Pengelola biasa memberikan tambahan vitamin dan antibiotik ke dalam air yang akan diminum oleh burung kakatua pada saat pertama kali datang ke
penangkaran, pada saat cuaca yang tidak menentu dan pada saat pancaroba. Vitamin dan antibiotik ini dapat menjaga stamina burung kakatua, mencegah
penyakit, dan mengatasi segala bentuk stres. Secara berturut-turut selama 5 hari, burung kakatua diberi tambahan antibiotik, lalu pada minggu kedua diberi
tambahan vitamin selama 5 hari berturut-turut juga. Manajemen yang dilakukan oleh pengelola kurang tepat, antibiotik seharusnya diberikan pada saat burung
menderita penyakit karena antibiotik dapat membunuh dan menghambat pertumbuhan kuman penyakit. Sejauh ini, burung kakatua-kecil jambul kuning
yang terdapat di dalam kandang penangkaran burung MBOF masih sehat, tidak terkena penyakit apapun sehingga tidak membutuhkan pemberian antibiotik di
dalam air minumnya.
5.1.5 Reproduksi
Suatu penangkaran dikategorikan berhasil apabila satwa yang ditangkarkan dapat menghasilkan keturunan. Untuk pengelolaan reproduksi di penangkaran
burung MBOF adalah penentukan jenis kelamin dan pemilihan bibit.
5.1.5.1 Penentuan Jenis Kelamin
Cara membedakan jenis kelamin dari burung kakatua-kecil jambul kuning adalah dengan mengecek iris matanya. Untuk membedakannya, harus melihat dari
jarak yang cukup dekat. Jenis kakatua yang jantan iris matanya akan berwarna hitam, sedangkan untuk jenis kakatua betina iris matanya akan berwarna merah.
Menurut Prahara 1999, penentuan jenis kelamin kakatua dapat dilakukan dengan melihat warna biji matanya iris, burung jantan memiliki biji mata berwarna hitam
dan burung betina memiliki biji mata berwarna merah. Perbedaan iris mata ini akan semakin terlihat apabila burung kakatua telah masuk kategori dewasa. Perbedaan
warna biji mata pada burung kakatua-kecil jambul kuning dapat dilihat pada gambar 6.
Gambar 6 Cara membedakan jenis kelamin burung kakatua. Keterangan: a Jenis kelamin betina iris mata merah; b Jenis kelamin jantan iris mata
hitam.
5.1.5.2 Pemilihan Bibit
Pemilihan bibit calon induk yang berkualitas di dalam penangkaran sangat dibutuhkan agar dapat menghasilkan keturunan yang yang baik. Pemilihan bibit di
penangkaran burung MBOF dilakukan dengan memperhatikan kondisi fisik dari burung kakatua-kecil jambul kuning, antara lain sehat, tidak cacat tubuh, terhindar
dari penyakit, dan tidak berasal dari satu keturunan untuk menghindari terjadinya in-breeding. Pengelola membeli 2 pasang burung kakatua dari pehobi burung yang
menjual burungnya ke penangkaran. Dua pasang burung kakatua tersebut dijadikan indukan awal dengan meletakkan ke dalam kandang secara terpisah yang letaknya
bersebelahan.
5.1.5.3 Pengaturan Kawin
Teknik penjodohan burung kakatua di penangkaran burung MBOF dilakukan secara paksa dengan memasukkan burung yang telah dipilih atau diseleksi ke
dalam sebuah kandang yang telah disiapkan oleh pihak pengelola. Cara ini dianggap dapat mempermudah tugas pihak pengelola karena tidak perlu
pemantauan secara intensif. Menurut Prahara 2003, kelebihan dari metode ini adalah tidak perlu biaya yang banyak karena hanya memerlukan sepasang burung
saja dan sebuah kandang penangkaran, sedangkan kekurangannya adalah bila penjodohan ini tidak sesuai maka perkawinan yang diharapkan tidak akan terjadi
bahkan seringkali terjadi perkelahian yang dapat membawa kematian. Penjodohan burung kakatua-kecil jambul kuning yang terjadi di penangkaran burung MBOF
b a
kurang berhasil. Burung kakatua betina sering terlihat menjauhi atau menolak burung kakatua jantan. Hal ini dapat dikarenakan karena burung kakatua betina
yang tidak menyukai burung kakatua jantan dan juga dapat dikarenakan pada saat pengamatan belum memasuki musim kawinnya. White dan Bruce 1986 dalam
PHPA et al. 1998 menyebutkan masa perkembangbiakan di Buton pada bulan September-Oktober dan Nusa Tenggara pada bulan April-Mei.\Selain itu, adaptasi
yang belum terlalu lama juga dapat mempengaruhi penjodohan. Burung kakatua termasuk burung yang pemilih dalam menentukan pasangan kawinnya sehingga
perlu adanya pendekatan yang dilakukan sebelum burung tersebut mencapai dewasa Budiman 2002. Kedepannya pihak pengelola ingin menambahkan
kembali jumlah burung kakatua-kecil jambul kuning yang ada di penangkaran burung MBOF. Pihak pengelola ingin melakukan metode penjodohan secara alami
dengan menggabungkan beberapa burung kakatua jantan dan beberapa burung kakatua betina ke dalam kandang yang cukup besar dan membiarkan burung-
burung ini memilih sendiri pasangannya. Dengan pemantauan secara rutin, apabila telah didapatkan ciri-ciri pasangan yang berjodoh akan diletakkan di dalam
kandang secara berpasangan. Metode ini memerlukan pemantauan secara intensif oleh pihak pengelola.
5.2 Aktivitas Harian
Aktivitas harian burung kakatua kecil jambul kuning di kandang akan sangat berbeda dengan aktivitas hariannya di habitat alami. Terbatasnya luasan dari
kandang akan membuat burung kakatua beradaptasi pada kondisi tersebut. Berikut adalah persentase alokasi waktu aktivitas harian burung kakatua-kecil jambul
kuning berdasarkan jenis kelamin di penangkaran burung MBOF Gambar 7. Berdasarkan gambar 7, burung kakatua jantan lebih banyak melakukan waktu
beraktivitasnya untuk melakukan aktivitas lain berupa aktivitas bermain, memerikasa keadaan, mengibaskan sayap, menggantung dan berputar, dan aktivitas
bersembunyi , yaitu selama 427,12 menit. Untuk aktivitas lain yang paling sering dilakukan adalah aktivitas bermain, yaitu selama 330,2 menit. Sedangkan burung
kakatua betina lebih banyak melakukan aktivitas diam, yaitu selama 302,41 menit.