Pertumbuhan Ekonomi ƒ Kabupaten Lampung Barat

75 PDRB Nasional disumbang dari tidak kurang dari 5 persen penduduk yang bermatapencaharian sebagai pengusaha. Laju pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Lampung Barat pada tahun 2009 diperkirakan akan tumbuh positif dengan skenario pesimis under estimasi diperkirakan 4-5 persen dengan asumsi pertumbuhan sektor di luar sektor pertanian mengalami laju pertumbuhan yang sama dengan pertumbuhan tahun lalu dan turunnya nilai tambah bruto sub sektor perkebunan. Perubahan indikator ekonomi makro secara nasional akan mempengaruhi perekonomian di daerah antara lain perubahan nilai tukar mata uang US, dan perkembangan harga minyak mentah dunia walaupun belum terasa secara langsung tetapi akan mempengaruhi kinerja perdagangan luar negeri dan dalam negeri, sedangkan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2008 diperkirakan sekitar 6,5 persen dan pada tahun 2008 sebesar 7,2 persen dengan laju inflasi sebesar 4,0 persen sesuai RPJM Nasional 2004 - 2009, maka secara umum pertumbuhan ekonomi dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Pertumbuhan Ekonomi dan Kontribusi Sektor terhadap PDRB Kabupaten Lampung Barat Tahun 2005 – 2006 Tahun Uraian 2005 2006 a. Pendapatan Perkapita Rupiah 3.456.298,62 3.686.254,16

b. Pertumbuhan Ekonomi ƒ Kabupaten Lampung Barat

ƒ Propinsi Lampung 4,60 4,60 2,6 5,3 c. Peranan Sektor Terhadap PDRB ƒ Pertanian ƒ Pertambangan dan Penggalian ƒ Industri Pengolahan ƒ Listrik Air Bersih ƒ Bangunan ƒ Perdagangan, Hotel Restoran ƒ Angkutan Komunikasi ƒ Keuangan, Persewaan Jasa Perusahaan ƒ Jasa-Jasa 64,68 1,31 2,59 0,24 3,75 62,09 1,56 2,83 0,24 3,77 76 18,51 2,87 2,33 3,72 20,02 3,14 2,62 3,73 Sumber : BPS Kabupaten Lampung Barat, Tahun 2007 Pada periode tahun 2000 sampai dengan tahun 2006 struktur perekonomian Kabupaten Larnpung Barat didominasi oleh lapangan usaha pertanian dengan peranan sebesar 64,46 persen pada tahun 2001; 65,01 persen pada tahun 2002; 64,30 persen pada tahun 2003; 65,29 persen pada tahun 2004, 64,68 persen pada tahun 2005 dan pada tahun 2006 sebesar 62,09 persen. Kondisi ini menunjukkan peranan lapangan usaha pertanian sangat kuat sehingga pengembanganya akan berdampak terhadap perekonomian secara keseluruhan. Besarnya peranan sektor pertanian dalam pembentukan PDRB sektoral diperkirakan akan bertahan hingga 25 tahun mendatang hal ini ditunjukkan dalam periode 5 tahun, sebelumnya tidak banyak terjadi perubahan persentase sumbangan rnasing-masing sektor lainnya. Pada tahun 2006 dari sembilan sektor , yang ada, sektor pertambangan dan penggalian adalah sektor paling tinggi laju pertumbuhannya sebesar 21,67 persen. Dalam hal penyerapan tenaga kerja sektor pertanian merupakan sektor terbanyak yang menyerap tenaga kerja berdasarkan banyaknya jumlah angkatan kerja yang bekerja di sektor ini mencapai 79,79 persen berdasarkan data susenas 2006. Dari 62,09 persen dari peranan sektor pertanian terhadap PDRB dimana sub sektor perkebunan adalah penyumbang terbesar yaitu 41,97 persen. Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi perekonomian suatu daerah dalam suatu periode tertentu adalah Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga berlaku maupun harga konstan. PDRB atas dasar harga berlaku dapat digunakan untuk melihat pergeseran struktur ekonomi, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi. Sementara itu PDRB 77 per kapita riil harga konstan biasa digunakan untuk mengukur tingkat pendapatankesejahteraan suatu daerah. Berdasarkan komposisi PDRB harga berlaku, pertanian merupakan sektor yang mempunyai kontribusi paling besar di Kabupaten Lampung Barat. Sumbangan sektor pertanian terhadap pembentukan PDRB pada tahun 2006 sebesar 64,65 persen. Nilai sektor pertanian pada tahun tersebut sejumlah 910.009,43 juta rupiah. Sektor lainnya yang mempunyai kontribusi cukup besar adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 16,67 persen dan sektor jasa-jasa sebesar 9,13 persen. Ketiga sektor tersebut menjadi tulang punggung perekonomian Kabupaten Lampung Barat. Kontribusi ketiga sektor tersebut terhadap PDRB harga berlaku di Kabupaten Lampung Barat sebesar 90,453 persen. Untuk dapat lebih jelasnya dapat dilhat pada Tabel 16. Tabel 16. Produk Domestik Bruto Kabupaten Lampung Barat Menurut Lapangan Usaha atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan tahun 2006 2006 Harga Berlaku Harga Konstan No Lapangan Usaha Nilai Nilai 1 Pertanian 91.009,43 64,65 747.479,46 62,09 2 Pertambangan 23.988,57 1,60 18.751,24 1,56 3 Industri pengolahan tanpa MIGAS 39.828,75 2,65 34.042,61 2,83 4 Listrik dan Air Bersih 2.999 0,20 2.877,41 0,24 5 Bangunan 48.020,64 3,20 45.347,84 3,77 6 Perdagangan, hotel dan restoran 250.091,50 16,67 241.060,58 20,02 7 Pengangkutan dan komunikasi 53.897,06 3,59 37.794,77 3,14 8 Keungan, persewaan, dan jasa perusahaan 34.483,58 2,30 31.589,88 2,62 9 Jasa-jasa 137.016,41 9,13 44.962,23 3,73 78 Sumber : BPS Kabupaten Lampung Barat Tahun 2007 4.6. Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Lampung Barat Secara keseluruhan perbandingan PAD Kabupaten Lampung Barat terhadap APBD mengalami peningkatan setiap tahunnya. Dari keempat sumber PAD Kabuapten Lampung Barat, sumber yang berupa lain-lain pendapatan yang sah memberi kontribusi terbesar bagi penerimaan PAD Kabupaten Lampung Barat. Kontribusi dari sumber PAD ini hampir stabil dan memberikan kontribusi sekitar 50 persen dari penerimaan PAD setiap tahunnya. Bahkan di tahun 2002 dan 2006 kontribusinya mencapai 68,18 persen dan 61,48 persen. Sumber PAD yang menempati posisi ke dua dalam memberi kontribusi terbesar pada PAD Kabupaten Lampung Barat adalah retribusi daerah, kemudian disusul oleh oleh pajak daerah, dan laba perusahaan daerah. Besarnya kontribusi dalam persentase sumber-sumber PAD terhadap total PAD pada tahun 2001-2007 diperlihatkan pada Tabel 17. Tabel 17. Persentase Kontribusi Sumber-sumber PAD terhadap Total PAD Tahun 2001-2007 Jenis Penerimaan Tahun 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 Pajak Daerah 24.46 17.52 17.16 18.29 18.51 16.04 15.15

Dokumen yang terkait

Analisis Flypaper Effect Dana Alokasi Umum (DAU), Pendapatan Asli Daerah (PAD), Belanja Daerah Terhadap Efisiensi Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Sumatera Utara

3 74 100

Strategi Pelaksanaan Retribusi Terminal Guna Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Di Kota Rantauprapat (Studi Pada Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika Kabupaten Labuhanbatu)

4 112 94

Strategi Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Melalui Penerimaan Retribusi Izin Mendidirikan Bangunan

19 165 120

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah, dan Dana Perimbangan terhadap Belanja Modal pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

2 38 82

Analisis Pengaruh Tingkat Kemandirian Fiskal, Pendapatan Asli Daerah Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Melalui Belanja Modal Di Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara

1 30 114

Analisis Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Deli Serdang Dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah.

1 81 92

Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU) Dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Terhadap Belanja Langsung Pemerintah Kabupaten/Kota Di Sumatera Barat

3 56 90

Upaya-Upaya Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Melalui Penerimaan Retribusi Terminal Angkutan Penumpang Umum Dan Angkutan Barang Yang Dikelola Dinas Perhubungan Kota Padang Sidempuan

10 96 69

Strategi Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah (Studi...

0 37 3

Peran Kegiatan Kemetrologian Terhadap Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Pemerintah Kabupaten...

0 23 3