20
total usahatani didefinisikan sebagai nilai semua masukan yang habis terpakai atau dikeluarkan didalam produksi, tetapi tidak termasuk tenaga kerja keluarga petani.
Adapun biaya total usahatani dapat dibedakan menjadi biaya tetap dan biaya tidak tetap. Menurut Suratiyah 2008, biaya tetap fixed cost yaitu biaya yang
besarnya tidak dipengaruhi besarnya produksi, sedangkan biaya tidak tetap variable cost yaitu biaya yang besarnya dipengaruhi oleh besarnya produksi. Sedangkan
menurut Soekartawi et al. 2011 biaya tetap fixed cost ialah biaya usahatani yang besar kecilnya tidak bergantung dari besar kecilnya output yang diperoleh dan biaya
tidak tetap variable cost didefinisikan biaya yang dikeluarkan untuk usahatani yang besar kecilnya dipengaruhi oleh perolehan output
3.1.5 Pendapatan Usahatani
Soekartawi et al. 2011, menjelaskan bahwa terdapat beberapa definisi yang digunakan untuk melihat analisis pendapatan usahatani diantaranya :
1. Pendapatan kotor usahatani gross farm income didefinisikan sebagai nilai produk
total usahatani dalam jangka waktu tertentu, baik yang dijual maupun tidak dijual dengan jangka waktu pembukuan umumnya setahun.
2. Pendapatan tunai usahatani farm net cash flow yaitu selisih antara penerimaan
tunai dan pengeluaran tunai usahatani dan merupakan kemampuan suatu usahatani untuk menghasilkan uang tunai
3. Pendapatan bersih usahatani net farm income merupakan selisih anatara
pendapatan kotor usahatani dan pengeluaran total. Pendapatan bersih usahatani mengukur imbalan yang diperoleh keluarga petani dari faktor-faktor produksi
kerja, pengelolaan dan modal milik sendiri atau modal pinjaman yang diinvestasikan kedalam usahatani.
Suratiyah 2008, menjelaskan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan usahatani dibagi menjadi dua yaitu faktor-faktor intern dan ekstern.
Faktor intern usahtani yang mempengaruhi pendapatan usahatani yaitu kesuburan lahan, luas lahan garapan, ketersediaan tenaga kerja, ketersediaan modal dalam
usahatani, penggunaan input teknologi, pola tanam, lokasi tanaman, fragmentasi lahan, status penguasaan lahan, cara pemasaran output, efisiensi penggunaan input
21
dan tingkat pengetahuan maupun keterampilan petani dan tenaga kerja. Adapun yang mempengaruhi faktor ekstern usahatani diantaranya sarana transportasi, sistem
tataniaga, penemuan teknologi baru, fasilitas irigasi, tingkat harga output dan input, ketersediaan lembaga perkreditan, adat istiadat masyarakat dan kebijakan pemerintah.
3.1.6 Rasio Imbangan Penerimaan dan Biaya RC Rasio
Pendapatan merupakan tolak ukur dalam melakukan kegiatan usahatani, selain mengukur tingkat pendapatan mutlak dapat pula tingkat keberhasilan usahatani itu
diukur berdasarkan tingkat efisiensi pendapatan yaitu penerimaan untuk setiap biaya yang dikeluarkan atau imbangan penerimaan dan biaya atau RC rasio revenue and
cost ratio. Analisis ini digunakan untuk mengukur keuntungan relatif yang diperoleh dari suatu kegiatan usahatani berdasarkan perhitungan finansial, dimana RC dapat
menunjukan besarnya penerimaan yang diperoleh dengan pengeluaran dalam satu satuan biaya.
3.1.7 Konsep Usahatani