4.4 Karakteristik Warna Tepung Buah Lindur
Warna merupakan salah satu atribut penting untuk produk pangan. Metode yang  digunakan  dalam  analisis  derajat  warna  ini  adalah  Hunter.  Pada  sistem  ini
terdapat 3 parameter yaitu a, b, dan L. Hasil analisis derajat warna repung lindur dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4 Hasil analisis warna Lab tepung buah lindur
Warna P1
P2 L
76,87 70,06
a
+4,72 +6,10
b +20,47
+20,52
Keterangan : P1 = Perebusan sekali dan P2 = Perebusan dua kali
Hasil  pengukuran  dengan  alat  chromameter  menunjukkan  bahwa  nilai  a tepung  lindur  sebesar  +4,72  untuk  tepung  yang  dibuat  dengan  perebusan  sekali
dan  +6,10  untuk  tepung  yang  dibuat  dengan  perebusan  dua  kali.  Nilai  a  yang positif  menandakan  bahwa  warna  tepung  lindur  cenderung  berwarna  merah
daripada hijau, namun warna merah tersebut tidak pekat karena nilai a sangat jauh dari maksimal nilai merah yaitu 100.
Tepung lindur memiliki nilai b sebesar +20,47 untuk perebusan sekali dan +20,62  untuk  perebusan  dua  kali.  Angka  positif  menunjukkan  bahwa  warna
tepung  lindur  cenderung  berwarna  kuning  daripada  biru  tetapi  angka  yang diperoleh dari hasil pengukuran tersebut cukup jauh di bawah nilai maksimal yaitu
70 yang berarti bahwa warna tepung tidak terlalu pekat.
Nilai L yang diperoleh dari pengukuran tepung lindur adalah 76,87 untuk perebusan sekali dan 70,06 untuk perebusan dua kali. Hasil tersebut menandakan
bahwa  warna  tepung  lindur  sangat  cerah  hal  ini  diperkuat  dengan  nilai  L  yang hampir mendekati maksimal yaitu 100.
4.5 Kandungan Proksimat Tepung Lindur
Analisis proksimat merupakan suatu metode analisis kimia yang berfungsi untuk mengidentifikasi bahan. Analisis proksimat terdiri dari kadar air, kadar abu,
kadar  lemak,  kadar  protein,  dan  kadar  karbohidrat.  Tepung  yang  dihasilkan  dari buah  lindur  perlu  dilakukan  analisis  proksimat  untuk  mengetahui  kandungan
gizinya. Hasil analisis proksimat tepung lindur dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5 Hasil analisis proksimat tepung lindur
No  Parameter Tepung lindur
Tepung lindur Tepung terigu
1 Kadar air
5,83 11,63
14,00 2
Kadar abu 3,96
3,21 0,50
3 Kadar lemak
0,40 1,85
1,00 4
Kadar protein 3,55
1,40 12,00
5 Kadar karbohidrat
86,26 81,89
71,00
Sumber :   Handayani dan Kartikawati 2009 Figoni 2003
Kadar  air  tepung  lindur  yaitu  5,83.  Kadar  air  ini  berbeda  dengan  kadar air  buah  lindur  segar.  Perbedaan  nilai  kadar  air  ini  disebabkan  oleh  proses
pembuatan  tepung  lindur  yang  dilakukan,  yaitu  pada  tahap  pengeringan menggunakan  oven  pengering.  Tepung  terigu  akan  mengalami  penurunan  kadar
air  yang  disebabkan  oleh  pelepasan  air  selama  pengeringan.  Yuariski  dan Suherman  2012  juga  menegaskan  bahwa  proses  pengeringan  bertujuan  untuk
mengurangi  kadar  air  pada  suatu  bahan  yang  dapat  dipengaruhi  oleh  waktu  dan suhu pengeringan.
Kadar  air  merupakan  salah  satu  faktor  yang  sangat  berpengaruh  terhadap penurunan mutu produk pangan. Aktivitas air a
w
berkaitan erat dengan kadar air, yang umumnya digambarkan sebagai  kurva isometrik serta pertumbuhan bakteri,
jamur,  dan  mikroba  lainnya  Christian  1980  diacu  dalam  Herawati  2008. Semakin  tinggi  kadar  air  suatu  bahan  maka  semakin  tinggi  kemungkinan  bahan
tersebut  rusak.  Tepung  lindur  cenderung  memiliki  daya  simpan  yang  lebih  lama dibandingkan  dengan  tepung  terigu  jika  dilihat  dari  kandungan  air  pada  masing-
masing tepung. Hasil analisis menunjukkan bahwa kadar abu tepung lindur sebesar 3,96.
Abu  adalah  sisa  yang  tertinggal  setelah  makanan  dibakar  sampai  bebas  karbon. Sisa yang tertinggal ini merupakan unsur-unsur mineral yang terdapat dalam suatu
makanan atau makanan jadi food product  yang dalam proses pengabuan unsur- unsur  ini  membentuk  oksida-oksida  atau  bergabung  dengan  radikal  negatif,
sedangkan  bahan  organik  yang  lain  dalam  proses  ini  akan  habis  terbakar Kamsina dan Anova 2011.
Kadar  lemak  tepung  lindur  yaitu  0,4.  Kadar  lemak  yang  rendah disebabkan oleh buah lindur segar  yang mengandung lemak dengan jumlah yang
rendah pula. Lemak dalam tepung dapat menghambat pengembangan granula pati sehingga sukar terjadi proses gelatinisasi. Richana dan Sunarti 2004 menegaskan
bahwa    lemak  mampu  membentuk  senyawa  kompleks  dengan  amilosa  dan sebagian  besar  lemak  akan  diarbsorbsi  oleh  permukaan  granula  sehingga
berbentuk  lapisan  lemak  yang  bersifat  hidrofobik  disekililing  granula.  Lapisan lemak  tersebut  akan  menghambat  pengikatan  air  oleh  granula  pati  dan
menyebabkan  kekentalan  dan  kelekatan  pati  berkurang.  Kandungan  lemak  yang tinggi dalam tepung juga dapat mengakibatkan penurunan mutu tepung misalnya
terjadi  ketengikan.  Herawati  2008  menjelaskan  bahwa  ketengikan  pada  tepung dapat disebabkan oleh oksidasi lemak yang dapat meningkatkan nilai peroksida.
Kadar  protein  tepung  lindur  adalah  3,55.  Kadar  protein  yang  rendah disebabkan  oleh  kandungan  protein  yang  rendah  pada  buah  lindur  segar  itu
sendiri. Kadar protein bukan merupakan salah satu syarat mutu tepung dalam SNI, namun keberadaan kadar protein tepung lindur dapat melengkapi nilai gizi tepung
tersebut.  Protein  yang  terdapat  pada  tepung  berfungsi  untuk  produk  olahan  yang perlu  mengembang,  misalnya  roti,  cake,  donat,  balu,  brownis,  dan  lain-lain.
Suprapto  2006  menyatakan  bahwa  protein  dalam  adonan  memegang  peranan penting pada keteregangan dan kekenyalan.
Kadar karbohidrat tepung lindur yaitu sebesar 86,26. Kadar karbohidrat tepung  lindur  ini  sangat  tinggi,  hal  ini  disebabkan  oleh  bahan  baku  tumbuhan
lindur  memiliki  kandungan  karbohidrat  yang  tinggi  pula.  Tumbuhan  merupakan sumber  karbohidrat  terbesar  dan  sebagian  besar  tubuh  tumbuhan  tersusun  atas
karbohidrat. Karbohidrat dalam tepung terdiri dari karbohidrat dalam bentuk gula- gula sederhana, pentosa, dekstrin, selulosa, dan pati Gracia et al. 2009.
Handayani  dan  Kartikawati  2009  telah  melakukan  penelitian  terhadap komposisi  kimia  tepung  lindur  dan  didapatkan  kadar  air  sebesar  11,63,  kadar
abu  3,21,  kadar  lemak  1,85,  kadar  protein  1,40,  dan  kadar  karbohidrat 81,89,  sementara  Figoni  2003  telah  melakukan  penelitian  terhadap  tepung
terigu  yang  umum  digunakan  sebagai  bahan  utama  pembuatan  biskuit,  dan diperoleh kadar air 14,00, kadar abu 0,50, kadar lemak 1,00, kadar protein
12,00,  dan  kadar  karbohidrat  71,00.  Komposisi  kimia  kedua  tepung  tersebut memiliki  nilai  yang  cukup  berbeda  dibandingkan  dengan  tepung  lindur  yang
dihasilkan  pada  penelitian  ini.  Perbedaan  komposisi  kimia  pada  masing-masing tepung  yang  dihasilkan  dapat  disebabkan  oleh  faktor  spesies  Suprapto  2006,
habitat  atau  lingkungan  hidup  Handayani  et  al.  2004,  dan  proses  pengolahan pada masing-masing tepung Kamsina dan Anova 2011.
4.6 Kandungan Mineral Tepung Lindur