Kepemilikan Input Produksi Ternak Output

41 kecamatan Malangbong tidak sepadat kecamatan yang memiliki nilai LQ1 dan memiliki populasi ternak sapi yang cukup banyak, sehingga di kecamatan ini berpotensi dalam pengembangan peternakan sapi potong. Akan tetapi masih perlu dilihat potensi hijauan yang ada di wilayah Kecamatan Malangbong. Kecamatan lainnya diluar dari sebelas wilayah basis mempunyai nilai LQ1 sebanyak 31 kecamatan termasuk wilayah non basis. Wilayah tersebut menjadi wilayah non basis dapat dikarenakan memiliki populasi sedikit dan penduduk yang padat. Wilayah non basis dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 18 Wilayah non basis dengan nilai LQ 1 ternak sapi potong Kabupaten Garut Kecamatan Nilai LQ Cisewu 0.77 Talegong 0.33 Pamulihan 0.16 Pakenjeng 0.40 Cisompet 0.74 Peundey 0.09 Singajaya 0.03 Cihurip 0.01 Cikajang 0.01 Banjar Wangi 0.02 Cilawu 0.34 Bayongbong 0.11 Cigedug 0.09 Cisurupan 0.11 Sukaresmi 0.07 Samarang 0.04 Pasir Wangi 0.16 Tarogong Kidul 0.10 Taragong Keler 0.08 Garut Kota 0.26 Karangpawitan 0.85 Sacinaraja 0.42 Pangatikan 0.86 Karang Tengah 0.56 Banyuresmi 0.09 Leles 0.15 Leuwigoong 0.04 Cibatu 0.13 Cibiuk 0.26 Kadungora 0.20 Bl Limbangan 0.67 Sumber: Data sekunder diolah 2013 42 6.2 Analisis Pendapatan Peternak Sapi Potong 6.2.2 Input dan Output Produksi Usaha Ternak Sapi Potong Usaha ternak sapi potong ini seperti halnya dalam usaha-usaha lainnya, seorang peternak selalu bertujuan untuk memperoleh keuntungan yang sebesar- besarnya. Berikut adalah input dan output yang dihasilkan dari usaha ternak di daerah penelitian: Input dan Output Produksi Usaha Ternak Sapi Potong Kandang Pribadi Input produksi merupakan barang-barang atau faktor-faktor produksi dalam usaha menghasilkan output. Input yang digunakan peternak selama beternak di daerah penelitian meliputi pembelian sapi bakalan. Bakalan dipilih sesuai kriteria umum dalam usaha penggemukan sapi potong. Kriteria bakalan yang digunakan untuk digemukkan diantaranya berjenis kelamin jantan dan memiliki umur sapi berkisar antara 1.5 tahun hingga 2 tahun ke atas. Sapi betina umumnya dipelihara untuk pembibitan akan tetapi sapi betina yang sudah masuk masa afkir akan menjadi sapi potong juga. Bagi pejantan jarang memiliki masa afkir karena saat memasuki usia 2 sampai 4 tahun sudah dipotong. Umumnya bakalan dihargai dengan berat bobot yang sebesar Rp 35 000kg. Kandang sapi dibuat untuk rumah bagi sapi sehingga kenyamanan kandang perlu diperhatikan. Semakin nyaman kandang maka sapi tidak akan stress sehingga bobot sapi akan bertambah dengan cepat. Di daerah penelitian umumnya kandang terbuat dari kayu atau bambu dengan atap genteng. Selain dengan kayu ada pula yang menggunakan tembok sebagai dinding kandang. Biaya pembuatan kandang berkisar Rp 2 juta hingga Rp 3 juta, tergantung dari besarnya kandang dan bahan yang digunakan dalam pembuatan kandang. Semakin banyak sapi yang akan dipelihara semakin besar pula kandang yang harus dibuat. Peralatan sangat diperlukan sebagai pendukung usaha ternak. Tanpa adanya peralatan kegiatan peternakan sulit dilakukan. Peralatan yang digunakan selama pemeliharaan sapi meliputi selang, sikat, tambang, sarung tangan, arit, sekop, cangkul, tempat minum dan sepatu boot. Nilai penyusutan dari peralatan kandang pribadi dapat dilihat pada Tabel 19. 43 Tabel 19 Jenis dan Penyusutan Peralatan Usaha ternak Kandang Pribadi Jenis Peralatan Jumlah buah Total Harga Rp Umur Ekonomis Tahun Penyusutan RpBln Selang 1 100 000 3 2 778 Sikat 2 30 000 2 1 250 Tambang 3 90 000 2 3 750 Sarung Tangan 1 5 000 1 5 000 Arit 2 70 000 3 1 944 Sekop 1 70 000 3 1 944 Cangkul 1 50 000 3 1 389 Ember 4 40 000 2 1 667 Sepatu Boot 1 75 000 3 2 083 Total 21 806 Sumber: Data primer diolah 2013 Input pemeliharaan sapi potong yang paling penting adalah pakan. Tanpa pakan hewan ternak tidak dapat hidup dan bobot tubuh sapi tidak akan mencapai ideal. Bobot tidak ideal akan menyebabkan kerugian dalam beternak sapi potong. Proporsi pakan baiknya sekitar 10 persen dari bobot hidup sapi dan di berikan setiap hari. Contoh bobot sapi di daerah penelitian sebesar 200 kg, pemberian pakan sekitar 10 persen sehingga dibutuhkan pakan sebanyak 20 kg per hari untuk makanan sapi. Harga pakan rerumputan maupun jerami berkisar Rp 250kg, harga tersebut dinilai berdasarkan biaya transportasi maupun “ongkos capek” pencari rumput atau jerami. Input lainnya selama pemeliharaan yang perlu diperhatikan adalah tenaga kerja dan transportasi. Umumnya di daerah penelitian tenaga kerja yang digunakan selama pemeliharaan ternak menggunakan tenaga kerja keluarga. Apabila dihitung penggunaan tenaga kerja keluarga memerlukan biaya rata-rata Rp 990 000 per bulan, biaya tersebut biaya untuk makan dan lain-lain. Biaya transportasi yang digunakan biasanya untuk mengangkut ternak saat pembelian atau saat ingin dijual. Biaya transportasi tergantung berapa banyak sapi yang dipelihara yang akan dijual. Di daerah penelitian rata-rata biaya transportasi saat penjualan sebesar Rp 150 000 per trip saat penjualan. Output produksi adalah hasil produksi yang ingin dicapai untuk dijual sehingga memperoleh keuntungan. Output yang dihasilkan dalam usaha penggemukan ternak sapi potong adalah penambahan bobot sapi sesuai berat ideal. Penambahan bobot sapi yang ideal diharapkan dapat meningkat satu kilogram per 44 hari. Sehingga semakin berat bobot sapi, harga sapi akan semakin mahal saat dijual. Harga jual sapi potong saat hidup sebesar Rp 35 000. Rata-rata penambahan bobot yang ideal adalah 1 kg per hari. Penggemukan sapi selama 4 bulan atau 120 hari maka diharapkan penambahan bobot selama penggemukan sampai dijual kembali yaitu sebesar 120 kg. Input dan Output Produksi Usaha Ternak Sapi Potong Kandang Komunal Input produksi dalam usaha ternak pada kandang komunal tidak terlalu jauh berbeda dengan input produksi dalam usaha ternak pada kandang pribadi. Input yang digunakan peternak kandang komunal juga harus membeli sapi bakalan sebagai hak milik pribadi. Selain itu biaya pakan juga dibebankan secara perorangan sesuai dengan jumlah ternak sapi yang menjadi hak milik perorangan. Proporsi pemberian pakan ternak pada kandang komunal sama dengan pemberian pakan pada kandang pribadi yang dibahas sebelumnya kerena memang setiap 1 ekor sapi membutuhkan pakan sesuai porsinya. Perbedaan antara kandang pribadi dan kandang komunal terletak di biaya investasi dan pemeliharaannya. Peternak kandang komunal memelihara ternaknya dilaksanakan secara bersamaan dan dalam bentuk koloni, sehingga biaya-biaya yang dibutuhkan dalam berternak dapat ditekan menjadi lebih murah. Hal tersebut dapat terjadi karena biaya yang harus dikeluarkan dibagi kebeberapa peternak yang ikut andil pada kandang komunal sehingga biaya yang harus dikeluarkan menjadi kecil dibandingkan dengan peternak pada kandang pribadi. Kandang komunal jelas memiliki luas dan bentuk kandang yang lebih besar dibanding kandang pribadi. Besarnya disesuaikan kapasitas tampung ternak yang akan dipelihara. Di daerah penelitian rata-rata luas kandang komunal sebesar 12x2 m dengan biaya pembuatan kandang rata-rata Rp 8 000 000. Input tenaga kerja dan transportasi pada kandang komunal juga memiliki perbedaan dengan kandang pribadi. Di daerah penelitian tenaga kerja yang digunakan dalam kandang komunal menggunakan tenaga kerja di luar keluarga. Penggunaan tenaga kerja luar memerlukan biaya rata-rata untuk menggaji pekerja sebesar Rp 500 000 per bulan. Biaya transportasi yang biasanya digunakan untuk 45 mengangkut ternak saat pembelian atau saat ingin dijual rata-rata sebesar Rp 250 000 per trip saat penjualan sapi. Input produksi lainnya yang berbeda terdapat pada biaya-biaya peralatan yang dapat dilihat pada Tabel 20, jumlah peralatan memang banyak akan tetapi biaya pembelian peralatan dibebankan kepada peternak yang ikut bagian dalam kandang koloni. Tabel 20 Jenis dan Penyusutan Peralatan Usaha ternak Kandang Komunal Jenis Peralatan Jumlah buah Total Harga Rp Umur Ekonomis Tahun Penyusutan RpBln Selang 4 400 000 3 11 111 Sikat 3 45 000 2 1 875 Tambang 6 180 000 2 7 500 Sarung Tangan 2 5 000 1 5 000 Arit 3 105 000 3 2 917 Sekop 2 140 000 3 3 889 Cangkul 2 100 000 3 2 778 Ember 12 120 000 2 5 000 Sepatu Boot 3 225 000 3 6 250 Total 46 319 ket: kandang komunal dibagi 4 orang menjadi 11580 Sumber: Data primer diolah 2013 Output produksi sebagai hasil produksi yang ingin dicapai untuk dijual sehingga memperoleh keuntungan dalam kandang komunal tidak berbeda dengan output produksi pada kandang pribadi. Output yang dihasilkan dalam usaha ternak sapi potong pada kandang komunal juga berdasarkan penambahan bobot sapi sesuai berat ideal yang diharapkan dapat meningkat satu kilogram per hari.

6.2.3 Pendapatan Peternak

Pendapatan adalah keuntungan atau laba dari usaha ternak sapi potong. Laba tersebut merupakan selisih penerimaan total dengan biaya total. Komponen yang dapat mempengaruhi pendapatan peternak yaitu komponen penerimaan dengan komponen pengeluaran dalam suatu periode. Dalam penelitian di daerah Kabupaten Garut melihat komponen-komponen tersebut berdasarkan sistem kandang peternak yang tebagi menjadi dua bagian yaitu kandang pribadi dan kandang komunal. Peternak dengan kandang pribadi adalah peternak yang secara mandiri memelihara kandang dan hewan ternak, sedangkan peternak dengan