Perkembangan Komoditi Kacang Panjang Analisis Pendapatan Usahatani

9 II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gambaran Umum Kacang Panjang

Kacang panjang vigna sinensis adalah salah satu jenis tanaman hortikultura yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat, baik sebagai sayuran maupun sebagai lalapan. Kacang panjang dapat tumbuh optimal pada jenis tanah latosollempung, subur, gembur serta banyak mengandung bahan organik dengan ketinggian kurang dari 800 m dpl. Suhu yang dibutuhkan untuk budidaya kacang panjang berkisar antara 20-30 derajat celcius dengan curah hujan 600-1.500 milimiter per tahun, selain itu tanaman ini mempunyai akar tanaman yang berbintil dan terdapat bakteri rhizobium sp yang berfungsi untuk mengikat nitrogen bebas dari udara dan merubahnya menjadi bentuk yang dibutuhkan tanaman, oleh karena itu tanaman kacang panjang ini tidak terlalu membutuhkan banyak pupuk yang mengandung unsur N terlalu tinggi Salanti 2008. Untuk mendapatkan produksi yang optimal, dibutuhkan benih kacang panjang yang berkualitas dengan ciri-ciri mempunyai daya kecambah 85 persen, tidak rusak atau cacat dan tidak mengandung wabah hama dan penyakit atau bisa menggunakan benih kacang panjang hibrida yang sudah terjamin kualitasnya. Adapun jarak tanam yang dibutuhkan untuk membudidayakan kacang panjang sekitar 20 x 50 centimeter atau 30 x 40 centimeter dengan kebutuhan benih 10-15 kilogram per hektar dengan waktu tanam sepanjang musim selama air tanahnya memadai, karena tumbuhan kacang panjang memerlukan banyak air agar pertumbuhan tanamannya optimal. Umur panen kacang panjang berkisar antara 3-4,5 bulan. Rikmawati, 2011.

2.2 Perkembangan Komoditi Kacang Panjang

Tanaman kacang panjang merupakan salah satu jenis sayuran yang cukup populer di masyarakat Indonesia dikarenakan komoditi kacang panjang sangat mudah untuk didapatkan dan menjadi salah satu lalapan maupun sayuran yang sering disajikan dalam bentuk masakan oleh masyarakat Indonesia. Berdasarkan data BPS 2011, selama beberapa tahun terakhir periode antara tahun 2008 sampai 2010 produksi nasional kacang panjang cenderung mengalami peningkatan, sedangkan 10 pada tahun 2011 produksi kacang panjang sedikit mengalami penurunan, namun penurunan tingkat produksi kacang panjang tidak sampai menyentuh angka terendah seperti pada tahun 2008, data lebih lengkapnya dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8 . Produksi Nasional Kacang Panjang Tahun 2008-2011 Tahun Produksi Ton 2008 455.524 2009 483.793 2010 488.174 2011 458.307 Sumber : BPS 2012

2.3 Analisis Pendapatan Usahatani

Keberhasilan suatu usahatani yang dilakukan bisa dinilai berdasarkan seberapa besar tingkat pendapatan yang diperoleh petani. Penelitian mengenai analisis pendapatan telah banyak dilakukan, diantaranya penelitian analisis pendapatan dan faktor-faktor yang mempengaruhi produksi cabai merah kriting di Desa Citapen Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor oleh Siregar 2011, penelitian analisis efisiensi teknis dan pendapatan usahatani caisim di Desa Ciaruteun Llir Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor oleh Prathama 2012, penelitian yang dilakukan oleh Sujana 2010 mengenai analisis pendapatan dan faktor-faktor produksi yang mempengaruhi usahatani tomat di Desa Lebak Ciwidey, Kabupaten Bandung dan analisis pendapatan dan faktor-faktor yang mempengaruhi produksi usahatani wortel di Kabupaten Tegal oleh Pasaribu 2007. Berdasarkan penelitian mengenai analisis pendapatan yang dilakukan oleh keempat peneliti tersebut menunjukkan bahwa usahatani yang dilakukan terhadap cabai merah kriting di desa Citapen, Caisin di Desa Cibungbulang, usahatani tomat di Ciwidey dan wortel di Kabupaten Tegal dikatakan efisien dan menguntungkan untuk diusahakan, dikarenakan hasil perhitungan RC rasio atas biaya tunai dan biaya total lebih besar dari 1, serta pendapatan atas biaya total dan biaya tunai yang menunjukkan nilai yang cukup besar, walaupun terdapat perbedaan pendapatan yang cukup besar diantara ketiga komoditi. Perbedaan pendapatan tersebut terutama dipengaruhi oleh nilai komoditi yang diusahakan, namun dapat ditarik kesimpulan 11 bahwa kegiatan usahatani untuk komoditi sayuran berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh ketiga peneliti tersebut masih menguntungkan.

2.4 Analisis Faktor-Faktor Produksi