40
AHP mewakili pemikiran alamiah yang cenderung mengelompokkan elemen sistem ke level-level yang berbeda dari masing-masing level
berisi elemen yang serupa. 5. Pengukuran
Measurement
AHP menyediakan skala pengukuran dan metode untuk mendapatkan prioritas.
6. Konsistensi
Consistency
AHP mempertimbangkan konsistensi logis dalam penilaian yang digunakan untuk menentukan prioritas.
7. Sintesis Synthesis AHP mengarah pada perkiraan keseluruhan mengenai seberapa
diinginkannya masing-masing alternatif. 8.
Trade Off
AHP mempertimbangkan prioritas relatif faktor-faktor pada sistem sehingga orang mampu memilih altenatif terbaik berdasarkan tujuan
mereka. 9. Penilaian dan Konsensus
Judgement and Consensus
AHP tidak mengharuskan adanya suatu konsensus, tapi menggabungkan hasil penilaian yang berbeda.
10. Pengulangan Proses
Process Repetition
AHP mampu membuat orang menyaring definisi dari suatu permasalahan dan mengembangkan penilaian serta pengertian
mereka melalui proses pengulangan. Sedangkan kelemahan metode AHP adalah sebagai berikut:
1. Ketergantungan model AHP pada input utamanya. Input utama ini berupa persepsi seorang ahli sehingga dalam hal ini melibatkan
subyektifitas sang ahli selain itu juga model menjadi tidak berarti jika ahli tersebut memberikan penilaian yang keliru.
2. Metode AHP ini hanya metode matematis tanpa ada pengujian secara statistik sehingga tidak ada batas kepercayaan dari model yang
terbentuk.
41
Dalam memecahkan persoalan dengan analisis logis eksplisit, ada tiga prinsip menurut Falatehan 2007, yaitu:
a. Menyusun Hirarki Menyusun hirarki ialah menggambarkan dan menguraikan secara
hirarki, yaitu dengan memecah persoalan menjadi unsur-unsur yang terpisah. Menurut Saaty 1993 sasaran keseluruhan yang sifatnya luas
disebut sebagai fokus dan merupakan tingkat puncak hirarki yang terdiri dari satu elemen. Tingkat berikutnya dapat terdiri dari beberapa
elemen menurut hubungan esensial yang sama dan berada dalam tingkat hirarki yang sama. Hirarki antara beberapa elemen dalam level
yang sama disebut sebagai hirarki fungsional. Sedangkan hubungan setiap elemen dalam suatu tingkat yang dibandingkan satu dengan
lainnya terhadap kriteria yang berada di atasnya disebut sebagai hirarki struktural. Hirarki ini memiliki karakteristik sistem yang
kompleks dalam urutan menurun berdasarkan sifat strukturalnya. Jumlah tingkat dalam suatu hirarki tidak dibatasi. Bila elemen-elemen
dalam suatu tingkat tidak dapat dibandingkan dengan mudah, maka suatu tingkat baru dapat dibuat lagi, karena hirarki bersifat luas.
b. Menentukan Prioritas Penentuan prioritas ini berdasarkan atas perbedaan prioritas dan
sintesis, yaitu menentukan peringkat elemen-elemen menurut relatif tingkat kepentingannya. Langkah pertama dalam menentukan prioritas
yaitu dengan membuat perbandingan berpasangan dari setiap elemen yang berpasangan. Bentuk dari perbandingan ini biasanya dalam
bentuk matriks. Langkah ini dapat dimulai pada puncak hirarki untuk memilih kriteria atau sifat yang akan digunakan untuk melakukan
perbandingan yang pertama C. Lalu elemen tingkat bawahnya dibandingkan, misalnya A1, A2, A3, dan seterusnya. Proses
perbandingan berpasangan dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Contoh Matriks untuk Perbandingan Berpasangan
C A1 A2 A3 ... An