substitusi  tepung  lindur  40  memiliki  nilai  yang  lebih  tinggi  dibandingkan dengan biskuit kontrol yang hanya menggunakan tepung terigu. Proses substitusi
tepung  lindur  yang  tinggi  akan  meningkatkan  kadar  serat  kasar  yang  diperoleh. Hasil  penelitian  ini  sejalan  dengan  penelitian-penelitian  sebelumnya,  yaitu
substitusi tepung jagung dapat meningkatkan kadar serat biskuit Lopulalan 2008 dan proses substitusi tepung sukun pada pembuatan biskuit sebesar 67-100 akan
meningkatkan  serat  kasar  sebesar  2  dibandingkan  dengan  tanpa  substitusi Omobuwajo  2003.  Lopulalan  2008  memperoleh  nilai  kadar  serat  kasar  pada
penelitiannya terhadap biskuit jagung sebesar yaitu 7,23. Serat  kasar  yang  terdapat  pada  kedua  biskuit  juga  dipengaruhi  oleh
penambahan  karagenan  pada  adonan.  Penambahan  karagenan  pada  adonan berfungsi untuk meningkatkan kekalisan dari adonan sehingga lebih mudah untuk
pencetakan  biskuit.  Karagenan  biasanya  digunakan  sebagai  pengemulsi, penstabil,  pengental,  dan  bahan  pembentuk  gel  pada  industri  makanan
Neish 1990 diacu dalam Istini dan Zatnika 2007.
4.10.7 Nilai kalori `
Hasil perhitungan nilai  kalori kedua biskuit  yaitu 480,35 kal100  g untuk biskuit kontrol dan 486,39 kal100 g untuk biskuit dengan substitusi tepung lindur
40.  Hasil  ini  menunjukkan  bahwa  nilai  kalori  biskuit  dengan  substitusi  tepung lindur  40  lebih  tinggi  dibandingkan  dengan  nilai  kalori  yang  terdapat  pada
biskuit kontrol yang hanya menggunakan tepung terigu. Hasil  perhitungan  nilai  kalori  biskuit  lindur  menunjukkan  nilai  yang
memenuhi  persyaratan  mutu  biskuit  sesuai  dengan  SNI  01-2973-1992,  yaitu minimum  400  kal100  g.  Lopulalan  2008  telah  melakukan  penelitian  terhadap
mengenai biskuit jagung dan memperoleh nilai kalori sebesar 487,76 kal100 g.
4.10.8 Kadar asam lemak bebas FFA
Hasil  analisis  kadar  asam  lemak  bebas  biskuit  yang  dihasilkan  pada penelitian ini  yaitu 0,50 untuk  biskuit kontrol dan 0,69 untuk  biskuit dengan
substitusi  tepung  lindur  40.  Biskuit  dengan  substitusi  tepung  lindur  40 memiliki  nilai  kadar  asam  lemak  bebas  yang  lebih  tinggi  dibandingkan  dengan
biskuit  kontrol  yang  hanya  menggunakan  tepung  terigu,  hal  ini  diduga  karena
degradasi  lemak  pada  biskuit  lindur  yang  lebih  tinggi  dibandingkan  dengan biskuit kontrol.
Asam lemak bebas pada kedua biskuit diduga berasal dari reaksi oksidasi selama  penyimpanan,  sedangkan  reaksi  hidrolisis  kecil  kemungkinan  terjadi
karena  kadar  air  yang  terdapat  pada  biskuit  sangat  kecil.  Oksigen  yang  terdapat selama  penyimpanan  merupakan  faktor  yang  dapat  menyebabkan  reaksi  oksidasi
pada  biskuit.  Nilai  asam  lemak  bebas  yang  semakin  tinggi  akan  meningkatkan ketengikan  dari  produk.  Analisis  asam  lemak  bebas  dilakukan  untuk  mengetahui
tingkat  kerusakan  pangan  yang  berhubungan  dengan  nilai  peroksida.  Herawati 2008  menyatakan  bahwa  kerusakan  lemak  akan  menaikkan  nilai  peroksida
FFA dan meningkatkan kandungan malonaldehida. Biskuit lindur memiliki nilai kadar  asam  lemak  bebas  yang  memenuhi  persyaratan  mutu  biskuit  berdasarkan
SNI 2973:2011, yaitu maksimal 1,00 BSN 2011. Asni 2004 telah melakukan penelitian sebelumnya terhadap biskuit tepung tulang ikan patin dan memperoleh
kadar FFA sebesar 0,48 untuk penyimpanan selama seminggu.
4.11 Karakteristik Mikrobiologis Biskuit Lindur