Gula  juga  berperan  dalam  memperpanjang  masa  simpan  biskuit,  karena sifatnya yang higroskopis menahan air. Waktu pemanggangan diusahakan tidak
terlalu  lama,  karena  gula  dapat  menyebabkan  karamelisasi  yang  berlebihan, sehingga penampakan biskuit akan menjadi hangus Daniel 1978.
2.4.3 Lemak
Lemak merupakan salah satu komponen penting dalam pembuatan biskuit. Lemak memberikan fungsi sebagai pemberi flavor di dalam adonan. Lemak akan
mengelilingi tepung terigu selama pengadukan adonan sehingga jaringan gluten di dalamnya  akan  diputus  dan  karakteristik  biskuit  setelah  pemanggangan  menjadi
tidak keras dan lebih cepat meleleh di mulut Manley 1983. Jenis  lemak  yang  digunakan  dalam  pembuatan  biskuit  crackers  biasa
disebut  dengan  shortening.  Shortening  merupakan  lemak  padat  yang  memiliki sifat  plastis,  kestabilan  tertentu  dan  pada  umumnya  berwarna  putih  dari  proses
hidrogenasipencampuran  dua  atau  lebih  lemak.  Jumlah  dan  jenis  shortening dalam  formula  berpengaruh  terhadap  adonan  dan  kualitas  akhir  produk.
Shortening  bisa  berasal    dari  lemak  hewani  mentega  maupun  lemak  nabati margarin. Shortening yang biasanya digunakan dalam pembuatan biskuit adalah
mentega.  Rendahnya  titik  cair  pada  mentega  menyebabkan  produk  menjadi berminyak.  Penambahan  margarin  berfungsi  untuk  mengurangi  efek  berminyak
yang dihasilkan mentega Matz 1978.
2.4.4 Susu
Muchtadi  dan  Sugiyono  1989  menyatakan  bahwa  susu  adalah  suatu emulsi lemak dan air yang mengandung garam-garam mineral, gula, dan protein.
Salah satu keuntungan penambahan susu di dalam mixed food  berfungsi sebagai penguat  protein  dan  lemak,  juga  mengandung  karbohidrat,  vitamin  terutama
vitamin A dan niasin serta mineral kalsium dan fosfor. Penggunaan susu untuk pembuatan biskuit berperan sebagai bahan pengisi untuk mengikat kandungan gizi
yang dihasilkan Buckle et al. 1987. Penggunaan  susu  bubuk  lebih  baik  dari  pada  susu  cair  pada  pembuatan  kue
kering.  Susu  dapat  memperbaiki  warna,  aroma  dan  menahan  penyerapan  air, selain  sebagai  bahan  pengisi  untuk  meningkatkan  nilai  gizi  biskuit  yang
dihasilkan Anonim 1981
2.4.5 Bahan pengembang
Bahan  pengembang  adalah  senyawa  kimia  yang  apabila  terurai  akan menghasilkan gas dalam adonan Winarno 2008. Bahan pengembang yang  biasa
digunakan  dalam  pembuatan  biskuit  adalah  baking  powder  dan  ammonium bikarbonat.  Fungsi  baking  powder  dalam  adonan  yaitu  untuk  melepaskan  gas
hingga  jenuh  dan  gas  CO
2
lalu  dengan  teratur  dilepaskan  selama  pemanggangan agar  adonan  mengembang  sempurna,  menjaga  penyusutan  dan  untuk
menyeragamkan remah Anonim 1981. Baking  powder  umum  dipakai  sebagai  bahan  pengembang  pembuatan
biskuit.  Baking  powder  dibuat  dari  campuran  asam  asam  tartarat  dan  garam- garam fosfat dengan natrium bikarbonat NaHCO
3
Matz 1978,.
2.4.6 Karagenan