Kapasitas Peningkatan Populasi Ternak Ruminansia

31 Tabel 11 Tabel Sumber daya yang ada di Kecamatan Malangbong Sektor Uraian Pertanian Padi, Petai, Ubi Kayu, Sawo, Melinjo, Pisang, Jagung Peternakan Ternak Besar = 14 867 Unggas = 97 250 Kehutanan - Perkebunan Cengkeh, Kopi, Kunir, The Kelautan - Pertambangan Kaolin Sumber: Profil Kecamatan Malangbong 2011 Peternakan di Kecamatan Malangbong mempunyai potensi untuk dikembangkan karena didukung sumberdaya lahan dan sumberdaya manusia yang baik untuk mengelola peternakan. Jumlah populasi ternak di Kecamatan Malangbong berperan besar terhadap jumlah peternakan di Kabupaten Garut sehingga perkembangan ternak dari tahun ke tahun terus meningkat. Populasi dan perkembangan ternak ruminansia di Kabupaten Garut dari tahun 2006-2011 disajikan dalam Tabel 12. Tabel 12 Jumlah ternak ruminansia Kabupaten Garut 2006-2011 Jenis Ternak Jumlah Ternak ekor Perkem bangan thn 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Sapi Potong 8 566 11 633 12 099 12 587 12 925 28 378 166.09 Sapi Perah 14 157 15 297 16 197 16 637 17 302 21 858 46.98 Kerbau 17 425 15 872 12 392 9 564 9 564 17 372 27.98 Domba 416 158 509 025 589 676 601 469 802 522 788 582 71.85 Kambing 73 122 75 193 76 846 78 315 75 481 81 923 11.86 Sumber : Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kab. Garut, 2012 Perkembangan lima jenis ternak ruminansia pada Tabel 11 menunjukan bahwa perkembangan ternak sapi potong memiliki perkembangan yang paling cepat sebesar 166.09 persen per tahun, sedangkan domba memiliki perkembangan sebesar 71.85 persen per tahun, dan yang paling rendah perkembangannya adalah ternak ruminansia kambing yaitu sebesar 11.86 persen per tahun. Kecamatan malangbong terletak di wilayah bagian utara Kabupaten Garut. Kecamatan Malangbong memiliki luas wilayah sebesar 9 260 ha. Lokasi penelitian untuk mengamati peternak berlangsung di Kecamatan Malangbong 32 yang memiliki populasi sapi potong paling banyak. Jumlah sapi potong di Kecamatan Malangbong sebanyak 9 336 ekor. Sebesar 32.90 persen jumlah populasi sapi potong di Kabupaten Garut terdapat di Kecamatan Malangbong sehingga penelitian ditujukan di keceamatan tersebut. Jumlah populasi sapi potong di Kecamatan Malangbong dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13 Jumlah populasi sapi potong di 3 kecamatan No. Kecamatan Sapi Potong ekor Persentase 1 Malangbong 9 336 32.90 2 Cibalong 3 020 10.64 3 Selaawi 2 518 8.87 Jumlah total seluruh kecamatan 28 378 52.41 Sumber:Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kab. Garut 5.2 Sosial Masyarakat Kabupaten Garut 5.2.1 Populasi Penduduk Jumlah penduduk di Kecamatan Malangbong pada tahun 2011 sebesar 110 802 jiwa. Dengan luas wilayah sekitar 92.6 km 2 menjadikan setiap km 2 nya rata-rata didiami lebih dari 1 282 dengan sebaran yang tidak merata pada setiap desanya yang terakumulasi di desa Sukaratu dengan tingkat kepadatan penduduk setiap km 2 nya mencapai 3 533 jiwa sedangkan tingkat kepadatan terendah terdapat di desa Cilampuyang yang didiami oleh sekitar 342 jiwa setiap km 2 . Kecamatan Malangbong memiliki jumlah rumah tangga sebanyak 28 195 rumah tangga, dengan banykanya jiwa atau anggota setiap rumah tangga rata-rata lebih dari 4 orang. Hal ini mempengaruhi beban dari setiap rumah tangga, karena dengan semakin banyaknya anggota rumah tangga jelas akan semakin meningkatkan beban tanggungan dari rumah tangga tersebut. Jumlah penduduk laki-laki sebanyak 56 641 jiwa dan jumlah penduduk perempuan sebanyak 54 161 jiwa. Jumlah penduduk di Kecamatan Malangbong sebesar 4.53 persen dari total penduduk di Kabupaten Garut yang pada tahun 2011 sebesar 2 445 911 jiwa, dengan laju pertambahan penduduk di Kecamatan Malangbong sebesar 1.64 jiwa per tahun. 33 Tabel 14 Demografi di Kecamatan Malangbong Uraian Keterangan Jumlah Penduduk 110 802 - Penduduk Laki-laki Jiwa 56 641 - Penduduk Perempuan Jiwa 54 161 Laju Pertambahan Penduduk LPP 1.64 Jumlah Rumah Tangga 24 737 Kepadatan Penduduk - Jiwa per km2 1 199.42 - Jiwa per desa 4 817 Mata Pencaharian Agribisnis, Perdagangan Agama Islam : 107 397 Sumber: Profil Kecamatan Malangbong 2011

5.3.1 Karakteristik Peternak

Total usia peternak responden di daerah penelitian berkisar antara 21-61 tahun dengan rataan usia sebesar 44 tahun. Berdasarkan kajian, usia peternak tersebut masuk dalam katagori usia yang relatif produkif yaitu antara 16-60 tahun. Hal ini membuktikan bahwa usia peternak saat ini dalam mengelola usaha ternak sapi potong berpotensi menjadi besar. Tingkat pengalaman beternak menurut hasil penelitian berkisar antara 2-30 tahun dengan rataan 14 tahun. Pengalaman tersebut biasanya diperoleh secara turun-menurun dari orangtua maupun kerabat peternak. Semakin lama pengalaman beternak, semakin banyak pula pengetahuan dan keterampilan peternak terhadap sistem pemeliharaan ternak yang lebih baik. Berdasarkan tingkat pendidikan peternak sapi, lama pendidikan yang ditempuh menyebar antara 6-9 tahun dengan rataan 7 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendidikan peternak masih tergolong rendah dengan kisaran hanya tamat sekolah dasar. Oleh karena itu, diperlukan tenaga teknis lapangan untuk memberikan penyuluhan lapangan dari dinas terkait di daerah tersebut yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dalam usaha ternak yang dijalankan. Jumlah tanggungan keluarga peternak berkisar antara 0-5 orang dengan rataan sebesar 3 orang. Berdasarkan data di daerah penelitian tersebut bahwa jumlah tanggungan masih relatif sedang. Biasanya anggota keluarga dapat berperan memelihara ternak sapi, sehingga dalam beternak dapat lebih mudah mengelola ternak dengan bantuan keluarga.