Latar Belakang Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi dan Pendapatan Usahatani Kacang Panjang (Studi Kasus : Kecamatan Nagrak, Kabupaten Sukabumi)

1 I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertanian merupakan sektor yang berperan penting dalam membangun perekonomian nasional, dan menjadi salah satu sektor yang memberikan kontribusi besar terhadap PDB Produk Domestik Bruto, hal ini dibuktikan dengan tingginya angka penyerapan tenaga kerja di bidang pertanian yaitu sebesar 39,33 juta jiwa lebih tinggi dengan dibandingkan sektor industri dan perdagangan yang mampu menyerap tenaga kerja yaitu masing-masing sebesar 14,54 dan 23,40 juta jiwa, sehingga sektor pertanian secara signifikan mampu mengurangi angka pengangguran di Indonesia. BPS,2011. Salah satu sub sektor pertanian adalah subsektor hortikultura. Sektor ini diarahkan untuk meningkatkan kebutuhan konsumsi, bahan baku industri, peningkatan ekspor dan subtitusi impor. Pada tahun 2010 hingga tahun 2011 PDB nasional hortikultura mengalami peningkatan yaitu sebesar 2,64 persen. Peningkatan PDB ini tercapai karena terjadinya peningkatan produksi di berbagai sentra dan kawasan, serta peningkatan luas areal produksi dan areal panen, sehingga berpengaruh positif pada meningkatnya PDB. Berdasarkan Tabel 1, dapat dilihat bahwa pada tahun 2010 hingga tahun 2011 nilai PDB untuk beberapa komoditi hortikultura cenderung mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut mengindikasikan kelompok komoditi hortikultura mulai dikembangkan sebagai komponen pengusahaan beberapa pelaku bisnis di Indonesia, hal ini dapat dilihat dari total PDB pada tahun 2011 komoditi buah-buahan masih mendominasi dan memberikan sumbangsih terbesar terhadap tingkat PDB nasional. Namun dari segi pertumbuhan komoditi sayuran menunjukan tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan dengan jenis komoditi yang lain yaitu sebesar 6,12 persen, peningkatan ini disebabkan adanya kecenderungan masyarakat dalam merubah pola konsumsi dari konsumsi makanan yang berlemak tinggi terutama dari bahan hewani beralih ke bahan nabati yang disebut vegetarian, hal ini 2 menunjukan bahwa komoditi sayuran mempunyai prospek yang bagus untuk diusahakan bagi para pelaku bisnis. Tabel 1. Nilai Produk Domestik Bruto Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku di Indonesia Tahun 2010-2011 No Kelompok Komoditi PDB Milyar Rata-Rata Pertumbuhan 2010 2011 1 Buah-buahan 45.482 46.735 2,75 2 Sayuran 31.224 33.136 6,12 3 Tanaman Obat 3.665 2.994 18,30 4 Tanaman Hias 6.173 5.983 3,08 Total 86.565 88.851 Sumber : Dirjen Hortikultura 2012, diolah Kementrian pertanian dan Stakeholder Hortikultura menyelenggarakan bulan promosi Hortikultura atau dikenal dengan September Horti Ceria 2012. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kecintaan dan konsumsi masyarakat terhadap produk hortikultura nusantara salah satunya sayuran. Selain itu, FAO telah merekomendasikan konsumsi buah dan sayuran sebesar 65,75 kg per kapita per tahun, walaupun pada tahun 2012 tingkat konsumsi sayuran dan buah di Indonesia baru mencapai 40 kg per kapita per tahun 1 . Dukungan pemerintah terhadap peningkatan konsumsi sayuran terus dilakukan dengan cara pembatasan impor produk buah dan sayuran, kegiatan ini bertujuan untuk mendukung agar produk sayuran dan buah-buahan dapat mendominasi pasar di Indonesia dan sekaligus meningkatkan citra dan memperkenalkan produk hortikultura di Indonesia salah satunya sayuran. Salah satu jenis sayuran yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia adalah kacang panjang. Pada Tabel 2 dapat dilihat kacang panjang menempati urutan ketiga dari total jenis sayuran yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat, hal ini membuktikan bahwa kacang panjang menjadi salah satu komoditi yang banyak diminati oleh masyarakat, berikut adalah konsumsi per kapita empat jenis sayuran 1 Dirjen Hortikultura.Gerakan Peningkatan Konsumsi Sayuran . http :www .deptan .go .idnewsdetail php. [diakses 30 September 2012] 3 yang memiliki tingkat konsumsi paling tinggi di Indonesia. Berdasarkan Tabel 2 tingkat konsumsi kacang panjang cenderung mengalami peningkatan antara tahun 2005 hingga tahun 2011. Tabel 2. Tingkat Konsumsi Per Kapita Sayuran di Indonesia Periode 2005-2011 No Komoditas Konsumsi per kapita KgTh 2005 2008 2011 1 Kangkung 4,94 4,78 4,88 2 Bayam 4,78 4,00 4,23 3 Kacang panjang 3,69 3,80 3,97 4 Terung 2,55 2,91 3,05 Keterangan : Angka Sementara Sumber : Dirjen Hortikultura, 2011 Berdasarkan data BPS tahun 2012, tingkat produksi kacang panjang nasional dari tahun 2008 hingga tahun 2011, cenderung mengalami peningkatan, sedangkan pada tahun 2011 produksi kacang panjang mengalami penurunan, dikarenakan adanya penurunan tingkat luas areal panen kacang panjang, namun tingkat penurunan produksi kacang panjang tidak sarmpai menyentuh angka terendah seperti pada tahun 2008. Dilihat dari rata-rata tingkat produktivitas cenderung mengalami fluktuasi dan mengalami penurunan produktivitas pada tahun 2010. Tabel 3 . Produksi, Luas Panen dan Rata-Rata Produktivitas Kacang Panjang di Indonesia Pada Tahun 2009 - 2011 Tahun 2008 2009 2010 2011 Produksi Ton 455.524 483.793 489.449 458.307 Luas panen Ha 83.493 83.796 85.828 79.623 Rata-rata Produktivitas TonHa 5,45 5,77 5,70 5,75 Sumber : BPS, 2012 Salah satu sentra produksi kacang panjang di Indonesia terdapat di provinsi Jawa Barat, adapun sentra-sentra produksi terbesar komoditi kacang panjang di Jawa Barat diantaranya terdapat di Kabupaten Bogor, Sukabumi, Cianjur dan Garut. Berdasarkan Tabel 4 tingkat produktivitas kacang panjang tertinggi adalah Kabupaten Garut sebesar 11,59 ton per hektar, sedangkan tingkat produktivitas terendah adalah Kabupaten Sukabumi yaitu sebesar 7,76 ton per hektar dengan kecenderungan tingkat produksi yang fluktuatif dan cenderung mengalami penurunan pada tahun 2011, 4 padahal pada tahun 2010 Kabupaten Sukabumi merupakan penghasil produksi kacang panjang kedua terbesar setelah Kabupaten Garut dengan jumlah produksi kacang panjang sebesar 11.762 ton. Tabel 4 Produksi, Luas Panen, dan Produktivitas Daerah Sentra Produksi Kacang Panjang di Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-2011 Kabupaten Produksi Ton dan Luas Panen Ha Rata-rata Produktivitas TonHa 2008 2009 2010 2011 Sukabumi 10.281 1.349 9.134 1.195 11.762 1.376 8.683 1.214 7,76 Bogor 14.022 1.529 11.039 1.264 11.649 1.501 11.761 1.261 8,72 Garut 11.069 1.072 12.735 937 13.047 1.183 9.109 772 11,59 Cianjur 1.795 1.047 15.800 1.231 7.919 930 12.552 969 9,11 Keterangan : Angka dalam kurung menunjukan luas panen Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat, 2012 diolah Kabupaten Sukabumi merupakan salah satu sentra produksi kacang panjang di Jawa Barat. Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat luas areal panen tanaman kacang panjang di Kabupaten Sukabumi seluas 2.342 hektar dan menjadi luas areal panen terbesar dibandingkan dengan komoditi sayuran lainnya yang ditanam di Kabupaten Sukabumi, dengan total luas panen sayuran di Kabupaten Sukabumi yaitu seluas 8.665 hektar. Tabel 5. Luas Panen dan Jumlah Komoditi Hortikuktura di Kabupaten Sukabumi Tahun 2011 Komoditas Luas Panen Ha Produksi ton Bawang Daun 332 28.871 Buncis 832 76.144 Cabe Besar 1.058 76.785 Kacang Panjang 2.342 158.013 Terung 565 78.117 Ketimun 942 107.236 Sawi 1.785 194.685 Tomat 809 134.509 Jumlah 8.665 854.360 Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi, 2012 diolah 5 Kabupaten Sukabumi terdiri atas 47 kecamatan yang tersebar dibeberapa daerah. Adapun sentra penghasil komoditas kacang panjang terdapat di lima Kecamatan diantaranya : Kecamatan Nagrak, Parung Kuda, Bojong Genteng, Warung Kiara dan Pelabuhan Ratu. Tabel 6. Produksi, Luas Panen, dan Produktivitas Kacang Panjang di Kabupaten Sukabumi Tahun 2010 -2011 Kecamatan 2010 2011 Rata-Rata Produktivitas tonha Produksi Kw Luas Panen Ha Produksi Kw Luas Panen Ha Nagrak 2.649 26 5.625 135 7,18 Bojong Genteng 5.440 63 3.950 55 7,91 Parung Kuda 10.500 78 7.766 41 16,20 Pelabuhan Ratu 4.965 31 5.140 34 15,57 Warung Kiara 5.596 60 7.700 99 8,55 Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi, 2012 diolah Berdasarkan Tabel 6, kenaikan areal luas panen kacang panjang pada rentang waktu tahun 2010-2011 yang tertinggi adalah Kecamatan Nagrak dengan kenaikan luas areal panen seluas 109 ha, serta diikuti dengan kenaikan persentase produksi sebesar 112,34 persen, kemudian diikuti oleh Kecamatan Warung Kiara dengan persentase kenaikan produksi sebesar 37,60 persen. Selain itu berdasarkan Tabel 7, luas areal tanam komoditas kacang penjang memiliki tingkat luas areal tanam terbesar dibandingkan dengan jenis komoditas lainnya yang dibudidayakan di Kecamatan Nagrak. Hal ini menggambarkan bahwa komoditas kacang panjang banyak dibudidayakan di Kecamatan Nagrak dan penting untuk dikembangkan karena mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. 6 Tabel 7 . Luas Areal Tanam Sayuran di Kecamatan Nagrak Per Hektar Tahun 2011 No Desa Kacang Panjang Caisin Mentimun 1 Kalaparea 13 10 11 2 Giri Jaya 9 8 5 3 Darmareja 11 7 4 4 Pawenang 19 13 15 5 B. Panjang 18 14 10 6 Cisarua 8 7 6 7 Cihanyawar 13 10 4 8 Nagrak Utara 7 8 3 9 Nagrak Selatan 9 8 4 10 Balaikambang 6 7 2 Jumlah 113 92 64 Sumber: Monografi Kecamatan Nagrak 2012

1.2 Perumusan Masalah