 Tahun 1991 pada tanggal 16 Juli 1991 dan diundangkan pada tanggal 16 Agustus 1991, dengan batas-batas geografis sebagai berikut: a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Bengkulu Selatan Propinsi Bengkulu dan Kabupaten Ogan Komering Ulu Propinsi Sumatera Selatan. b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Lampung Utara, Kabupaten Lampung Tengah dan Kabupaten Tanggamus c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Indonesia dan Selat Sunda Wilayah Kabupaten Lampung Barat memiliki luas sebesar 4.950,40 Km 2 atau 13,99 persen dari Luas Wilayah Propinsi Lampung. Wilayah Kabupaten Lampung Barat secara Administratif meliputi 17 tujuh belas kecamatan dan terdiri dari 175 Desa BPS, Tahun 2008.

4.2. Keadaan Topografi

Letak Kabupaten Lampung Barat pada koordinat : 4, 47, 16 - 5°, 56, 42 Lintang Selatan dan 103°, 35, 8 - 104, 33, 51 Bujur Timur. Secara Topografi Kabupaten Lampung Barat dibagi menjadi 3 tiga unit topografi yakni: a. Daerah dataran rendah ketinggian 0 sampai 600 meter dari permukaan Laut. b. Daerah berbukit Ketinggian 600 sampai 1.000 meter dari permukaan Taut c. Daerah pegunungan Daerah ketinggian 1.000 sampai dengan 2.000 meter dari permukaan laut Keadaan wilayah sepanjang Pantai Pesisir Barat umumnya datar sampai berombak dengan kemiringan berkisar 3˚ sampai 5˚. Di bagian barat laut Kabupaten Lampung Barat terdapat gunung-gunung dan bukit, yaitu Gunung

Dokumen yang terkait

Analisis Flypaper Effect Dana Alokasi Umum (DAU), Pendapatan Asli Daerah (PAD), Belanja Daerah Terhadap Efisiensi Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Sumatera Utara

3 74 100

Strategi Pelaksanaan Retribusi Terminal Guna Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Di Kota Rantauprapat (Studi Pada Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika Kabupaten Labuhanbatu)

4 112 94

Strategi Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Melalui Penerimaan Retribusi Izin Mendidirikan Bangunan

19 165 120

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah, dan Dana Perimbangan terhadap Belanja Modal pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

2 38 82

Analisis Pengaruh Tingkat Kemandirian Fiskal, Pendapatan Asli Daerah Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Melalui Belanja Modal Di Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara

1 30 114

Analisis Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Deli Serdang Dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah.

1 81 92

Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU) Dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Terhadap Belanja Langsung Pemerintah Kabupaten/Kota Di Sumatera Barat

3 56 90

Upaya-Upaya Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Melalui Penerimaan Retribusi Terminal Angkutan Penumpang Umum Dan Angkutan Barang Yang Dikelola Dinas Perhubungan Kota Padang Sidempuan

10 96 69

Strategi Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah (Studi...

0 37 3

Peran Kegiatan Kemetrologian Terhadap Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Pemerintah Kabupaten...

0 23 3