Letak Geografis Tingkat Pendidikan

69

IV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN LAMPUNG BARAT

4.1. Letak Geografis

Kabupaten Lampung Barat dengan ibukota Liwa yang merupakan pemekaran dari Kabupaten Lampung Utara adalah salah satu dari sepuluh kabupatenkota di wilayah Propinsi Lampung. Kabupaten ini dibentuk berdasarkan Undang-Undang No. 6 Tahun 1991 pada tanggal 16 Juli 1991 dan diundangkan pada tanggal 16 Agustus 1991, dengan batas-batas geografis sebagai berikut: a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Bengkulu Selatan Propinsi Bengkulu dan Kabupaten Ogan Komering Ulu Propinsi Sumatera Selatan. b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Lampung Utara, Kabupaten Lampung Tengah dan Kabupaten Tanggamus c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Indonesia dan Selat Sunda Wilayah Kabupaten Lampung Barat memiliki luas sebesar 4.950,40 Km 2 atau 13,99 persen dari Luas Wilayah Propinsi Lampung. Wilayah Kabupaten Lampung Barat secara Administratif meliputi 17 tujuh belas kecamatan dan terdiri dari 175 Desa BPS, Tahun 2008.

4.2. Keadaan Topografi

Letak Kabupaten Lampung Barat pada koordinat : 4, 47, 16 - 5°, 56, 42 Lintang Selatan dan 103°, 35, 8 - 104, 33, 51 Bujur Timur. Secara Topografi Kabupaten Lampung Barat dibagi menjadi 3 tiga unit topografi yakni: a. Daerah dataran rendah ketinggian 0 sampai 600 meter dari permukaan Laut. b. Daerah berbukit Ketinggian 600 sampai 1.000 meter dari permukaan Taut c. Daerah pegunungan Daerah ketinggian 1.000 sampai dengan 2.000 meter dari permukaan laut Keadaan wilayah sepanjang Pantai Pesisir Barat umumnya datar sampai berombak dengan kemiringan berkisar 3˚ sampai 5˚. Di bagian barat laut Kabupaten Lampung Barat terdapat gunung-gunung dan bukit, yaitu Gunung 70 Pugung 1.808 m, Bukit Palalawan 1.753 m, dan Bukit Tababjan 1.413 m sedangkan di bagian selatan terdapat beberapa Gunung dan bukit yaitu Bukit Penetoh 1.166 m, Bukit Bawanggutung 1.1042 m, Gunung Sekincau 1.718 m, Pegunungan Labuan Balak 1.313 m, Bukit Sipulang 1.315 m. Di sebelah timur dan utara terdapat pula Gunung Pesagi 2.127 m, Gunung Subhanallah 1.623 m, Gunung Ulumajus 1.789 m, Gunung Siguguk 1.779 m, dan Bukit Penataan 1.688 m. Terdapat empat 4 sistem tanah yang ada pada kabupaten ini. Pertama adalah tanah pada sistem Alluvial. Tanah sistem ini terbentuk dari bahan endapan sungai dan hasil alluvialkoliviasi di kaki lereng perbukitanpegunungan yang landai. Tersebar antara ketinggian 0 - 100 meter dari pemukaan laut disepanjang jalur aliran sungai daerah peisisir selatan, Pesisir Tengah, dan Pesisir Utara dan di sebelah Selatan Gunung Sekincau Suoh. Sistem ke dua 2 adalah tanah pada sistem Marine ini terbentuk dari bahan endapan laut yang bersusun halus sampai kasar dan merupakan dataran rendah yang memanjang pada ketinggian antara 0 - 20 meter dari permukaan laut, berupa dataran pasang surut berlumpur, beting- beting pantai dan cekungan antar pantai. Sedangkan sistem tanah yang ke tiga adalah tanah pada sistem Teras Marine. Jenis tanah ini terdapat di sepanjang garis pantai mulai dari Pesisir Utara, terletak pada ketinggian antara 0 - 20 meter dari permukaan laut, bentuk wilayah berombak sampai bergelombang dengan variasi lereng antara 3 - 5 persen. Terbentuk dari tufa masam dan batuan sedimen. Tanah pada sistem Vulkan merupakan sistem yang ke empat 4 dan secara umum tanah pada sistem ini dapat dibedakan berdasarkan bahan induknya yaitu dari bahan induk andesitis dan basal yang terletak pada ketinggian 25 - 200 meter dari permukaan laut. Lereng atas dan tengah telah mengalami pengikisan lanjut, berlereng curam dengan lereng lebih dari 30 sedangkan lereng bawahnya berlereng kurang dari 16˚. Tanah pada sistem perbukitan keadaan topografi yang bervariasi sistemnya tersebut memberikan pengaruh terhadap proses pembentukan dan perkembangan tanah. Umumnya tanah telah mengalami dan menunjukan perkembangan lanjut, kecuali di daerah yang tererosi. 71 Hutan hujan dataran rendah yang terdiri dari : 1. Formasi Hutan Pantai Littoral Forest Terletak di samping semenanjung Selatan Taman Nasional, Bukit Barisan, di pantai barat yang terendah pada ketinggian 0 - 2 meter dari permukaan laut. Jenis-jenis vegetasinya antara lain Terminalia, ahesbiskus Sp, Barbaringtonia, Calophylum, Casuarina Sp, Pandanus Sp, dan Ficus Sp. 2. Formasi Dataran Rendah Lowland Planis. Tipe formasi ini terletak di sepenanjung selatan pertengahan jalan ke utara Taman Nasional Bukit Barisan Selatan yang memiliki ketinggian 0 - 500 meter dari permukaan laut.

3. Formasi Hutan Hujan Bawah. Tipe Hutan ini terletak di sebelah Danau Ranau bagian barat dan

selatan dan berada pada ketinggian 500 - 1.000 meter dari permukaan laut. Jenis jenis pohon yang ada adalah dari famili Dipterocarpaceae, Myrtaceae dan Annonaceac antara lain Uqenia oferculuta dan Naudea purpurescens. Jenis jenis tumbuhan bawah dan semak antara lain Neolitcea cassinefolia, Psychotria rhinocerotis, Arecea Sp dan Globba pandela. 4. Hutan Hujan Tengah Lower Montain Rain Forest Tipe hutan ini terletak di daerah sekincau di tengah pegunungan sebelah utara pada ketinggian 1.000 - 1.500 meter dari pennukaan laut. Jenis-jenis tumbuhan dari famili Dipterocarpaceae, Lauraceae, Myrtaceae dan Fagaceae antara lain Qercus Sp, selain itu terdapat juga padang nimput Grazing area di daerah danau Mengukut, Jenis vegetasi yang terdapat adalah gajah Penesetum purpureum. 4.3. Penduduk Penduduk Kabupaten Lampung Barat tahun 2006 sebanyak 410.848 jiwa yang terdiri dari laki-laki 219.856 jiwa dan perempuan sebanyak 190.992 jiwa dengan sex rasio 116. Rasio jenis kelamin sebesar 116, artinya terdapat 116 laki- 72 laki untuk setiap 100 perempuan. Komposisi ini menunjukkan perbandingan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan yang hampir seimbang. Sedangkan rata-rata kepadatankm 2 sebesar 82,99 jiwa dengan rata-rata anggota rumah tangga 4 orangrumah. Daerah dengan kepadatan penduduk tertinggi terdapat di Kecamatan Pesisir Tengah 285 orang per km 2 dan terendah di Kecamatan Pesisir Selatan 28 orang per km 2 .

4.4. Tingkat Pendidikan

Kualitas sumber daya menusia suatu wilayah dapat dilihat dari sektor pendidikan, dimana pendidikan sangat berpengaruh terhadap kualitas pembangunan suatu bangsa. Semakin tinggi jenjang pendidikan yang dimiliki oleh suatu wilayah akan membawa dampak positif bagi pembangunan di wilayah tersebut. Kondisi sumberdaya manusia di Kabupaten Lampung Barat setiap tahunnya dapat dikatakan selalu meningkat, baik dari sisi kualitas ataupun dari sisi kuantitas. Hal ini terbukti dari meningkatnya jumlah siswa dan guru yang ada di Kabupaten Lampung Barat. Tahun 2006 jumlah siswa sebanyak 51.668 orang dan jumlah guru sebanyak 2.236 orang. Tahun 2007 jumlahnya meningkat menjadi 3.040 orang guru dan 61.705 orang siswa. Tidak hanya siswa dan guru saja yang meningkat jumlahnya tapi jumlah lulusan sekolah, seperti TK, SD, SLTP, dan SLTA juga meningkat. Secara lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Jumlah Lulusan TK, SD, SLTP, dan SLTA NegeriSwasta di Kabupaten Lampung Barat Jumlah Jenis Sekolah Tahun 2006 Tahun 2007 TK 1.529 1.694 SD 51.319 51.668 SLTP 2.136 1.838 SLTA 928 887 Jumlah 55.912 56.087 Sumber : BPS Kabupaten Lampung Barat Tahun 2007 73 Kualitas sumberdaya manusia di suatu daerah dapat dilihat pada pendidikan tertinggi yang ditamatkan oleh penduduk suatu daerah. Telah terjadi peningkatan kualitas sumberdaya manusia yang cukup berarti di Kabupaten Lampung Barat selama dua tahun terakhir. 74

4.5. Kondisi Perekonomian

Dokumen yang terkait

Analisis Flypaper Effect Dana Alokasi Umum (DAU), Pendapatan Asli Daerah (PAD), Belanja Daerah Terhadap Efisiensi Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Sumatera Utara

3 74 100

Strategi Pelaksanaan Retribusi Terminal Guna Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Di Kota Rantauprapat (Studi Pada Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika Kabupaten Labuhanbatu)

4 112 94

Strategi Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Melalui Penerimaan Retribusi Izin Mendidirikan Bangunan

19 165 120

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah, dan Dana Perimbangan terhadap Belanja Modal pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

2 38 82

Analisis Pengaruh Tingkat Kemandirian Fiskal, Pendapatan Asli Daerah Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Melalui Belanja Modal Di Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara

1 30 114

Analisis Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Deli Serdang Dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah.

1 81 92

Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU) Dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Terhadap Belanja Langsung Pemerintah Kabupaten/Kota Di Sumatera Barat

3 56 90

Upaya-Upaya Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Melalui Penerimaan Retribusi Terminal Angkutan Penumpang Umum Dan Angkutan Barang Yang Dikelola Dinas Perhubungan Kota Padang Sidempuan

10 96 69

Strategi Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah (Studi...

0 37 3

Peran Kegiatan Kemetrologian Terhadap Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Pemerintah Kabupaten...

0 23 3