Hasil  analisis  ini  menunjukkan  bahwa  kadar  abu  yang  terdapat  dalam  biskuit dengan  substitusi  tepung  lindur  40  memiliki  nilai  yang  lebih  tinggi
dibandingkan dengan biskuit kontrol. Perbedaan kadar abu antara biskuit kontrol dengan  biskuit  lindur  disebabkan  oleh  perbedaan  komposisi  kadar  abu  yang
terdapat  pada  tepung  terigu  dan  tepung  lindur  yang  digunakan.  Tepung  lindur memiliki kadar abu yang lebih besar dibandingkan dengan tepung terigu.
Kadar abu biskuit dengan substitusi tepung lindur 40 memiliki nilai yang lebih  tinggi  dibandingkan  dengan  SNI  01-2973-1992,  yaitu  maksimal  1,5
BSN 1992. Hal ini menunjukkan bahwa kadar abu biskuit lindur yang dihasilkan belum memenuhi  persyaratan mutu biskuit sesuai dengan SNI.  Lopulalan 2008
memperoleh nilai kadar abu pada biskuit jagung sebesar 1,62.
4.10.3 Kadar protein
Kadar  protein  biskuit  yang  dihasilkan  pada  penelitian  ini  yaitu  14,58 untuk  biskuit  kontrol  dan  5,33  untuk  biskuit  dengan  substitusi  tepung  lindur
40.  Biskuit  dengan  substitusi  tepung  lindur  40  memiliki  kadar  protein  yang lebih rendah jika dibandingkan dengan biskuit kontrol  yang menggunakan 100
tepung terigu, hal ini disebabkan oleh kandungan protein yang kecil pada tepung lindur  itu  sendiri.  Tepung  lindur  hanya  memiliki  kandungan  protein  sebesar
3,55  sedangkan  tepung  terigu  yang  digunakan  pada  penelitian  ini  merupakan tepung terigu merk kunci biru dengan kadar protein sebesar 8.
Kandungan  protein  pada  biskuit  juga  berasal  dari  susu  fullcream  dan sebagian  kecil  dari  telur  dan  margarin.  Kadar  protein  dengan  substitusi  tepung
lindur  sebanyak  40  memiliki  nilai  yang  masih  di  bawah  persyaratan  mutu biskuit sesuai dengan SNI 01-2973-1992 yaitu minimum 9. Penambahan bahan
pangan lain perlu dilakukan untuk meningkatkan kandungan proteinnya, misalnya penambahan  gluten.  Lopulalan  2008  memperoleh  nilai  kadar  protein  pada
biskuit jagung sebesar 8,20.
4.10.4 Kadar lemak
Kadar  lemak  biskuit  yang  dihasilkan  pada  penelitian  ini,  yaitu  20,76 untuk  biskuit  kontrol  dan  21,19  untuk  biskuit  dengan  substitusi  tepung  lindur
40.  Hasil  analisis  proksimat  tersebut  menunjukkan  bahwa  kadar  lemak  yang
terdapat  pada  biskuit  dengan  substitusi  tepung  lindur  40  memiliki  nilai  yang tidak terlalu berbeda secara signifikan dibandingkan dengan biskuit kontrol.
Kadar  lemak  biskuit  dengan  substitusi  tepung  lindur  40  memiliki  nilai yang  memenuhi  standar  SNI  01-2973-1992  yaitu  minimal  9,5  BSN  1992.
Lemak  yang  terdapat  pada  biskuit  sebagian  besar  berasal  dari  margarin  dan sebagian  lagi berasal dari telur dan tepung yang digunakan. Kadar lemak biskuit
yang  cukup  tinggi  menandakan  penambahan  lemak  ke  dalam  formulasi  biskuit cukup  banyak.  Penggunaan    lemak  pada  adonan  biskuit  dapat  memperbaiki
struktur  fisik  antara  lain  pengembangan,  kelembutan,  tekstur,  dan  aroma Matz 1978. Lopulalan 2008 memperoleh nilai kadar lemak pada biskuit jagung
sebesar 21,47.
4.10.5 Kadar karbohidrat