terdapat  pada  biskuit  dengan  substitusi  tepung  lindur  40  memiliki  nilai  yang tidak terlalu berbeda secara signifikan dibandingkan dengan biskuit kontrol.
Kadar  lemak  biskuit  dengan  substitusi  tepung  lindur  40  memiliki  nilai yang  memenuhi  standar  SNI  01-2973-1992  yaitu  minimal  9,5  BSN  1992.
Lemak  yang  terdapat  pada  biskuit  sebagian  besar  berasal  dari  margarin  dan sebagian  lagi berasal dari telur dan tepung yang digunakan. Kadar lemak biskuit
yang  cukup  tinggi  menandakan  penambahan  lemak  ke  dalam  formulasi  biskuit cukup  banyak.  Penggunaan    lemak  pada  adonan  biskuit  dapat  memperbaiki
struktur  fisik  antara  lain  pengembangan,  kelembutan,  tekstur,  dan  aroma Matz 1978. Lopulalan 2008 memperoleh nilai kadar lemak pada biskuit jagung
sebesar 21,47.
4.10.5 Kadar karbohidrat
Kadar karbohidrat biskuit yang didapatkan dari penelitian ini yaitu 58,79 untuk  biskuit  kontrol  dan  68,59  untuk  biskuit  dengan  substitusi  tepung  lindur
40.  Hasil  tersebut  menunjukkan  bahwa  kandungan  karbohidrat  yang  terdapat pada biskuit dengan substitusi tepung lindur 40 memiliki nilai yang lebih tinggi
dibandingkan  dengan  biskuit  kontrol  yang  hanya  menggunakan  tepung  terigu. Perbedaan  kadar  karbohidrat  pada  kedua  biskuit  disebabkan  oleh  perbedaan
karakteristik  dari  masing-masing  tepung  yang  digunakan,  dimana  tepung  lindur memiliki kadar karbohidrat yang lebih tinggi dibandingkan tepung terigu.
Kadar  karbohidrat  biskuit  lindur  yang  dihasilkan  belum  memenuhi persyaratan  SNI  01-2973-1992  yaitu  minimum  70,  namun  nilainya  sudah
mendekati  standar  yang  ditetapkan.  Kandungan  lemak  yang  tinggi  menyebabkan turunnya  presentase  karbohidrat  pada  biskuit  lindur.  Perubahan  komposisi
formula,  misalnya  penggunaan  tepung-tepungan  atau  bahan  lain  yang  kaya  akan karbohidrat  diharapkan  dapat  menghasilkan  biskuit  yang  sesuai  dengan
persyaratan  mutu  biskuit.  Lopulalan  2008  memperoleh  nilai  kadar  karbohidrat pada biskuit jagung sebesar 67,66.
4.10.6 Kadar serat kasar
Serat  kasar biskuit  yang  dihasilkan pada penelitian ini  yaitu  5,38 untuk biskuit  kontrol  dan  7,17  untuk  biskuit  dengan  substitutsi  tepung  lindur  40.
Hasil ini menunjukkan bahwa kadar serat kasar yang terdapat pada biskuit dengan
substitusi  tepung  lindur  40  memiliki  nilai  yang  lebih  tinggi  dibandingkan dengan biskuit kontrol yang hanya menggunakan tepung terigu. Proses substitusi
tepung  lindur  yang  tinggi  akan  meningkatkan  kadar  serat  kasar  yang  diperoleh. Hasil  penelitian  ini  sejalan  dengan  penelitian-penelitian  sebelumnya,  yaitu
substitusi tepung jagung dapat meningkatkan kadar serat biskuit Lopulalan 2008 dan proses substitusi tepung sukun pada pembuatan biskuit sebesar 67-100 akan
meningkatkan  serat  kasar  sebesar  2  dibandingkan  dengan  tanpa  substitusi Omobuwajo  2003.  Lopulalan  2008  memperoleh  nilai  kadar  serat  kasar  pada
penelitiannya terhadap biskuit jagung sebesar yaitu 7,23. Serat  kasar  yang  terdapat  pada  kedua  biskuit  juga  dipengaruhi  oleh
penambahan  karagenan  pada  adonan.  Penambahan  karagenan  pada  adonan berfungsi untuk meningkatkan kekalisan dari adonan sehingga lebih mudah untuk
pencetakan  biskuit.  Karagenan  biasanya  digunakan  sebagai  pengemulsi, penstabil,  pengental,  dan  bahan  pembentuk  gel  pada  industri  makanan
Neish 1990 diacu dalam Istini dan Zatnika 2007.
4.10.7 Nilai kalori `