Penelitian Terdahulu Analisis Potensi Pengembangan Peternakan Rakyat Sapi Potong di Kabupaten Garut (Studi Kasus: Peternakan Kecamatan Malangbong)

23

4.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam analisis ekonomi dan pengembangan usaha penggemukan ternak sapi potong di Kabupaten Garut dilakukan melalui wawancara, pengisian kuisioner, dan mengumpulkan data-data dari Badan Pusat Statistik. 4.5 Metode Pengolahan dan Analisis Data 4.5.1 Analisis Deskriptif Metode deskriptif menurut Whitney 1960 dalam Nazir 2003, merupakan pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Metode deskriptif ini memiliki tujuan membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Metode deskriptif ini digunakan untuk menjawab beberapa tujuan penelitian yang akan dilakukan. Penjelasan secara deskriptif berdasarkan informasi dan data yang diperoleh melalui wawancara dan pengamatan langsung.

4.5.2 Analisis LQ

Metode LQ digunakan untuk menganalisis keadaan suatu wilayah apakah suatu wilayah tersebut merupakan sektor basis atau non basis Budiharsono, 2001 dalam Sutisna, 2008, dalam hal ini terutama populasi ternak sapi potong di Kabupaten Garut. Metode LQ dirumuskan sebagai berikut: LQ = vivtViVt Keterangan: vi = Populasi Sapi Potong Kecamatan vt = Jumlah Kepala Keluarga Kecamatan Vi = Populasi Sapi Potong Kabupaten Vt = Jumlah Kepala Keluarga Kabupaten Apabila LQ suatu sektor bernilai lebih dari atau sama dengan 1 ≥ 1, maka sektor tersebut merupakan sektor basis. Sedangkan bila LQ suatu sektor kurang dari 1 1, maka sektor tersebut merupakan sektor non basis. 24 4.5.3 Analisis Pendapatan dan Kelayakan Usaha Ternak Sapi Potong Analisis ekonomi digunakan untuk mengetahui besarnya biaya produksi, penerimaan, pendapatan, RC rasio dan rentabilitas usaha peternakan sapi potong. Biaya total total cost adalah semua pengeluaran untuk proses produksi baik biaya tetap fixed cost maupun biaya tidak tetap variabel cost. Penulisan secara matematis sebagai berikut: TC = TFC + TVC Prawirokusumo 1990 Keterangan: TC = Total Cost Rpth TFC = Total Fixed Cost Rpth TVC = Total Variabel Cost Rpth Tabel perhitungan biaya-biaya dalam usaha ternak Uraian Jumlah Biaya Variabel Pakan …… Obat-obatan …… Perlengkapan Air ....... Listrik …… Transportasi …… Biaya Tetap Sewa Kandang …… Penyusutan Kandang …… Penyusutan Peralatan …… Tenaga Kerja …… Pembelian Bakalan …… Total Biaya …… Penerimaan total revenue adalah hasil yang diterima peternak dari penjualan output produksi. Penulisan secara matematis sebagai berikut: TR = Pq x Q Prawirokusumo 1990 Keterangan: TR = Total Revenue Rp Pq = Price of quantity harga produk per satuanRpkg Q = Quantity produksi kg Tabel perhitungan penerimaan dari penjualan ternak Uraian Bobot kg Jumlah ekor Harga Rp Nilai Rata- rata Penjualan Ternak Sapi ….. ….. ….. …… Total Penerimaan …… 25 Pendapatan adalah selisih antara total penerimaan dengan total biaya yang dikeluarkan peternak. Penulisan secara matematis yaitu: P = TR – TC Prawirokusumo 1990 Keterangan: P = Pendapatan Rpth TR = Total Revenue Rpth TC = Total Cost Rpth Perhitungan RC rasio dipergunakan untuk melihat efisien atau layak tidaknya usaha ternak sapi potong. Apabila nilai RC rasio=1, maka usaha tersebut masih dapat dijalankan tetapi usaha tersebut tidak untung dan tidak rugi. Jika RC rasio 1 maka usaha tersebut layak dijalankan. perhitungan RC rasio dengan rumus sebagai berikut: RC = Revenue Cost Soekartawi, dkk, 1986 Rentabilitas adalah kemampuan suatu usaha untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Rumus matematisnya adalah sebagai berikut: R = x 100 Riyanto 1984 Keterangan : R = Rentabilitas L = Laba Rpth MU = Modal Usaha Rp Tabel perhitungan keuntungan, RC rasio dan rentabilitas Uraian Nilai Rata-rata Total Penerimaan TR ……. Total Biaya TC ……. Keuntungan TR-TC ……. RC Rasio …… Rentabilitas …… 26

4.5.4 Kapasitas Peningkatan Populasi Ternak Ruminansia

Metode Kapasitas Peningkatan Populasi Ternak Ruminansia KPPTR merupakan suatu pendekatan untuk menunjukkan kemampuan atau kapasitas wilayah dalam penyediaan makanan ternak. Metode Nell dan Ro llinson 1974 merupakan metode langsung yang memperhitungkan setiap sumber hijauan. Dalam metode ini hijauan yang digunakan adalah hijauan yang berasal dari padang rumput permanen, sawah bera, tanah keringtegalan, perkebunan dan hutan. Sumber hijauan makanan ternak juga didapatkan dari Hijauan Hasil Sisa Pertanian HHSPlimbah pertanian. Limbah pertanian yang digunakan adalah jerami padi, jerami jagung, daun ubi jalar, daun ubi kayu, daun kacang kedelai dan daun kacang tanah. Produksi HHSP diperoleh dengan mengalikan masing-masing luas panen limbah pertanian dengan konversinya sehingga didapat hijauan asal limbah pertanian dalam satuan ton BK per tahun. Tabel 6 Nilai Konversi Hijauan Penghasil Rumput Jenis Lahan Nilai Konversi Sawah Bera 10 dari total persawahan Galangan Sawah 3 dari total persawahan TegalanKering semusim 1 dari total TegalanKering semusim Kebun Campuran 5 dari total kebun campuran Perkebunan 5 dari total perkebunan Padang, Semak 15 tonhatahun rata-rata produksi padang rumput Hutan 5 dari total hutan Tabel 7 Nilai Konversi Hijauan Hasil Sisa Pertanian Jenis Jerami Nilai konversi HHSP Padi Luas panen ha x 0.23 tonhathn Jagung Luas panen ha x 0.80 tonhathn Ubi Kayu Luas panen ha x 0.26 tonhathn Ubi Jalar Luas panen ha x 1.20 tonhathn Kedelai Luas panen ha x 1.07 tonhathn Kacang tanah Luas panen ha x 1.44 tonhathn Hijauan yang tersedia diperoleh dengan menjumlahkan hijauan rumput dengan limbah pertanian dalam satuan ton BK per tahun. Kapasitas tampung suatu wilayah dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut: 27 KT STtahun = Keterangan : 6.29 = kebutuhan bahan kering ternak per ekorhari 365 = banyaknya hari dalam 1 tahun Kapasitas tampung yang diperoleh dalam ST per tahun akan digunakan dalam menghitung nilai Kapasitas Peningkatan Populasi Ternak Ruminansia KPPTR dengan rumus sebagai berikut : KPPTR STtahun = KT – Populasi Riil Populasi riil ternak yang didapatkan dari penjumlahan total ternak ruminansia dalam ST, dengan ketentuan : 1. Untuk sapi, 1 ekor sapi = 0.7 ST, atau Dewasa umur 2 thn = 1 ST Muda umur 1-2 thn = 0.5 ST Dara umur 1 = 0.25 ST 2. Untuk kerbau, 1 ekor kerbau = 0.8 ST 3. Untuk kambing dan domba, 1 ekor kambingdomba = 0.14 ST Definisi Istilah 1. Sumberdaya Peternakan adalah segala sesuatu faktor produksi yang digunakan dalam usaha ternak sapi potong yang meliputi sumberdaya alam, sumberdaya manusia dan sumberdaya lingkungan pendukung. 2. KPPTR adalah kapasitas penambahan populasi ternak ruminansia, yaitu suatu pendekatan untuk menunjukan kemampuan atau kapasitas wilayah dalam penyediaan makanan ternak serta melihat apakah dari ketersediaan hijauan dan tenaga kerja masih memungkinkan untuk dilakukan penambahan ternak. 3. Location quation adalah koefisien yang akan menunjukan apakah suatu wilayah merupakan wilayah kegiatan basis atau non basis.