kacang tanah 50 gram, kuaci 220 gram dan asam 100 gram. Kandungan gizi dari formulasi pakan ini dapat dilihat pada tabel 8.
Tabel 8 Kandungan gizi formula pakan dua yang dianjurkan mengacu pada nilai gizi dari bahan penyusunnya Direktorat Gizi Departemen Kesehatan
1979
No Kandungan
Jenis pakan Total
gizi Jagung muda
500 gr Kacang tanah
50 gr Kuaci
150 gr Asam
210 gr 1
Kalori 180,6 kal
226 kal 270,38 kal
240,91 kal 917,89 kal
2 Protein
4,10 25,30
30,61 2,80
10,86 3
Lemak 1,30
42,80 42,10
0,61 13,38
4 Karbohidrat
30,30 21,10
13,80 62,50
35,89 5
Kalsium 7 mg
29 mg 28,35 mg
74,6 mg 138,95 mg
6 Fosfor
151,2 mg 167,5 mg
163,8 mg 113,9 mg
596,4 mg 7
Besi 1,54 mg
0,65 mg 3,255 mg
0,61 mg 6,06 mg
8 Vitamin A
2,38 S.I. 30,24 S.I.
32,62 S.I. 9
Vitamin B1 0,252 mg
0,15 mg 0,01 mg
0,34 mg 0,75 mg
10 Vitamin C
12,6 mg 1,5 mg
2,02 mg 16,12 mg
11 Air
88,9 gr 3 gr
5,20 gr 31,65 gr
128,75 gr
5.1.4 Penyakit dan Perawatan Kesehatan
Burung kakatua-kecil jambul kuning pada saat datang langsung diperiksa kesehatannya oleh pihak pengelola. Pengelola ingin memastikan kesehatan burung
kakatua agar tidak salah dalam melakukan tindakan manajemen. Apabila salah dalam melakukan tindakan manajemen dapat menyebabkan kematian bagi burung
tersebut. Menurut pihak pengelola, kesehatannya dapat terlihat dari kotorannya, keaktivannya dan juga nafsu makannya. Burung yang sehat dicirikan oleh tingkah
lakunya yang selalu lincah dan sering berkicau, makan dan minum secara wajar, matanya bening dan bersinar, bulunya tetap mulus atau tidak kusut Soemarjoto
dan Prayitno 1999. Apabila burung sakit menurut Soemarjoto dan Prayitno 1999 juga dapat segera diketahui bila menunjukkan beberapa hal, antara lain keadaannya
lesu atau loyo seperti kedinginan dan kurang mau berkicau, kurang suka makan dan minum, bulunya tampak kusut, napasnya tersengal-sengal, hidung atau paruhnya
kadang-kadang berlendir, dan kotorannya cair mencret berwarna hijau keputih- putihan. Setelah memastikan keadaan burung kakatua benar-benar sehat, burung
kakatua-kecil jambul kuning dimasukkan ke dalam kandang sementara karena
kandang permanen yang dipergunakan oleh burung kakatua-kecil jambul kuning sekarang sedang dibangun.
Burung kakatua-kecil jambul kuning didatangkan ke dalam penangkaran burung MBOF belum genap satu tahun sehingga untuk pengelolaan kesehatan dari
burung kakatua belum terlalu mendalam. Burung kakatua di dalam penangkaran burung MBOF belum pernah terserang penyakit yang biasanya sering diderita oleh
burung kakatua. Menurut Prahara 1999, gangguan fisik yang biasa diderita oleh burung kakatua dapat dilihat pada tabel 10.
Tabel 10 Gangguan fisik yang biasa di derita oleh burung kakatua Prahara 1999
No Nama
Gejala Pengobatan
A Penyakit
Internal 1
Berak darah Feses bercampur darah, tubuh lemah, tidak
dapat terbang, nafsu makan berkurang Menggunakan
obat anticoccidiosis
2 Cacingan
Tubuh lemah, badan kurus, bulu kusam, nafsu makan kurang.
Menggunakan obat cacing 3 Moniliasis
Tubuh lesu dan bulu kusam Pemberian vitamin A
4 Aspergilosis
Nafsu makan kurang dan kesulitan bernafas Menggunakan itraconazole
B Penyakit
Eksternal 1
PBDF Bulu rontok dan paruh rusak
Setiap pagi
dimandikan dengan larutan seperti Bird
In
TM
C Penyakit
defisiensi Memakan bulunya sendiri
Ditambahkan zat mineral Ca dalam pakan
D Trauma
Luka pada tubuh burung Diberi obat luka anti-infeksi
Keterangan : PBDF : Pssitacine beak and feather disease
Berdasarkan hasil uji laboratorium terhadap feses burung kakatua jantan dan burung kakatua betina dengan menggunakan metode natif dan pengapungan
menunjukkan hasil negatif, yang berarti bahwa burung kakatua dalam keadaan sehat, tidak menderita penyakit tabel 11.
Tabel 11 Hasil identifikasi feses burung kakatua-kecil jambul kuning No
Kode Satwa
Hasil Pemeriksaan Keterangan
1 Burung kakatua jantan
- Negatif 2
Burung kakatua betina - Negatif
Pengelola biasa memberikan tambahan vitamin dan antibiotik ke dalam air yang akan diminum oleh burung kakatua pada saat pertama kali datang ke
penangkaran, pada saat cuaca yang tidak menentu dan pada saat pancaroba. Vitamin dan antibiotik ini dapat menjaga stamina burung kakatua, mencegah
penyakit, dan mengatasi segala bentuk stres. Secara berturut-turut selama 5 hari, burung kakatua diberi tambahan antibiotik, lalu pada minggu kedua diberi
tambahan vitamin selama 5 hari berturut-turut juga. Manajemen yang dilakukan oleh pengelola kurang tepat, antibiotik seharusnya diberikan pada saat burung
menderita penyakit karena antibiotik dapat membunuh dan menghambat pertumbuhan kuman penyakit. Sejauh ini, burung kakatua-kecil jambul kuning
yang terdapat di dalam kandang penangkaran burung MBOF masih sehat, tidak terkena penyakit apapun sehingga tidak membutuhkan pemberian antibiotik di
dalam air minumnya.
5.1.5 Reproduksi