Metode Pengumpulan Data Keadaan Umum dan Geografis

27 Kecamatan Nagrak, serta telah memenuhi persyaratan dari suatu metode penelitian yaitu minimal sebanyak 30 orang sesuai dengan sebaran normalnya.

4.4 Metode Pengumpulan Data

Kegiatan pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan pengamatan langsung dan menggunakan metode kuesioner. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kegiatan usahatani kacang panjang untuk periode satu musim tanam pada bulan September 2012 – Desember 2012 . Pengamatan langsung observasi dilakukan dengan cara mengamati kegiatan ushatani kacang panjang dilokasi penelitian, kegiatan observasi ini bertujuan untuk mengidentifikasi proses serta aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan kegiatan usahatani kacang panjang. Selanjutnya adalah melakukan kegiatan wawancara dengan para petani kacang panjang, hal ini bertujuan mengumpulkan serta melengkapi informasi dari kegiatan pengamatan langsung di lokasi penelitian.

4.5 Jenis Data

Data primer dan sekunder yang diperoleh kemudian dianalisis dalam bentuk kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif kemudian diolah dengan menggunakan bantuan pemrograman komputer misalnya Microsoft Excel, Minitab 14. Analisis kuantitatif ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tentang pendapatan dan penggunaan faktor-faktor produksi usahatani di lokasi penelitian.

4.5.1 Analisis Fungsi Produksi

Pada kegiatan penelitian ini fungsi produksi yang digunakan untuk analisis produksi kacang panjang dapat diduga dengan menggunakan analisis fungsi produksi Cobb-Douglass. Fungsi produksi Cobb-Douglass merupakan suatu fungsi atau persamaan yang melibatkan dua atau lebih variabel dimana variabel dependen yang dijelaskan Y dan variabel yang menjelaskan X Soekartawi, 1990. Adapun tahap- tahap dalam menganalisis fungsi produksi adalah sebagai berikut : 1. Identifikasi variabel bebas dan terikat Identifikasi variabel dilakukan dengan mendaftarkan faktor-faktor produksi yang diduga berpengaruh terhadap produksi kacang panjang. Pada penelitian ini 28 penentuan variabel dependen yang digunakan merujuk pada penelitian terdahulu yang meneliti komoditas sayuran. Adapun faktor-faktor produksi yang digunakan meliputi benih, pupuk kandang, pupuk urea, pupuk TSP, Pupuk NPK, pestisida, nutrisi, tenaga kerja. Penggunaan lahan pada kegiatan penelitian kali ini tidak dimasukan kedalam model dikarenakan terdapat masalah multikolinier, sehingga fungsi produksi disini dirubah menjadi fungsi produktivitas. 2. Analisis regresi Model dari fungsi produksi Cobb-Douglass dapat ditulis sebagai berikut : Y = b X 1 b1 X 2 b2 ........X n bn e u dimana : Y = produktivitas kacang panjang X = input produksi b = besaran yang akan diduga u = kesalahan e = logaritma natural e = 2,718 Selanjutnya persamaan tersebut kemudian diubah dalam bentuk linier berganda dengan cara melogaritmakan persamaan tersebut. Adapun bentuk linier berganda rumus diatas setelah dilogaritmakan adalah : Ln Y = ln b + b 1 Ln X 1 + b 2 Ln X 2 + b 3 Ln X 3 + b 4 Ln X 4 + b 5 Ln X 5 + b 6 Ln X 6 + b 7 Ln X 7 + b 8 Ln X 8 + u dimana : Y : produktivitas kacang panjang kg b o : intercepkonstanta b1 .b8 : koefisien arah regresi masing-masing produksi X1....X8 X 1 : Benih gr X 2 : pupuk urea kg X 3 : pupuk Sp 36 kg X 4 : pupuk NPK kg X 5 : Pupuk kandang kg X 6 : Nutrisi lt X 7 : Pestisida lt X 8 : Tenaga kerja HOK u : ganggguan stokhastik atau kesalahan disturbance term 29 Menurut Gujarati 2006, untuk mendapatkan koefisien regresi parameter linier terbaik yang tidak bias maka harus memenuhi kriteria syarat metode penduga Ordinary Least Square OLS. Adapun asumsi OLS tersebut diantaranya : 1 Model linier dalam koefisien parameter 2 Tidak terdapat multikolinier dalam variabel independen 3 Komponen error tidak berpola acakrandom, menyebar normal dengan nilai tengah nol, ragamnya homogen Homoskedastisitas Selanjutnya dengan menggunakan regresi linier berganda dapat diketahui besarnya nilai t-hitung, F-hitung, dan R 2 . Nilai t-hitung digunakan untuk menguji secara statistik apakah koefisien regresi dari masing-masing parameter bebas Xn yang dipakai secara terpisah berpengaruh nyata atau tidak terhadap variabel tidak bebas Y. Sedangkan nilai F-hitung digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas X 1 ,X 2 ,X 3 ,X 4 ,X 5 ,X 6 ,X 7 ,X 8 , secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap variabel Y, jika diperleh hasil F-hitung lebih besar dari F-tabel maka variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap variabel Y. Koefisien determinasi R 2 digunakan untuk mengukur tingkat kesesuian model dugaan, yang merupakan ukuran deskriptif tingkat kesesuian antara data aktual dengan ramalannya, semakin tinggi nilai R 2 maka semakin akurat antara data aktual dengan ramalannya. 1. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesa ini dilakukan untuk hasil dari model fungsi produksi yang dihasilkan dari pengolahan data, pengujian yang dilakukan meliputi : A. Pengujian terhadap model penduga Pengujian ini untuk mengetaui bersama-sama apakah faktor-faktor produksi berpengaruh nyata terhadap produksi kacang panjang. Hipotesis : H : b1 = b2 =..........= bi = 0 H 1 : salah satu dri b ada ≠ 0 30 Uji statistik yang digunakan adalah uji F: Keterangan: k = Jumlah variabel termasuk intersept n = Jumlah pengamatan atau responden Kriteria uji: F-hitung F-tabel k-1,n- k pada taraf nyata α : tolak H F-hitung F-tabel k-1, n- k pada taraf nyata α : terima H Jika F-hitung F-tabel k-1,n- k pada taraf nyata α, maka dapat disimpulkan bahwa variabel bersama-sama berpengaruh nyata terhadap produksi, sedangkan jika F-hitung F-tabel k-1, n- k pada taraf nyata α, maka variabel secara bersama-sama tidak berpengaruh nyata terhadap produksi. Untuk memperkuat pengujian, dihitung besarnya koefisien determinasi R 2 , semakin tinggi nilai R 2 berarti model dugaan yang diperoleh semakin akurat untuk meramalkan variabel dependent, atau dengan kata lain tingkat kesesuian antara data aktual dengan ramalannya semakin besar. Perhitungan koefisien determinasi dapat dituliskan sebagai berikut: Nilai R 2 maksimal adalah 1 dan minimal adalah 0. Nilai R 2 mengukur besarnya keragaman total data yang dapat dijelaskan oleh model, sisanya 1-R 2 dijelaskan oleh komponen eror. B. Pengujian untuk masing-masing parameter Pengujian untuk masing-masing parameter yaitu uji-t yang menguji secara statistik bagaimana pengaruh nyata dari setiap variabel bebas X yang digunakan secara terpisah terhadap variabel variabel tidak bebas Y. t-hitung t- tabel α, n-k-1 maka tolak H t-hitung t- tabel α, n-k-1 maka terima H dimana : n = jumlah responden k = jumlah variabel 31 1 Jika tolak H , artinya variabel bebas yang digunakan berpengaruh nyata terhadap variabel tidak bebas dari nilai produksi dalam model 2 Jika terima H , artinya variabel bebas tidak berpengaruh nyata terhadap variabel tidak bebas produksi Apabila tidak menggunakan tabel, maka dapat dilihat nilai P, dengan kriteria sebagai berikut : 1 P-value α, maka variabel yang diuji faktor produksi berpengaruh nyata terhadap variabel tidak bebas produksi 2 P-value α, maka variabel yang diuji tidak berpengaruh nyata terhadap variabel tidak bebas produksi C. Pengujian Homoskedastisitas Homoskedastisitas adalah kondisi dimana komponen error pada model regresi memiliki ragam yang sama untuk setiap variabel independen. Asumsi ini dapat dilihat berdasarkan tingkat penyebaran nilai-nilai residual terhadap nilai-nilai prediksi. Jika penyebarannya tidak membentuk pola yang sistematis seperti linier atau kuadratik, maka keadaan asumsi tersebut telah terpenuhi, jika asumsi ini tidak terpenuhi maka hasil uji signifikansi koefisien regresi disetiap variabel independen tidak valid atau akurat. D. Pengujian Multikolinieritas Multikolinieritas dapat diartikan adanya hubungan linier diantara variabel independen. Uji signifikansi koefisien regresi menjadi tidak valid, jika terdapat hubungan linier antar variabel independen, terdapat banyak cara untuk menguji adanya multikolinier, yaitu dengan koefisien determinasi R 2 yang tinggi namun dari uji-t banyak variabel bebas yang tidak signifikan atau dapat juga diukur dengan Variance Inflation Faktor VIF , Jika VIF 10, maka dapat disimpulkan bahwa model dugaan ada multikoliniearitas dan jika VIF 10 maka model dugaan terbebas dari adanya multikolinieritas. 32

4.5.2 Analisis Pendapatan Usahatani Kacang Panjang

Pendapatan usahatani dibedakan menjadi pendapatan atas biaya tunai dan atas biaya total. Perhitungan pendapatan atas biaya total adalah sebagai berikut : Pd = TR - TC Pd = PxQ – Biaya Tunai + Biaya Diperhitungkan dimana : Pd = Pendapatan total usahatani kacang panjang TR = Penerimaan total TC = Biaya total P = Harga Jual Rp Q = Total Produksi Kg Perhitungan pendapatan tunai dapat dituliskan sebagai berikut : Pd tunai = TR – Biaya tunai dimana : TR = Penerimaan total Perhitungan total penerimaan didapat dari perkalian antara rata-rata harga jual dengan total produksi. Dalam penelitian ini harga jual yang digunakan merupakan harga jual rata-rata komoditas kacang panjang masing-masing petani responden sepanjang periode panen terkahir. Biaya tunai pada kegiatan usahatani kacang panjang meliputi biaya sarana produksi pupuk kandang, urea, NPK, TSP, nutrisi, benih, pestisida, tenaga kerja luar keluarga TKLK, tali rafia, ajir, sewa lahan dan pajak, sedangkan biaya diperhitungkan meliputi biaya tenaga kerja dalam keluarga TKDK, penyusutan peralatan, lahan milik sendiri. Analisis pendapatan usahatani kacang panjang digunakan untuk mengetahui seberapa besar pendapatan dan keuntungan yang diperoleh oleh petani responden yang ada di Kecamatan Nagrak. Perhitungan analisis pendapatan dan RC rasio dapat dilihat pada Tabel 9. 33 Tabel 9. Perhitungan Analisis Pendapatan dan RC rasio Usahatani Kacang Panjang Keterangan Jumlah Satuan Harga Rp Nilai Rp A Penerimaan Tunai C Total Penerimaan D Biaya Tunai - Pupuk kandang - Pupuk urea - Pupuk SP 36 - Benih kacang panjang - Pupuk NPK - Pestisida -Nutrisi - Tenaga kerja - Tali rafia - Ajir -Sewa lahan -Pajak lahan -Iuran irigasi Total Biaya Tunai E Biaya diperhitungkan - Lahan - Penyusutan peralatan -Tenaga kerja dalam keluarga Total Biaya diperhitungkan F Total Biaya D+F G Pendapatan atas biaya tunai A-D H Pendapatan atas biaya total C-F I RC rasio atas biaya tunai AD J RC atas biaya total CF

4.5.3 Analisis RC Rasio

Analisis RC rasio merupakan perbandingan antara nilai output dan input usahatani, analisis ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hasil yang diperoleh dari kegiatan usahatani yang dijalankan cukup menguntungkan atau tidak, selain itu analisis ini juga digunakan untuk mengetahui tingkat efisiensi usahatani. Analisis RC rasio dibedakan menjadi dua yaitu RC rasio atas biaya tunai dan RC rasio atas biaya total. Berikut formulasi perhitungan RC rasio : RC rasio atas biaya tunai = Total Penerimaan Biaya Tunai RC rasio atas biaya total = Total Penerimaan Total Biaya 34 RC rasio merupakan besarnya penerimaan untuk setiap rupiah biaya yang dikeluarkan dalam usahatani. Semakin tinggi nilai RC maka semakin efisien kegiatan usahatani yang dijalankan. Kriteria penelitian dari hasil perhitungan RC rasio sebagai berikut : a. RC rasio 1, menunjukan bahwa dalam suatu usaha setiap satu rupiah biaya akan menghasilkan penerimaan yang lebih besar dari satu rupiah, dengan kata lain usaha tersebut dikatakan lebih efisien b. RC rasio = 1, menunjukan bahwa dalam suatu usaha setiap satu rupiah biaya akan menghasilkan penerimaan yang sama dengan satu rupiah, bisa dikatakan usaha tersebut efisien c. RC rasio 1, menunjukan bahwa dalam suatu usaha setiap satu rupiah biaya akan menghasilkan penerimaan yang lebih kecil dari satu rupiah, dengan kata lain usaha tersebut tidak efisien.

4.5.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi produksi kacang panjang di Kecamatan Nagrak diantaranya: 1. Benih kacang panjang X1 b10 artinya semakin banyak benih yang digunakan dalam kegiatan produksi maka akan semakin tinggi produksi kacang panjang 2. Pupuk urea X2, b20 artinya semakin banyak pupuk urea yang digunakan maka semakin tinggi produksi kacang panjang yang dihasilkan. 3. Pupuk SP 36 X3 b30 artinya semakin banyak pupuk Sp 36 yang digunakan maka semakin tinggi produksi kacang panjang yang dihasilkan. 4. Pupuk NPK X4 b40 artinya semakin banyak pupuk NPK yang digunakan maka semakin tinggi produksi kacang panjang yang dihasilkan. 35 5. Pupuk kandang X5 b50 artinya semakin banyak pupuk kandang yang digunakan dalam proses produksi, maka semakin tingkat produksi kacang panjang yang dihasilkan. Pupuk kandang merupakan salah satu faktor yang paling penting dalam meningkatkan kualitas tanaman. 6. Nutrisi X6 b60 artinya semakin banyak nutrisi yang digunakan maka semakin tinggi produksi kacang panjang yang dihasilkan. 7. Pestisida X7 b70 artinya semakin banyak pestisida yang digunakan maka semakin tinggi produksi kacang panjang 8. Tenaga kerja X8 b80 artinya semakin banyak tenaga kerja yang digunakan dalam kegiatan produksi maka semkain tinggi tingkat produksi kacang panjang yang dihasilkan. 36 V GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN

5.1 Keadaan Umum dan Geografis

Kecamatan Nagrak merupakan salah satu Kecamatan yang terdapat di Kabupaten Sukabumi. Secara geografis berada disebelah utara kantor pemerintah Kabupaten Sukabumi dengan radius ± 69 km dari arah ibukota pelabuahn ratu, 150 km dari ibukota propinsi serta 65 kilometer dari kedudukan bakorwil di bogor. Kecamatan Nagrak memiliki luas wilayah 7.209,48 hektar yang terdiri dari 10 Desa. Desa tersebut meliputi Kalaparea, Giri Jaya, Darmareja, Pawenang, Babakan Panjang, Cisarua, Cihanyawar, Nagrak Utara, Nagrak Selatan, Balaikambang. 5.2. Kependudukan dan Mata Pencaharian Jumlah penduduk dalam wilayah Kecamatan Nagrak berdasarkan angka penduduk pada tahun 2012, yang terdiri dari sepuluh desa adalah sebanyak 76.424 orang. Terdiri dari 36.865 orang laki-laki dan 39.559 orang perempuan. Jumlah kepala keluarga KK di Kecamatan Nagrak adalah 21.671 dengan kepadatan penduduk 11,1 jiwa per Km persegi. Mata Pencaharian penduduk Kecamatan Nagrak beraneka ragam, yaitu sebagai petani tanaman pangan, peternak, petani ikan, buruh tani, dan non petani. Potensi penduduk berdasarkan mata pencaharian, dapat dilihat dalam Tabel 10. Tabel 10. Potensi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian KK di Kecamatan Nagrak Tahun 2012 Desa Tanaman Pangan Peternak Perke bunan Perikanan Buruh tani Non- Petani Jumlah KK Kalaparea 705 21 - 3 955 629 2313 Girijaya 840 20 - 4 1170 605 2639 Darmareja 1169 31 - - 476 233 1909 Pawenang 912 13 - 2 465 254 1646 Bbk. Panjang 740 15 - 5 573 179 1512 Cisarua 390 15 - - 722 1752 2879 Cihanjawar 801 9 - 3 292 328 1433 Nagrak Utara 1105 155 - - 1305 1223 3788 Nagrak Selatan 906 9 - 15 125 677 1732 Balaikambang 750 10 - - 734 326 1820 Jumlah 8318 298 - 32 6817 6206 21671 Sumber: Monografi Kecamatan Nagrak, 2012 37

5.3 Karakteristik Petani Responden