Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya terutama pasal 21 ayat 2 disebutkan beberapa larangan, sebagai berikut:
a. Menangkap, melukai, membunuh, menyimpan, memiliki, memelihara, mengangkut, dan memperniagakan satwa yang dilindungi dalam keadaan
hidup; b. Menyimpan, memiliki, memelihara, mengangkut, dan memperniagakan satwa
yang dilindungi dalam keadaan mati; c. Mengeluarkan satwa yang dilindungi dari suatu tempat di Indonesia ke tempat
lain di dalam atau di luar Indonesia; d.
Memperniagakan, menyimpan atau memiliki kulit, tubuh, atau bagian-bagian lain satwa yang dilindungi atau barang-barang yang dibuat dari bagian-bagian
tersebut atau mengeluarkannya dari suatu tempat di Indonesia ke tempat lain di dalam atau di luar Indonesia;
e. Mengambil, merusak, memusnahkan, memperniagakan, menyimpan atau memiliki telur dan atau sarang satwa yang dillindungi.
Ketentuan pidananya tercantum pada pasal 40 ayat 2 dan 4: Ayat 2 : Dalam Pasal 21 ayat 1 dan ayat 2 serta Pasal 33 ayat 3 dipidana
dengan pidana penjara paling lama 5 lima tahun dan denda paling banyak Rp. 100.000.000,00 seratus juta rupiah.
Ayat 4 : Barang siapa karena kelalaiannya melakukan pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat 1 dan ayat 2
serta Pasal 33 ayat 3 dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 satu tahun dan denda paling banyak Rp. 50.000.000,00 lima puluh juta
rupiah.
2.5. Pakan
Burung kakatua mempunyai paruh yang sangat khas, yaitu membengkok dan sangat kuat, bentuk dan sifat paruh tersebut sesuai dengan jenis pakannya Prahara
1994. Pakan kakatua-kecil jambul kuning secara umum terdiri dari biji-bijian, kacang-kacangan, buah arbei, buah-buahan dan mungkin bunga Forshaw 1989
dalam Birdlife Internasional 2001. Schmutz 1977 dalam Birdlife Internasional 2001 melaporkan bahwa di Flores, kakatua-kecil jambul kuning menjadi hama
padi dan jagung yang siap dipanen dan burung ini diindikasikan selalu
mengunjungi hutan yang bersemi dan menghijau dan tampaknya burung-burung ini banyak menggunakan bagian tumbuhan segar di dalam vegetasi yang sangat
bersifat musim. Pakan burung di penangkaran yang baik haruslah memenuhi kebutuhan gizi
seimbang yang diperlukan oleh burung seperti di alam. Menurut Prahara 1994, burung kakatua sangat menggemari jagung muda yang berbonggol, biji bunga
matahari, kacang tanah, tebu, buah kenari, sedikit sayuran kangkung dan wortel dan buah-buahan jambu biji, pepaya. Pakan diberikan dalam jumlah secukupnya
yang diberikan 2 kali sehari, yaitu pada pagi hari setelah sangkar dibersihkan dan siang hari sekitar pukul 12.00, pakan disajikan pada nampan-nampan plastik atau
ditancapkan pada kayu tenggeran yang telah dilengkapi dengan paku-paku atau kait-kait, tempat minumnya dari sebuah bak atau kolam kecil yang airnya diganti
dan dibersihkan minimal satu kali sehari Prahara 1999.
2.6. Perkembangbiakan
Seperti kebanyakan burung paruh bengkok, keterikatan antara jantan dan betina sangat erat PHPA et al. 1998. Schmutz 1977 dalam PHPA et al. 1998
melaporkan bagaimana burung betina yang pasangannya ditembak ketika menyerang lahan pertanian lalu tubuh pasangannya digantung di atas pohon, si
betina kemudian kembali dan duduk diam di dekat tubuh pasangannya. Tingkah laku pada masa bercumbu berupa Bersuara dan mengangkat jambulnya,
mengembangkan sayap dan mengepak-epakkannya, berjalan pada cabang-cabang kecil, jantan dan memutari betina dan menggosokkan jambul betina, leher
disilangkan dan saling menjilat PHPA et al. 1998. Musim perkembangbiakan berlangsung lama. White dan Bruce 1986 dalam PHPA et al. 1998
menyebutkan masa perkembangbiakan di Buton pada bulan September-Oktober dan Nusa Tenggara pada bulan April-Mei.
Burung kakatua termasuk burung yang pemilih dalam menentukan pasangan kawinnya sehingga perlu adanya pendekatan yang dilakukan sebelum burung
tersebut mencapai dewasa Budiman 2002. Sebelum melakukan aktivitas reproduksi, menurut Campbell dkk. 2003 dalam Burung Indonesia 2007,
individu betina secara aktif akan memilih pasangan kawin yang potensial berdasarkan ciri spesifik jantan atau sumberdaya yang dibawanya. Jantan akan
memperlihatkan kebolehannya display secara umum dalam suatu wilayah kecil lek dan kakatua betina akan mengunjungi lek tersebut untuk memilih jantan yang
sedang melakukan display Burung Indonesia 2007. Kakatua menghasilkan 2-3 butir telur dan dalam proses pengeraman telur serta mengasuh anak dilakukan
secara bergantian oleh burung jantan dan betina Burung Indonesia 2007. Telur kakatua memerlukan waktu 23 hari untuk menetas dengan periode pertumbuhan
yaitu antara telur menetas sampai tumbuhnya bulu-bulu untuk terbang adalah 65 hari Setiawan dkk. 1998 dalam PHPA et al. 1998.
2.7. Kesehatan