Perumusan Masalah Analisis Potensi Pengembangan Peternakan Rakyat Sapi Potong di Kabupaten Garut (Studi Kasus: Peternakan Kecamatan Malangbong)

11 pertanian, sedangkan pertanian akan memanfaatkan limbah kandang seperti kotoran dan air urin ternak sebagai pupuk. Lokasi kandang sebaiknya cukup jauh dari tempat pemukiman agar bau dan limbah peternakan tidak mengganggu penghuni pemukiman. Jarak kandang dari tempat pemukiman minimum 50 m atau dengan membangun tembok atau pagar tanaman setinggi 3 m untuk meredam angin. Lokasi peternakan juga harus memiliki sumber air bersih yang akan digunakan sebagai sumber air minum, pembuatan pakan, membantu proses pengampasan dan membersihkan areal kandang Sarwono 2001.

2.1.4.2 Pakan

Secara tradisional, sapi potong hanya membutuhkan hijauan makanan ternak sebagai pakan. Berbeda dengan tradisional, usaha penggemukan yang orientasi terhadap keuntungan harus memperhatikan penggunaan pakan konsentrat. Hal ini agar dapat dicapai keuntungan yang diperoleh dalam waktu yang relatif singkat Abidin 2000. Sugeng 2006 menyatakan bahan pakan ternak sapi pada pokoknya bisa digolongkan menjadi 3, yakni pakan hijauan, pakan penguat dan pakan tambahan. Idealnya makanan harus tersedia untuk sapi secara tidak terbatas. Bahan pakan hijauan secara umum diberikan sebanyak 10 persen dari berat badan dan pakan penguat cukup 1 persen dari berat badan. Menurut Smith 1988 dalam Hermansyah 2006 bahwa idealnya, makanan harus tersedia untuk sapi secara tidak terbatas. Sebagai ancar –ancar kasar, seekor hewan dengan berat kira –kira 500 kg makan 20–24 kg rumput gajah segar tiap hari, atau jika hijauan kering diperlukan 4 –5 kg tiap hari. Banyaknya makanan tiap ekor harus diperhatikan sehingga keperluannya tiap hari dapat ditambah atau dikurangi. Menurut Santosa 2003 bahwa ada beberapa cara yang dapat dilaksanakan untuk menata padang penggembalaan berdasarkan lamanya lahan dipergunakan sebagai sumber pakan ternak. Secara garis besar, penataan tersebut dapat dikelompokan menjadi 2 terus –menerus dipergunakan sebagai penghasil pakan ternak dan dipergunakan secara bergiliran dengan tanaman lain. Beberapa cara tata laksana padang rumput tersebut adalah sebagai berikut: 12 1. Padang rumput permanen Padang rumput permanen adalah padang rumput yang terus-menerus dipergunakan sebagai sumber pakan ternak dalam jangka waktu yang cukup lama. Cara ini paling tepat apabila digunakan pada daerah yang bertopografi miring karena dapat mencegah terjadinya erosi tanah. 2. Padang rumput jangka pendek Padang rumput jangka pendek hanya dipergunakan dalam jangka waktu dua atau lima tahun saja. Setelah masa pemakaian sebagai padang penggembalaan, lahan ini akan diolah dan digunakan untuk tanaman lain. 3. Padang rumput rotasi jangka panjang Sistem padang rumput ini penggunaannya mencapai 6 –10 tahun. Tata laksana penggunaannya perlu kombinasi dari kedua sistem diatas. 4. Padang rumput sementara Padang rumput ini hanya dipergunakan sebagai sumber tanaman pakan untuk beberapa bulan saja atau paling lama satu tahun. Tujuan dari penggunaan sistem ini adalah sebagai sumber pakan ternak pada saat kritis, menjaga kesuburan tanah dalam sistem pergiliran tanaman, dan memperbaiki struktur tanah. Pada dasarnya, sumber pakan sapi dapat disediakan dalam bentuk hijauan dan konsentrat. Hal yang terpenting adalah pakan dapat memenuhi protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral Sarwono 2001. Menurut Santosa 2003 bahwa dalam memilih bahan pakan, beberapa pengetahuan penting berikut ini harus diketahui sebelumnya: 1. Bahan pakan harus mudah diperoleh dan sedapat mungkin terdapat di daerah sekitar sehingga tidak menimbulkan masalah biaya transportasi dan kesulitan mencarinya; 2. Bahan pakan harus terjamin ketersediaannya sepanjang waktu dan jumlah yang mencukupi keperluan; 3. Bahan pakan harus mempunyai harga layak dan sedapat mungkin mempunyai fluktuasi harga yang tidak besar;