106
VI. RANCANGAN PROGRAM UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KABUPATEN LAMPUNG BARAT
Setelah diperoleh strategi terpilih untuk meningkatkan penerimaan PAD Kabupaten Lampung Barat yang kemudian untuk dibuatkan
rancangan programnya, maka hal pertama yang perlu juga dilakukan adalah menetapkan visi dan misi Kabupaten Lampung Barat terlebih
dahulu. Visi dan misi memiliki peran penting dalam meloloskan strategi dan rancangan program yang akan dilaksanakan. Jika tidak sesuai
dengan visi dan misinya, maka kemungkinan strategi dan rancanagan program tidak dapat dilaksanakan. Setelah itu barulah dapat disusun
rancangan program untuk meningkatkan PAD Kabupaten Lampung Barat yang sesuai dengan visi dan misi kabupaten.
6.1. Visi dan Misi Kabupaten Lampung Barat Mempertimbangkan berbagai masalah antara lain potensi daya
dukung sumberdaya yang dimiliki, kondisi yang dihadapi, hambatan dan kendala yang menjadi titik lemah pembangunan serta tantangan dan
peluang pembangunan yang dihadapi maka visi pembangunan Kabupaten Lampung Barat adalah ”Terwujudnya Masyarakat Lampung Barat yang
CEKATAN Cerdas, Kreatif, Aman, Taqwa dan Andalan”. Guna mewujudkan visi Kabupaten Lampung Barat, maka misi pembangunan
ditetapkan sebagai berikut : 1. Melaksanakan kualitas kehidupan beragama dan kerukunan hidup
umat beragama, serta mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender. 2. Mengentaskan kemiskinan berbasis ekonomi kerakyatan serta
pembangunan yang berwawasan lingkungan dan berkesinambungan. 3. Meningkatkan pelayanan kesehatan dan pendidikan yang berkualitas
dan terjangkau. 4. Meningkatkan kualitas pelayanan umum, jaringan transportasi, dan
komunikasi.
5. Meningkatkan kesadaran politik dan demokrasi guna menciptakan
107
pemerintahan yang bersih dan baik dan mewujudkan keamanan, ketertiban dan kenyamanan.
Dalam rangka peningkatan sumber daya manusia bertitiktolak pada upaya pembangunan bidang pendidikan. Semakin tinggi tingkat
pendidikan penduduk diharapkan akan sernakin baik kualitas sumberdaya manusianya. Sejumlah penelitian mengungkapkan adanya hubungan
positif antara pendidikan dan produktifitas. Kondisi geografis suatu daerah ternyata baik secara langsung maupun tidak langsung
berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusianya. Persentase Melek huruf merupakan indikator yang menggambarkan tingkat
kemampuan masyarakat dalam membaca dan menulis. Permasalahan yang berkaitan dengan pendidikan di Kabupaten Lampung Barat antara
lain masih rendahnya mutu output pendidikan pada semua jenjang pendidikan, kurangnya motivasi dari siswa dan orang tua terhadap
peningkatan mutu pendidikan dan rendahnya tingkat pendapatan masyarakat serta masih kurangnya sarana prasarana pendidikan.
Pembangunan kesehatan di Kabupaten Lampung Barat di arahkan pada optimalisasi SDM dan prasarana yang sudah ada serta dengan
peningkatan kesadaran masyarakat terhadap pola hidup sehat dan fungsi pelayanan kesehatan.
Potensi dan kondisi bidang ekonomi di Kabupaten Lampung Barat secara umum dapat dikatakan baik, ini dapat digambarkan oleh indikator
ekonomi PDRB selama lima tahun terakhir dengan menunjukkan nilai positif walaupun berfluktuasi. Pertumbuhan puncaknya sebesar 5,35
pada tahun 2004 ini ditunjang dengan stabilnya harga-harga pada tahun tersebut. Penambahan nilai nominal PDRB atas harga yang berlaku naik
sebesar 6,88 pada tahun 2005 naik sebesar 7,30 dan pada tahun 2006 mencapai 10,02 hal ini disebabkan oleh kenaikan harga-harga komoditi
yang dihasilkan. 6.2. Rancangan Program Peningkatan PAD Kabupaten Lampung
Barat Untuk mewujudkan visi Kabupaten Lampung Barat yang
mengupayakan ”Terwujudnya Masyarakat Lampung Barat yang CEKATAN Cerdas, Kreatif, Aman, Taqwa dan Andalan” diperlukan sumberdaya
108
keuangan yang mencukupi. Dalam hal ini yang dibutuhkan khususnya adalah PAD dari sumber-sumber PAD yang ada di Kabupaten Lampung
Barat itu sendiri. Kabupaten Lampung Barat yang masih cukup tergantung pada pemerintah pusat, berusaha untuk meningkatkan PAD-nya.
Hasil sintesis AHP dapat mengarahkan pada penyusunan suatu rancangan program peningkatan PAD Kabupaten Lampung Barat. Tentu
saja rancangan program untuk meningkatkan PAD ini juga melibatkan analisis terhadap peran dari sumber-sumber PAD yang berpotensi untuk
dapat berkontribusi dalam meningkatkan PAD Kabupaten Lampung Barat. Sintesis memperlihatkan bahwa kriteria efektivitas merupakan kriteria
yang paling diprioritaskan dibanding 4 kriteria lainnya, strategi yang dikedepankan dalam peningkatan PAD Kabupaten Lampung Barat yaitu
perbaikan sistem informasi dan administrasi pelaporan.
Namun peneliti memiliki asumsi bahwa dalam menetapkan suatu rancangan program, sebaiknya tidak hanya berdasarkan dari satu sumber analisis saja,
misalnya dari analisis AHP. Perlu adanya elaborasi data dari sumber lainnya, misalnya telaahan data sekunder. Peneliti pun melakukan analisis data sekunder
terhadap PDRB dan sumber-sumber PAD Kabupaten Lampung Barat dari tahun 2001-2007 untuk mendukung penyusunan rancangan program peningkatan PAD
Kabupaten Lampung Barat. Meski bunga deposito dan jasa giro merupakan 2 sumber terbesar yang berkontribusi pada sumber PAD yaitu lain-lain pendapatan
yang sah, namun hal tersebut tidak dapat dijadikan sebagai sumber peningkatan PAD selanjutnya. Harus adanya upaya yang dijalankan pemerintah untuk
mengembangkan sumber-sumber penerimaan PAD dan bukan hanya berasal dari perolehan bunga deposito ataupun jasa giro. Oleh karena itu peneliti menetapkan
strategi pengembangan sektor unggulan menjadi strategi yang paling diprioritaskan dalam meningkatkan PAD Kabupaten Lampung Barat. Jika
kabupaten ini sudah memiliki potensi unggulan yang memang berasal dari upaya yang dijalankan pemerintah maka untuk selanjutnya potensi unggulan tersebut
dapat menjadi kekuatan bagi kabupaten ini untuk terus mengembangkan potensi tersebut sehingga PAD pun dapat terus meningkat. Rancangan program
peningkatan PAD Kabupaten Lampung Barat terdiri dari strategi, program, kegiatan, pelaksanaan, dan waktu pelaksanaan disajikan pada Tabel 28.
109
Tabel 28. Rancangan Program Peningkatan PAD Kabupaten Lampung Barat
No Strategi Program
Kegiatan Pelaksanaan
Waktu pelaksanaa
n Tahun
1 Pengem bangan
sektor unggulan
Mengidentifikasi sumber-sumber PAD
yang masih dapat ditingkatkan untuk
meningkatkan PAD. 1. Menggerakkan kegiatan yang
terkait dengan kehutanan. 2. Menggerakkan sektor pariwisata.
Menggiatkan retribusi pemungutan kayu melalui IPKTM.
Menggiatkan pajak restoran yang mendukung pengembangan sektor
pariwisata
Tahun 2010
Melakukan perhitungan terhadap target
penerimaan dari masing-masing sumber
PAD. Menggunakan laporan penerimaan
PAD untuk menghitung seberapa besar target penerimaan PAD yang
sesungguhnya dari setiap sumber PAD
Dengan mengetahui berapa target penerimaan sesungguhnya hal tersebut
merupakan suatu sistem pengawasa.
2 Perbaikan sistem
informasi dan
Menyusun sistem pemungutan
terpadu dan 1. Menyusun sistem pemungutan
yang terstruktur sehingga akan menghasilakan laporan yang
valid.
Penyusunan sistem pemungutan yang sistematis sehingga akan menghasilkan
data yang valid dari 17 kecamatan. Tahun 2011
110
administrasi pelaporan
pengawasan ketat.
2. Adanya sistem pengawasan yang melekat sehingga data yang
masuk adalah data yang sesuai dengan kondisi di lapangan.
Tidak membiarkan data yang masuk tanpa di- crosscheck terlebih dahulu baik pada
petugas pungut atau
stakeholder lainnya yang terkait sehingga pada akhirnya akan
dihasilkan data yang sesuai dengan kondisi di lapangan.
No Strategi Program
Kegiatan Pelaksanaan
Waktu pelaksanaa
n Tahun
111
2 Perbaikan sistem
informasi dan
administrasi pelaporan
Menyusun sistem pemungutan
terpadu dan pengawasan ketat.
Memberikan insentif terhadap
petugas pungut. 3. Mengadakan pendidikan dan
pelatihan serta penataran bagi petugas.
4. Sosialisasi Peraturan Daerah Perda tentang pungutan pajak
dan retribusi daerah. 5. Memberitahukan pada petugas
pungut tentang berapa target penerimaan yang harus ia
peroleh setiap harinya. Memberikan insentif terhadap
petugas pungut dengan sistem persentase.
Mengadakan pendidikan dan pelatihan serta penataran bagi aparatur yang terlibat dalam
penggalian potensi PAD, baik dari pelaksana lapangan perencana.
Sosialisasi Perda yang menyangkut pungutan pajak dan retribusi daerah oleh Bagian Hukum
bekerjasama dengan Camat, UPTD dan Kepala Desa.
Pemberitahuan tersebut secara tidak langsung merupakan salah satu bentuk pengawasan dalam
pemungutan. Memberikan insentif terhadap petugas pungut
dengan sistem persentase. 2011
112
3 Peningkata n keahlian
SDM dan insentif
petugas Mengadakan
pendidikan dan latihan profesi secara
terstruktur. 1. Mengirimkan aparatpetugas ke
jenjang pendidikan lebih tinggi. 2. Mengadakan pendidikan dan
pelatihan serta penataran bagi petugas.
Mengirimkan aparatpetugas lapangan maupun perencana untuk strudi lanjut baik S1 maupun S2.
Mengadakan pendidikan dan pelatihan serta penataran bagi aparatur yang terlibat dalam
penggalian potensi PAD, baik dari pelaksana lapangan maupun perencana.
2012
No Strategi Program
Kegiatan Pelaksanaan
Waktu pelaksanaa
n Tahun
113
4
5 Pember
dayaan BUMD
dan bagi
hasil sumber
daya alam
Pemban gunan
infrastr uktur
Meningkatkan kinerja BUMD dan kerjasama
dengan pihak swasta untuk investasi di Kabupaten
Lampung Barat.
Pembangunan beberapa infrastruktur
baru. 1. Sosialisasi Peraturan Daerah
Perda tentang pungutan pajak dan retribusi daerah.
2. Memberdayakan potensi lokal termasuk BUMD dan
bagi hasil sumberdaya alam dalam hal ini hasil hutan dan
perkebunan.
Membangun jalan dan irigasi yang menghubungkan antara
daerah-daerah yang berpotensi menghasilkan PAD.
Sosialisasi Perda yang menyangkut pungutan pajak dan retribusi daerah oleh Bagian Hukum bekerjasama
dengan Camat, UPTD dan Kepala Desa. Memberdayakan potensi lokal termasuk BUMD dan
bagi hasil sumberdaya alam. Meningkatkan retribusi daerah dari retribusi
pemungutan kayu serta dari retribusi izin pengambilan hasil hutan ikutan.
Meningkatkan penerimaan pajak penerangan jalan. 2013
2014
114
Strategi pengembangan potensi unggulan tetap menjadi strategi yang diprioritaskan dalam rancangan program peningkatan PAD meski nilai sintesis
AHP strategi ini hanya sebesar 0,097 dan dari hasil analisis per kriteria menempatkan strategi ini di prioritas ke tiga 3 berdasarkan potensi
pengembangan SDM dan kemudahan; prioritas ke empat 4 berdasarkan kriteria efektivitas; serta prioritas ke lima 5 berdasarkan anggaran biaya dan
pengembangan sektor unggulan. Strategi ini termasuk pada strategi cukup mudah dilaksanakan meski membutuhkan biaya besar dan sedikit untuk dapat
mengembangkan keahlian SDM sehingga akan kurang efektif. Hasil olahan AHP tersebut dapat dijadikan acuan dalam perancangan program namun jangan
dijadikan standar yang tidak dapat berubah. Pemerintah Kabupaten Lampung Barat harus berani memulai sesuatu yang dapat meningkatkan penerimaan PAD
dan dapat menurunkan tingkat ketergantungan terhadap pemerintah pusat meski strategi ini pun dinilai kurang dapat dikembangkan berdasarkan potensi
pengembangan. Penentuan untuk memprioritaskan strategi ini pada tahun 2010 juga
dikarenakan adanya hubungan erat antara strategi ini dengan besarnya sumber PAD yang berupa retribusi daerah, khususnya dari kontribusi dari retribusi
pemungutan kayu yang mencapai 5,71 pada tahun 2007. Retribusi pemungutan kayu yang dimaksud adalah retribusi hutan biasa yang berasal dari iuran hasil
hutan IHH dan Izin Pemanfaatan Kayu Tanah Masyarakat IPKTM. Namun IHH tidak mutlak milik kabupaten, namun kabupaten membagi hasil perolehan
IHH tersebut dengan menyetorkan sebagian IHH pada propinsi. IHH diproses jika masyarakat hendak membawa hasil kayunya ke luar kabupaten. Hanya IPKTM
yang merupakan retribusi mutlak milik kabupaten. Pungutan kayu yang masuk retribusi mensyaratkan kayunya harus berasal dari tanah masyarakat. Ketika
masyarakat memotong kayu miliknya untuk dimanfaatkan atau dijual, mereka harus mendaftarkannya terlebih dahulu ke Dinas Kehutanan untuk dikenakan
retribusi. Retribusi yang dikenakan adalah sebesar Rp. 30.000m
3
. Kayu-kayu tersebut oleh masyarakat dapat dijual ke perusahaan dalam bentuk kayu mentah
atau kayu olahan. Jadi dengan semakin banyaknya kayu yang dimanfaatkan oleh
115 masyarakat dari tanah mereka dan tidak dibawa keluar kabupaten ini, maka
retribusi peningkatan kayu akan semakin meningkat melalui IPKTM. Penerimaan lain dari sumber PAD yang cukup besar adalah berupa pajak
restoran. Pajak restoran ini juga memiliki kontribusi pada penerimaan PAD dan dinilai berpotensi untuk dikembangkan, terlebih lagi jika dikaitkan dengan
pengembangan sektor pariwisata. Di Kabupaten Lampung Barat ini cukup banyak dapat ditemui obyek pariwisata, baik wisata alam, tirta, bahari maupun budaya.
Obyek pariwisata ini cukup banyak mendatangkan wisatawan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Bahkan wisata alam yang berupa pantai di pesisir
Lampung Barat ada yang cukup terkenal dengan karena dapat menyaingi pantai Hawai, Amerika. Jika wisatawan yang datang semakin banyak, industri restoran
merupakan industri penunjang yang sangat mendukung. Dari sektor tersebut pemerintah dapat mengambil retribusi restoran. Jadi sebenarnya masih ada potensi
dari Kabupaten Lampung Barat yang perlu dikembangkan sehingga diharapkan dapat berkontribusi dalam peningkatan PAD. Terlebih lagi dari data Produk
Domestik Bruto Kabupaten Lampung Barat memperlihatkan bahwa lapangan usaha pertanian termasuk di dalamnya kehutanan dan perdagangan hotel serta
restoran menempatai peringkat satu dan dua terhadap PDRB. Jadi secara eksplisit terlihat bahwa ada potensi dari sektor unggulan di Kabupaten Lampung Barat
yang masih dapat dikembangkan untuk meningkatkan PAD. Strategi kedua yang selanjutnya dapat dilaksanakan pada tahun 2011 untuk
meningkatkan PAD adalah perbaikan sistem informasi dan administrasi pelaporan. Dari hasil analisis AHP strategi ini menduduki prioritas pertama
dengan nilai 0,344, dan bila dianalisis dari setiap kriteria kriteria maka strategi ini juga menduduki prioritas ke satu 1 berdasarkan kriteria potensi SDM, anggaran
biaya, kemudahan, dan potensi pengembangan. Sedangkan berdasarkan kriteria efektivitas strategi ini berada di prioritas ke tiga 3. Hasil analisis dari setiap
kriteria tersebut menjadikan pengejawantahan dari strategi ini sebagai strategi yang dapat meningkatkan keahlian SDM dan insentif petugas, membutuhkan
anggaran yang tidak terlalu besar, mudah untuk dilaksanakan, berpotensi untuk dikembangkan, serta cukup efektif untuk meningkatkan PAD Kabupaten
Lampung Barat.
116 Namun dengan ditetapkannya strategi perbaikan sistem pengembangan
sektor unggulan menjadi strategi yang diprioritaskan dari rancangan program untuk meningkatkan PAD Kabupaten Lampung Barat, namun hal ini tidak berarti
strategi lainnya tidak dapat dilaksanakan. Dari strategi-strategi tersebut juga dapat dibuat rancangan program yang di dalamnya juga terdiri dari kegiatan,
pelaksanaan, dan jadwal pelaksanaannya. Program ke dua yaitu perbaikan sistem informasi dan administrasi pelaporan
dimana bentuk program dari strategi ini yaitu menyusun database 17 Kecamatan, sedangkan bentuk kegiatannya adalah perbaikan dan pengadaan untuk sistem
komputerisasi pendataan, pencatatan dan pelaporan. Penyusunan sistem pendataan dan pelaporan memanfaatkan sistem teknologi informasi merupakan bentuk
pelaksanaannya. Bentuk dari program, kegiatan, dan pelaksanaan dari strategi ini diharapkan dapat meningkatkan PAD Kabupaten Lampung Barat.
Bentuk program dari strategi ini yaitu menyusun sistem pemungutan terpadu dan pengawasan ketat. Kegiatannya terdiri dari menyusun sistem pemungutan
yang terstruktur sehingga akan menghasilakan laporan yang valid dan adanya sistem pengawasan yang melekat sehingga data yang masuk adalah data yang
sesuai dengan kondisi di lapangan. Sedangkan pelaksanaanya meliputi penyusunan sistem pemungutan yang sistematis sehingga akan menghasilkan data
yang valid dari 17 kecamatan dan tidak membiarkan data yang masuk tanpa di- crosscheck
terlebih dahulu baik pada petugas pungut atau stakeholder lainnya yang terkait sehingga pada akhirnya akan dihasilkan data yang sesuai dengan
kondisi di lapangan. Bentuk kegiatan lainnya adalah dengan memberitahukan pada pemungut tentang berapa target penerimaan yang harus ia peroleh setiap
harinya. Sehingga secara tidak langsung hal ini juga merupakan salah satu bentuk pengawasan dalam pemungutan.
Strategi perbaikan sistem informasi dan administrasi pelaporan ini dipilih juga menjadi yang dikedepankan karena sesuai dengan analisis kriteria potensi
SDM, anggaran biaya, kemudahan, dan potensi pengembangan menduduki yang prioritas teratas. Namun jika dianalisis dengan menggunakan kriteria efektivitas
peningkatan keahlian SDM dan insentif petugas menjadi strategi yang teratas dan
117 paling penting untuk dilaksanakan. Oleh karena itu dapat diasumsikan bahwa
pelaksanaan strategi perbaikan sistem informasi dan administrasi pelaporan akan efektif jika dibarengi juga pelaksanaan dari strategi peningkatan keahlian SDM
dan insentif petugas. Hal ini terlihat dari hasil sintesis AHP strategi ini yang mencapai nilai 0,232 dan adanya hasil analisis strategi ini berdasarkan kriteria
yang mendudukkan strategi ini pada prioritas ke satu 1 untuk kriteria efektivitas; prioritas ke dua 2 berdasarkan prioritas potensi SDM dan anggaran biaya; serta
prioritas ke empat 4 berdasarkan kriteria kemudahan dan potensi pengembangan. Tentu saja hal ini dapat dipahami karena SDM merupakan faktor
utama penentu efektif atau tidaknya suatu aktivitas sehingga dinilai sebagai strategi yang paling efektif untuk meningkatkan PAD, dapat meningkatkan
keahlian SDM, dan anggarannya tidak terlalu besar. Meski strategi ini tidak mudah untuk dilaksanakan dan kurang mampu mengembangkan potensi yang ada.
Bentuk program dari strategi peningkatan keahlian SDM dan insentif petugas yaitu dengan mengadakan pendidikan dan latihan profesi secara
terstruktur dan memberikan insentif terhadap petugas pungut dengan sistem persentase dan dapat dilaksanakan pada tahun 2012. Dari program yang
dicanangkan tersebut akan membawahi dari beberapa kegiatan, seperti mengirimkan aparatpetugas ke jenjang pendidikan lebih tinggi, mengadakan
pendidikan dan latihan serta penataran bagi aparatur yang terlibat dalam penggalian potensi PAD, baik dari pelaksana lapangan maupun perencana, serta
sosialisasi Perda tentang pungutan pajak dan retribusi daerah. Adanya peningkatan keahlian petugas, maka mereka dapat melakukan perbaikan sistem
informasi dan administrasi pelaporan yang terkait dengan PAD, khususnya untuk sumber-sumber yang memberikan kontribusi yang signifikan pada PAD, seperti
sumber pajak daerah misalnya pajak restoran, retribusi daerah misalnya retribusi pemungutan kayu dan non-kayu; serta retribusi pasar grosir atau
pertokoan serta lain-lain pendapatan yang sah seperti bunga deposito dan jasa giro. Jika hal ini sudah dapat dilaksanakan akan dapat meningkatkan pendapatan
PAD Kabupaten Lampung Barat. Strategi ke empat, yaitu pemberdayaan BUMD dan bagi hasil sumberdaya
alam, dimana programnya adalah meningkatkan kinerja BUMD dan kerjasama
118 dengan pihak swasta untuk investasi di Kabupaten Lampung Barat dapat
dilaksanakan pada tahun 2013. Hal ini didukung dengan hasil sintesis AHP strategi ini yang sebesar 0,212 serta hasil analisis setiap kriteria terhadap strategi
ini. Strategi ini menduduki prioritas ke dua 2 berdasarkan kriteria efektivitas, kemudahan, dan potensi pengembangan. Sedangkan jika menggunakan kriteria
potensi SDM dan dan anggaran biaya, strategi ini menduduki prioroitas ke tiga 3. Hasil analisis ini rancangan program dari strategi ini mengasumsikan akan
cukup efektif, mudah untuk dilaksanakan, merupakan salah satu potensi yang dapat dikembangkan, dan dapat mengembangkan SDM serta memerlukan biaya
yang tidak terlalu besar. Oleh karena itu kegiatan dari program strategi ini berupa upaya dari pemerintah untuk memberdayakan potensi lokal termasuk BUMD dan
bagi hasil sumberdaya alam dalam hal ini hasil hutan dan perkebunan. Dari Tabel 12 diperoleh bahwa retribusi daerah, yang berasal dari retribusi izin pengambilan
hutan hasil hutan dan retribusi pemungutan kayu dan non kayu, berkontribusi cukup besar pada PAD Kabupaten Lampung Barat.
Strategi yang terakhir yang dapat dilaksanakan yaitu pembangunan infrastruktur maka program yang akan dijalankan yaitu pembangunan beberapa
infrastruktur baru dapat dilaksanakan pada tahun 2015. Sebenarnya alternatif ini menduduki prioritas ke empat 4 berdasarkan kriteria potensi SDM dan anggaran
biaya; serta prioritas ke lima 5 jika dianalisis dengan menggunakan kriteria efektivitas, kemudahan, dan potensi pengembangan. Hasil ini mengasumsikan
bahwa strategi ini kurang dapat mengembangakan potensi SDM, membutuhkan anggaran biaya yang cukup besar, kurang efektif, kurang mudah dilaksanakan,
serta tidak mampu mengembangakan potensi SDM untuk meningkatkan PAD. Hal ini sesuai dengan nilai sintesis AHP yang sebesar 0,115. Namun bentuk
kegiatannya yang seperti pembangunan jalan dan irigasi dan menghubungkan antara daerah-daerah berpotensi menghasilkan PAD Kabupaten Lampung Barat
melalui pajak daerah, yaitu pajak penerangan jalan.
119 Setelah rancangan program selesai disusun, maka hal selanjutnya yang perlu
diperhatikan adalah indikator keberhasilan dari program yang akan dilaksanakan. Indikator keberhasilan dari rancangan program di atas adalah:
1. Diperolehnya data potensi PAD yang akurat. 2. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk membayar pajak dan retrebusi
daerah termasuk perizinan. 3. Cepat, efektif dan akurat sistem pendataan, pencatatan dan pelaporan
administrasi pajakretribusi daerah. 4. Meningkatnya realisasi penerimaan PAD yaitu terlampaui target yang
ditetapkan di Kabupaten Lampung Barat. 5. Kecilnya Kebocoran pajakretribusi.
Berdasarkan identifikasi kendala, ada lima permasalahan mendasar dalam peningkatan PAD di Kabupaten Lampung Barat, yaitu pemungutan PAD kurang
Efektif, SDM aparat, anggaran biaya, kemudahan atau dalam arti sukar berkaitan dengan wilayah dan segi teknis, dan potensi pengembangan. Beberapa
permasalahan dapat muncul dalam penerimaan PAD Kabupaten Lampung Barat sehingga diperlukan dukungan dari pihak-pihak terkait, seperti Dinas PPKAD,
BAPPEDA, DPRD dan Bupati, juga melibatkan pihak-pihak lain sebagai pendukung. Pihak-pihak tersebut adalah Bagian Umum, Bagian Hukum, Dinas
PU, Camat, Kepala pekondesa dan petugas pungut sebagai aparat terdepan.
120
VII. KESIMPULAN DAN SARAN