Lokasi dan Waktu Alat dan Bahan Analisis Data

III. METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di Mega Bird and Orchid farm, Bogor, Jawa Barat pada bulan Juni hingga Juli 2011.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah thermometer dry-wet, thermometer suhu, timbangan, meteran, stopwatch, kamera digital, panduan wawancara, dan alat tulis. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah burung kakatua-kecil jambul kuning Cacatua sulphurea sulphurea. 3.3 Jenis dan Metode Pengambilan Data 3.3.1 Jenis Data Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder yang mencakup tiga data utama, yaitu teknik penangkaran, aktivitas harian dan perilaku makan. Data primer yang dikumpulkan terdiri dari:

3.3.1.1 Teknik Penangkaran

1. Perkandangan meliputi: jenis kandang, jumlah kandang, fungsi kandang, bahan kandang, ukuran kandang, suhu dan kelembaban kandang, perlengkapan kandang tempat makan, tempat minum, tempat bersarang, tempat bertengger, tempat bermain, dan lain-lain, pengelolaan dan perawatan kandang. 2. Pakan meliputi: jenis pakan, jumlah pakan, sumber pakan, waktu pemberian pakan, cara pemberian pakan, dan frekuensi pemberian pakan. 3. Penyakit dan perawatan kesehatan meliputi: jenis penyakit yang pernah, sedang dan sering diderita oleh burung kakatua-kecil jambul kuning, cara perawatan. 4. Reproduksi meliputi: penentuan jenis kelamin, pemilihan bibit, pengaturan kawin nisbah kelamin, musim kawin, jumlah telur per musim, dan tahapan penetasan telur.

3.3.1.2 Aktivitas Harian

Data yang diambil mengenai aktivitas harian burung kakatua-kecil jambul kuning, antara lain aktivitas event, aktivitas state, dan aktivitas sosial. 1. Aktivitas Event merupakan aktivitas yang terjadi dalam waktu singkat, yang meliputi: a Melompat b Bersuara calling c Mematuk benda. d Membuang kotoran e Jalan f Geser 2. Aktivitas State merupakan aktivitas yang terjadi dalam selang waktu yang lama, yang meliputi: a Diam b Makan c Minum d Mandi e Menelisik bulu f Siaga g Kawin. 3. Aktivitas Sosial merupakan interaksi diantara individu burung kakatua jambul kuning, yang meliputi: a Saling menelisik bulu b Saling membersihkan paruh c Saling mendekati d Saling mengejar e Saling mematuk.

3.3.1.3 Perilaku Makan

Perilaku makan diamati dan dicatat sejak burung kakatua melihat pakan hingga pakan ditelan. Pencatatan dilakukan dengan mendeskripsikan bagaimana cara dari burung kakatua melakukan aktivitas makan. Adapun data sekunder yang dikumpulkan, antara lain data-data yang terkait dengan pemeliharaan burung kakatua-kecil jambul kuning, kondisi umum, dan pola perilaku. Data sekunder diperlukan sebagai penunjang dari data primer. 3.3.2 Metode Pengumpulan Data 3.3.2.1 Studi Pustaka Studi pustaka dilakukan untuk mendapatkan informasi awal yang dapat mendukung data yang akan dihasilkan sehingga data tersebut dapat dibandingkan. Studi pustaka dapat dilakukan melalui internet, perpustakaan dan penelusuran dokumen yang terdapat di MBOF. 3.3.2.2 Observasi Lapang 3.3.2.2.1 Teknik Penangkaran Observasi lapang dilakukan dengan pengamatan langsung di lapangan, pengukuran langsung di lapangan dan dengan mengikuti kegiatan yang dilakukan oleh petugas animal keeper penangkaran. a. Pengamatan langsung dilakukan terhadap burung kakatua-kecil jambul kuning yang dipelihara di penangkaran, antara lain: a.1 Aspek kandang meliputi: jenis, jumlah, fungsi, bahan, ukuran, perlengkapan tempat makan, tempat minum, tempat bersarang, tempat bertengger, tempat bermain, dan lain-lain, pengelolaan dan perawatan a.2 Aspek pakan meliputi: jenis, jumlah, waktu pemberian, cara pemberian, dan frekuensi pemberian a.3 Jenis penyakit yang sedang diderita burung kakatua-kecil jambul kuning dan cara penanganannya a.4 Aspek reproduksi meliputi: penentuan jenis kelamin dan perlengkapan penetasan telur. b. Pengukuran langsung yang dilakukan, antara lain: b.1 Pengukuran suhu dilakukan dengan menggunakan thermometer suhu dan pengukuran terhadap kelembaban dilakukan dengan menggunakan thermometer dry-wet yang dilakukan setiap hari setiap jam dari pukul 06.00-18.00 dengan menggantungkan di dalam kandang. b.2 Pengukuran terhadap setiap jenis kandang dilakukan dengan pengukuran terhadap tinggi m, panjang m, dan lebar m dengan menggunakan meteran. c. Mengikuti kegiatan pengelola dengan terlibat aktif dalam kegiatan perawatan kandang, waktu pemberian pakan, cara pemberian pakan, dan pengamatan terhadap kegiatan yang dilakukan oleh pengelola.

3.3.2.2.2 Aktivitas Harian

Pengamatan mengenai aktivitas harian kakatua-kecil jambul kuning dilakukan dengan menggunakan metode Focal Animal sampling, yaitu pengamatan dilakukan pada individu-individu tertentu sehingga pengambilan data terfokus pada satu individu yang diamati. Pengamatan dilakukan terhadap Cacatua sulphurea sulphurea. Masing-masing jenis yang diamati adalah dua ekor yang mewakili jenis kelamin jantan dan betina. Pengamatan setiap dua individu kakatua-kecil jambul kuning dilakukan selama 12 jam mulai dari pukul 06.00-18.00 WIB dengan interval waktu 60 menit. Pengamatan aktivitas harian kakatua-kecil jambul kuning dilakukan selama 10 hari dengan masing-masing jenis kelamin dilakukan pengulangan sebanyak lima kali.

3.3.2.2.3 Perilaku Makan

Pengamatan dilakukan dengan metode yang sama yaitu Focal Animal Sampling, yaitu pengamatan dilakukan pada individu-individu tertentu sehingga pengembilan data terfokus pada satu individu yang diamati. Pengamatan dilakukan terhadap Cacatua sulphurea sulphurea berjumlah dua ekor yang mewakili tiap jenis kelamin. Pengamatan dilakukan pada waktu aktif burung dari pukul 06.00 WIB sampai dengan pukul 18.00 WIB dengan pengulangan sebanyak lima kali.

3.3.2.3 Wawancara

Wawancara dilakukan kepada pihak pengelola terkait dengan kondisi umum, pemeliharaan burung kakatua-kecil jambul kuning dan, pola perilaku. Wawancara dilakukan secara mendalam, terbuka, dan tidak baku.

3.4 Analisis Data

Analisis data dilakukan secara deskriptif dan kuantitatif.

3.4.1 Analisis Data Deskriptif

Semua data yang didapatkan dianalisis dengan menjelaskan segala yang terjadi di penangkaran dalam hal pemeliharaan, perilaku makan, dan waktu berlangsungnya perilaku makan burung kakatua-kecil jambul kuning yang dilengkapi dengan bagan, tabel, skema dan gambar yang dapat mempermudah pemahaman mengenai hasil analisis data yang diperoleh.

3.4.2 Analisis Data Kuantitatif

Data yang diperoleh dari hasil pengamatan mengenai aktivitas harian kakatua-kecil jambul kuning, dianalisis dan disajikan secara deskriptif yang dilengkapi oleh gambar, tabel, dan kurva atau grafik yang relevan. Untuk mengetahui waktu yang digunakan dari suatu tingkah laku dalam satu hari menggunakan rumus: Presentase waktu seluruh tingkah laku = Keterangan: A = waktu yang digunakan untuk suatu tingkah laku dalam satu hari pengamatan B = total waktu pengamatan dalam satu hari 720 menit Pengujian terhadap hubungan antara parameter yang diukur dan diamati menggunakan hipotesis sebagai berikut: H = tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan aktivitas harian burung kakatua-kecil jambul kuning H 1 = ada hubungan antara jenis kelamin dengan aktivitas harian burung kakatua-kecil jambul kuning Hipotesis tersebut kemudian diuji menggunakan uji X 2 atau Khi-kuadrat Walpole 1997 melalui rumus: X 2 = Keterangan: Oi = nilai pengamatan aktivitas burung kakatua-kecil jambul kuning Ei = nilai harapan aktivitas burung kakatua-kecil jambul kuning total kolom x total baris total pengamatan Pengambilan keputusan atas hipotesis tersebut dilakukan dengan menggunakan kriteria sebagai berikut: Jika X 2 hitung dari X 2 tabel , maka tolak H Jika X 2 hitung dari X 2 tabel , maka terima H Ei =

IV. KONDISI UMUM

4.1 Sejarah, Tujuan, Manfaat dan Struktur Organisasi 4.1.1 Sejarah Penangkaran Mega Bird Farm didirikan pada tahun 1996 berdasarkan hobi pengelola dalam memelihara burung, khususnya burung-burung berkicau dan burung jalak bali Leucopsar rothschildi. Namun pada tahun 2010, lokasi ini baru disahkan dan diakui oleh pemerintah sejak memperoleh hak paten sebagai PT. Mega Bumi Indah Lestari dan berganti nama menjadi Mega Bird and Orchid farm MBOF yang didasarkan pada Surat Keputusan Direktorat Jenderal PHKA No. SK. 22IV-SET2010 tentang pemberian izin penangkaran jalak bali Leucopsar rothschildi yang dilindungi oleh undang-undang dan Surat Keputusan BBKSDA Jawa Barat No. SK. 164BBKSDA-JABAR-12010 tentang pemberian izin penangkaran burung yang tidak dilindungi oleh undang-undang, serta pada tahun 2011, pemerintah juga telah mengeluarkan surat keputusan melalui Direktorat Jenderal PHKA dengan No. SK. 22IV-SET2011 tentang izin usaha penangkaran burung aves yang dilindungi oleh undang-undang.

4.1.2 Tujuan

Tujuan didirikannya penangkaran burung MBOF adalah a Untuk konservasi sumberdaya alam hayati, khususnya burung dan anggrek, b Untuk ekonomi komersial.

4.1.3 Manfaat

Dengan adanya penangkaran ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain: a Menjadi sarana pendidikan dan penelitian b Menciptakan lapangan pekerjaan c Sebagai mata pencaharian

4.1.4 Struktur Organisasi

Penangkaran burung MBOF dipimpin oleh seorang direktur, Drs. Megananda Daryono MBA. Dalam pelaksanaan pengelolaan penangkaran MBOF, direktur di bantu oleh manajer, Supriyanto Akdiatmojo, dan Wakil Manajer, Hari