kurang berhasil. Burung kakatua betina sering terlihat menjauhi atau menolak burung kakatua jantan. Hal ini dapat dikarenakan karena burung kakatua betina
yang tidak menyukai burung kakatua jantan dan juga dapat dikarenakan pada saat pengamatan belum memasuki musim kawinnya. White dan Bruce 1986 dalam
PHPA et al. 1998 menyebutkan masa perkembangbiakan di Buton pada bulan September-Oktober dan Nusa Tenggara pada bulan April-Mei.\Selain itu, adaptasi
yang belum terlalu lama juga dapat mempengaruhi penjodohan. Burung kakatua termasuk burung yang pemilih dalam menentukan pasangan kawinnya sehingga
perlu adanya pendekatan yang dilakukan sebelum burung tersebut mencapai dewasa Budiman 2002. Kedepannya pihak pengelola ingin menambahkan
kembali jumlah burung kakatua-kecil jambul kuning yang ada di penangkaran burung MBOF. Pihak pengelola ingin melakukan metode penjodohan secara alami
dengan menggabungkan beberapa burung kakatua jantan dan beberapa burung kakatua betina ke dalam kandang yang cukup besar dan membiarkan burung-
burung ini memilih sendiri pasangannya. Dengan pemantauan secara rutin, apabila telah didapatkan ciri-ciri pasangan yang berjodoh akan diletakkan di dalam
kandang secara berpasangan. Metode ini memerlukan pemantauan secara intensif oleh pihak pengelola.
5.2 Aktivitas Harian
Aktivitas harian burung kakatua kecil jambul kuning di kandang akan sangat berbeda dengan aktivitas hariannya di habitat alami. Terbatasnya luasan dari
kandang akan membuat burung kakatua beradaptasi pada kondisi tersebut. Berikut adalah persentase alokasi waktu aktivitas harian burung kakatua-kecil jambul
kuning berdasarkan jenis kelamin di penangkaran burung MBOF Gambar 7. Berdasarkan gambar 7, burung kakatua jantan lebih banyak melakukan waktu
beraktivitasnya untuk melakukan aktivitas lain berupa aktivitas bermain, memerikasa keadaan, mengibaskan sayap, menggantung dan berputar, dan aktivitas
bersembunyi , yaitu selama 427,12 menit. Untuk aktivitas lain yang paling sering dilakukan adalah aktivitas bermain, yaitu selama 330,2 menit. Sedangkan burung
kakatua betina lebih banyak melakukan aktivitas diam, yaitu selama 302,41 menit.
Gambar 7 Kurva persentase alokasi waktu aktivitas harian burung kakatua-kecil jambul kuning berdasarkan jenis kelamin di penangkaran burung
MBOF.
Berdasarkan hasil uji khi-kuadrat diperoleh X
2
hitung 481,709 X
2
tabel 4,575, dengan kesimpulan bahwa terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan
aktivitas harian burung kakatua-kecil jambul kuning. Terdapat perbedaan perilaku antara burung kakatua jantan dan burung kakatua betina. Di dalam kandang
penangkaran burung MBOF, burung kakatua jantan terlihat lebih aktif daripada burung kakatua betina yang lebih banyak menghabiskan waktu dengan berdiam
diri. Hal ini sesuai dengan pendapat Houpt dan Thomas 1982 dalam Rekapermana et al. 2006, yang menyatakan bahwa pada umumnya satwa jantan
lebih agresif dibandingkan dengan satwa betina, baik dalam hubungan interspesies maupun intraspesies.
Untuk pola sebaran waktu aktivitas harian burung kakatua-kecil jambul kuning berjenis kelamin jantan lampiran 2, terdapat beberapa aktivitas yang lebih
banyak dilakukan pada pagi hari, antara lain aktivitas jalan, mematuk benda, Bersuara, mengangkat kaki, geser, makan, dan minum. Aktivitas yang banyak
dilakukan pada siang hari, yaitu aktivitas diam dan buang kotoran. Sedangkan aktivitas yang banyak dilakukan pada sore hari adalah aktivitas siaga, menelisik
bulu, dan aktivitas lain. Pola sebaran waktu aktivitas harian untuk burung kakatua- kecil jambul kuning berjenis kelamin betina lampiran 3, aktivitas yang banyak
dilakukan pada pagi hari, antara lain aktivitas siaga, Bersuara, minum dan aktivitas lain. Untuk aktivitas yang banyak dilakukan pada siang hari adalah aktivitas
mematuk benda dan diam. Sedangkan aktivitas yang banyak dilakukan pada sore hari, yaitu aktivitas jalan, menelisik bulu, mengangkat kaki, geser, makan dan
buang kotoran. Pola sebaran waktu aktivitas lain untuk burung kakatua-kecil jambul kuning
berjenis kelamin jantan lampiran 4, aktivitas lebih banyak dilakukan pada siang hari aktivitas bersembunyi dan memeriksa keadaan dan pada sore hari aktivitas
bermain, mengibaskan sayap, menggantung dan berputar. Sedangkan pola sebaran waktu aktivitas lain untuk burung kakatua-kecil jambul kuning berjenis kelamin
betina lampiran 5, aktivitas lebih banyak dilakukan pada pagi hari, yaitu aktivitas mengembangkan sebelah sayap dan aktivitas membersihkan kaki.
5.2.1 Aktivitas Jalan
Burung kakatua-kecil jambul kuning yang terdapat di penangkaran burung MBOF melakukan aktivitas berjalan pada bagian bawah kandang yang terbuat dari
kawat ram dan dahan pohon puspa yang disediakan oleh pengelola. Burung kakatua jantan melakukan aktivitas berjalan selama 22,2 menit atau sekitar 3,08
dari waktu pengamatan. Sedangkan burung kakatua betina melakukan aktivitas berjalan sebanyak 7,87 menit atau sekitar 1,09 dari waktu pengamatan. Burung
kakatua jantan lebih banyak melakukan aktivitas berjalan daripada burung kakatua betina karena burung kakatua jantan di penangkaran burung MBOF terlihat lebih
aktif daripada burung kakatua betina yang lebih banyak melakukan aktivitas diam. Burung kakatua jantan sering terlihat berjalan-jalan di atas tempat bertengger.
Aktivitas berjalan lebih banyak disebabkan oleh adanya rangsangan eksternal dan
internal dari dalam tubuh takandjandji dan Mite 2008. Menurut Takandjandji dan Mite 2008, rangsangan internal berasal dari dalam tubuh, di mana burung merasa
lapar, haus, dan ingin kawin, sehingga melakukan aktivitas berjalan untuk mencari yang diinginkan, sedangkan rangsangan eksternal merupakan rangsangan dari luar,
misalnya adanya gangguan di sekitar lingkungan kandang yang membuat burung kakatua melakukan aktivitas.
5.2.2 Aktivitas Mematuk Benda
Burung kakatua merupakan spesies burung paruh bengkok. Paruhnya yang tajam biasa digunakan untuk mematuk benda. Kegiatan ini biasa dilakukan oleh
burung kakatua untuk membersihkan paruh dan juga untuk mempertajam paruhnya. Selain itu, burung kakatua di penangkaran burung MBOF juga
melakukan aktivitas mematuk benda untuk berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain dengan menggunakan paruh dan kakinya. Burung kakatua jantan
melakukan aktivitas mematuk benda selama 44,23 menit atau sekitar 6,1 dari waktu pengamatan. Sedangkan burung kakatua betina melakukan aktivitas
mematuk benda selama 74,95 menit atau sekitar 10,41 dari waktu pengamatan. Burung kakatua betina lebih banyak melakukan aktivitas mematuk benda daripada
burung kakatua jantan. Burung kakatua betina yang pasif banyak memanfaatkan waktu diamnya untuk mematuk benda-benda yang ada di sekitarnya.
5.2.3 Aktivitas Diam
Aktivitas diam merupakan aktivitas yang sangat dominan dilakukan oleh burung kakatua betina. Burung kakatua betina di penangkaran burung MBOF lebih
pasif dalam melakukan berbagai aktivitas sehingga burung kakatua betina lebih banyak melakukan aktivitas diam. Aktivitas diam lebih sering dilakukan oleh
burung kakatua betina dan burung kakatua jantan pada waktu siang hari. Suhu yang tinggi membuat burung kakatua lebih banyak diam dan berlindung di bawah atap
untuk menghindari panasnya sinar matahari. Burung kakatua jantan melakukan aktivitas diam selama 131,78 menit atau
sekitar 18,30 dari waktu pengamatan. Sedangkan burung kakatua betina melakukan aktivitas diam selama 302,41 menit atau sekitar 42 dari waktu
pengamatan. Burung kakatua betina lebih banyak melakukan aktivitas diam daripada burung kakatua jantan. Burung kakatua jantan menguasai sebagian besar
wilayah yang ada di dalam kandang sehingga ruang yang dimiliki oleh burung kakatua betina lebih sedikit. Hal ini berdampak terhadap aktivitas dari burung
kakatua betina yang menjadi lebih terbatas. Selama pengamatan, burung kakatua betina terlihat lebih banyak menghindari burung kakatua jantan dengan berdiam
diri di satu tempat yang berjauhan dari burung kakatua jantan dalam waktu yang cukup lama. Perilaku diam juga merupakan perilaku istirahat yang dilakukan
burung. Menurut Purnama 2006, perilaku istirahat bukan perilaku tidur pada burung merupakan suatu perilaku dimana burung tidak melakukan aktivitas dan
untuk memulihkan energi setelah melakukan aktivitas.
5.2.4 Aktivitas Geser
Aktivitas bergeser biasa dilakukan oleh burung kakatua secara singkat. Untuk burung kakatua jantan, aktivitas bergeser sering dilakukan di sela-sela
aktivitas bermain. Sedangkan burung kakatua betina biasa melakukan aktivitas bergeser untuk menghindari burung kakatua jantan. Selain itu, burung kakatua
betina sering bergeser ke suatu tempat untuk melanjutkan aktivitas diam yang telah dilakukan di tempat sebelumnya.
Burung kakatua jantan melakukan aktivitas geser selama 4,32 menit atau sekitar 0,6 dari waktu pengamatan. Sedangkan burung kakatua betina melakukan
aktivitas geser selama 4,23 menit atau sekitar 0,59 dari waktu pengamatan. Pada aktivitas bergeser, tidak terdapat perbedaan yang besar antara burung kakatua
jantan dan burung kakatua betina. Aktivitas ini tidak terlalu sering dilakukan, hanya sesekali saja dilakukan oleh burung kakatua.
5.2.5 Aktivitas Siaga
Aktivitas siaga burung kakatua-kecil jambul kuning di penangkaran burung MBOF ditandai dengan jambul burung kakatua yang berdiri apabila burung
kakatua merasa terganggu atau terancam gambar 8. Menurut Doane 2001, beberapa perilaku burung paruh bengkok yang mengindikasikan bahwa mereka
merasa terancam, antara lain: 1 Membungkukkan badan dengan rendah pada tempat bertengger dengan sayap direntangkan dan bulu ekor dikibaskan, paruh
terbuka; 2 Sayap ditinggikan dengan bulu ekor dikibaskan, paruh terbuka; 3 tubuh tegak dan satu kaki dinaikkan untuk mengusir orang atau objek; 4 Tubuh
tegak, sayap direntangkan, paruh terbuka, bulunya ditegakkan, dan jambul
ditegakkan untuk spesies berjambul; dan 5 bergerak bolak-balik dan berpindah- pindah di tempat bertengger disertai dengan suara pelan.
Gambar 8 Bentuk aktivitas siaga oleh burung kakatua betina.
Burung kakatua jantan melakukan aktivitas siaga selama 7,15 menit atau sekitar 0,99 dari waktu pengamatan. Sedangkan burung kakatua betina
melakukan aktivitas siaga selama 36,32 menit atau sekitar 5,04 dari waktu pengamatan. Burung kakatua betina lebih banyak melakukan aktivitas siaga
daripada burung kakatua jantan karena burung kakatua betina gampang stres. Stres yang dialami oleh burung kakatua betina banyak diakibatkan oleh kegiatan
pengelola yang sering melakukan aktivitas di sekitar kandang. Selain itu, letak penangkaran yang berada di dekat pemukiman masyarakat dapat menyebabkan
burung kakatua sering stres. Karena masyarakat sekitar penangkaran tidak diperkenankan masuk ke dalam penangkaran, mereka sering melihat burung-
burung yang ada di dalam penangkaran dari luar pagar. Hal ini juga yang menyebabkan burung kakatua gampang stres karena letak kandang burung kakatua-
kecil jambul kuning yang dekat dengan pagar.
5.2.6 Aktivitas Mengangkat Kaki
Aktivitas mengangkat kaki tidak terlalu sering dilakukan oleh burung kakatua jantan tapi cukup sering dilakukan oleh burung kakatua betina. Burung
kakatua jantan melakukan aktivitas mengangkat kaki selama 0,73 menit atau sekitar 0,10 dari waktu pengamatan. Sedangkan burung kakatua betina
melakukan aktivitas mengangkat kaki selama 36,67 menit atau sekitar 5,09 dari waktu pengamatan. Burung kakatua betina lebih banyak melakukan aktivitas
mengangkat kaki daripada burung kakatua jantan. Aktivitas ini dilakukan oleh burung kakatua jantan secara singkat gambar 9. Berbeda dengan burung kakatua
jantan, burung kakatua betina lebih sering melakukan aktivitas mengangkat kaki karena aktivitas ini juga sering dilakukan berbarengan dengan aktivitas
mengembangkan sebelah sayap.
Gambar 9 Bentuk aktivitas mengangkat kaki oleh burung kakatua jantan.
5.2.7 Aktivitas Menelisik Bulu
Aktivitas menelisik bulu merupakan aktivitas yang dilakukan burung dalam merawat tubuh agar bulu tetap sehat, segar dan mengkilat. Bulu merupakan bagian
utama yang perlu dibersihkan karena penting artinya dalam kehidupan burung, yakni sebagai pelindung bagi tubuh dari hujan dan panas, berguna juga untuk
terbang mencari makan, sebagai penghangat pada saat mengerami telur dan mengasuh anak Takandjadji dan Mite 2008.
Burung kakatua jantan melakukan aktivitas menelisik bulu selama 50,07 menit atau sekitar 6,95 dari waktu pengamatan. Sedangkan burung kakatua
betina melakukan aktivitas menelisik bulu selama 115,91 menit atau sekitar 16,10 dari waktu pengamatan. Aktivitas menelisik bulu burung kakatua betina
lebih banyak daripada burung kakatua jantan karena aktivitas ini dapat dilakukan sambil berdiam diri sehingga sangat sering dilakukan oleh burung kakatua betina
yang pasif.
5.2.8 Aktivitas Makan
Burung kakatua melakukan aktivitas makan untuk bertahan hidup dan menunjang segala aktivitasnya. Selama pengamatan, burung kakatua betina lebih
banyak melakukan aktivitas makan daripada burung kakatua jantan. Burung kakatua melakukan aktivitas makan hampir setiap jam.
Burung kakatua jantan melakukan aktivitas makan selama 29,22 menit atau sekitar 4,06 dari waktu pengamatan. Sedangkan burung kakatua betina
melakukan aktivitas makan selama 85,63 menit atau sekitar 11,89 dari waktu pengamatan. Aktivitas makan dapat dilakukan sambil berdiam diri sehingga burung
kakatua betina yang pasif jadi lebih sering melakukan aktivitas makan. Hal inilah yang membuat burung kakatua betina memiliki alokasi waktu makan yang lebih
banyak daripada burung kakatua jantan.
5.2.9 Aktivitas Bersuara
Di penangkaran burung MBOF, burung kakatua melakukan aktivitas Bersuara terhadap burung-burung jenis lain yang kandangnya berdekatan dengan
kandang burung kakatua-kecil jambul kuning. Menurut Martin 2002, burung paruh bengkok secara alami cenderung berteriak saat melihat matahari terbit
dengan mengeluarkan suara yang kuat, aktivitas ini merupakan ekspresi kebahagiaan dan merupakan aktivitas yang sangat penting untuk menetapkan batas-
batas teritorial dan juga untuk tetap berhubungan dengan sejenisnya atau untuk berlainan jenis. Perilaku berteriak secara alami terjadi pada pagi dan sore hari
Martin 2002. Burung kakatua jantan melakukan aktivitas Bersuara selama 1,22 menit
atau sekitar 0,17 dari waktu pengamatan. Sedangkan burung kakatua betina melakukan Bersuara benda selama 1,42 menit atau sekitar 0,20 dari waktu
pengamatan. Burung kakatua betina lebih banyak melakukan aktivitas Bersuara daripada burung kakatua jantan. Aktivitas Bersuara yang dilakukan oleh burung
kakatua betina kadang dilakukan berbarengan dengan aktivitas siaga sehingga intensitasnya lebih sering karena burung kakatua betina lebih gampang stres
daripada burung kakatua jantan.
5.2.10 Aktivitas Minum
Air merupakan bagian tubuh yang penting dan terbesar. Kekurangan air di dalam tubuh burung menyebabkan terganggunya proses-proses yang berkaitan
dengan fungsi air tersebut. Menurut Prijono dan Handini 1998, air berfungsi untuk mengangkut makanan, mempertahankan bentuk sel, membantu mengatur
suhu tubuh burung, dan air digunakan dalam reaksi-reaksi biokemis dalam tubuh. Burung memperoleh air dari air yang diminum, bahan makanan, dan yang berasal
dari pemecahan karbohidrat, lemak dan protein Prijono dan Handini 1998. Burung kakatua jantan melakukan aktivitas minum selama 1,53 menit atau sekitar
0,21 dari waktu pengamatan. Sedangkan burung kakatua betina melakukan aktivitas minum selama 1,47 menit atau sekitar 0,20 dari waktu pengamatan.
Untuk aktivitas minum antara burung kakatua jantan dan burung kakatua betina tidak terdapat perbedaan yang terlalu besar.
5.2.11 Aktivitas Buang Kotoran
Aktivitas membuang kotoran tidak terlalu sering dilakukan oleh burung kakatua. Selama pengamatan, burung kakatua jantan lebih banyak melakukan
aktivitas membuang kotoran daripada burung kakatua betina. Burung kakatua jantan melakukan aktivitas buang kotoran selama 0,43 menit atau sekitar 0,06
dari waktu pengamatan. Sedangkan burung kakatua betina melakukan aktivitas buang kotoran selama 0,3 menit atau sekitar 0,04 dari waktu pengamatan. Untuk
aktivitas membuang kotoran antara burung kakatua jantan dan burung kakatua betina tidak terdapat perbedaan yang terlalu jauh.
5.2.12 Aktivitas Lain
Aktivitas lain adalah aktivitas-aktivitas yang berbeda antara burung kakatua jantan dan burung kakatua betina, atau dengan kata lain aktivitas yang dilakukan
oleh burung kakatua jantan tapi tidak dilakukan oleh burung kakatua betina begitu juga sebaliknya. Burung kakatua jantan dan betina di penangkaran burung MBOF
melakukan aktivitas-aktivitas yang berbeda. Burung kakatua jantan melakukan aktivitas-aktivitas lain yang tidak dilakukan oleh burung kakatua betina, seperti
memeriksa keadaan, mengibaskan sayap, menggantung dan berputar, bermain dan bersembunyi. Sedangkan burung kakatua betina melakukan aktivitas-aktivitas lain
yang tidak dilakukan oleh burung kakatua jantan, seperti mengembangkan sebelah
sayap dan membersihkan kaki. Burung kakatua jantan lebih banyak melakukan aktivitas lain daripada burung kakatua betina.
Burung kakatua jantan melakukan aktivitas lain selama 427,12 menit atau sekitar 59,32 dari waktu pengamatan. Sedangkan burung kakatua betina
melakukan aktivitas lain selama 52,82 menit atau sekitar 7,34 dari waktu pengamatan. Pada burung kakatua jantan, aktivitas lain yang paling sering
dilakukan adalah aktivitas bermain selama 330,2 menit. Untuk aktivitas memeriksa keadaan selama 3,43 menit, aktivitas mengibaskan sayap 8,12 menit, aktivitas
menggantung dan berputar selama 4,2 menit, dan aktivitas bersembunyi selama 81,17 menit. Burung kakatua jantan paling sering melakukan aktivitas bermain.
Menurut Anonim 2011, burung kakatua senang pamer diri dan membuat tingkah lucu dengan membentangkan sayapnya, kepalanya naik turun, bermain dan
berteriak. Terdapat dua kegiatan yang hanya dapat terlihat menjelang sore hari, seperti aktivitas mengibaskan sayap dan aktivitas menggantung dan berputar
karena menurut pihak pengelola burung kakatua akan terlihat lebih aktif menjelang sore hari.
Pada burung kakatua betina, aktivitas lain yang paling sering dilakukan adalah aktivitas mengembangkan sebelah sayap selama 49,68 menit, sedangkan
aktivitas membersihkan kaki terjadi selama 3,13 menit. Aktivitas mengembangkan sebelah sayap sering dilakukan oleh burung kakatua betina saat sedang berdiam diri
untuk melemaskan otot-otot. Sebagian besar burung paruh bengkok melakukan aktivitas ini, seperti burung nuri dan burung betet. Gerakan merentang pada nuri
dan betet adalah seperti manusia yang sedang berolahraga untuk melemaskan otot- ototnya Prijono 1998; Prijono dan Handini 1998. Aktivitas membersihkan kaki
merupakan salah satu aktivitas perawatan tubuh untuk membersihkan jari dan kuku dari kotoran yang menempel.
5.2.13 Aktivitas Melompat, Mandi, Kawin dan Aktivitas Sosial
Selama pengamatan, tidak terdapat aktivitas melompat, aktivitas mandi, aktivitas kawin, dan aktivitas sosial. Burung kakatua biasanya melakukan aktivitas
melompat tapi selama pengamatan tidak terdapat aktivitas melompat yang umum dilakukan oleh burung kakatua. Perbedaan luasan habitat dari habitat in-situ ke
habitat eks-situ akan menyebabkan terjadinya perubahan perilaku. Perubahan
perilaku dapat terjadi karena faktor adaptasi yang dilakukan oleh burung kakatua. Menurut Satriyono 2008, setiap satwa akan belajar tingkah lakunya sendiri untuk
beradaptasi dengan lingkungan tertentu, tingkah laku pada tingkat adaptasi ditentukan oleh kemampuan belajar hewan untuk menyesuaikan tingkah lakunya
terhadap suatu lingkungan yang baru. Untuk aktivitas mandi, burung kakatua lebih mengandalkan air hujan untuk
mandi. Selama pengamatan, tidak terjadi hujan sama sekali sehingga tidak terjadi aktivitas mandi. Burung kakatua suka mandi dan dengan mandi yang rutin akan
menjaga bulunya akan tetap bersih dan mengkilat Pinter 1993. Mandi merupakan cara alami yang dilakukan burung untuk merawat bulu-bulunya, selain itu dapat
juga untuk mendinginkan badan terutama ketika udara terasa panas Prijono dan Handini 1998. Perlu dilakukan kegiatan penyiraman kandang oleh pengelola,
selain untuk menurunkan suhu kandang, juga agar burung kakatua dapat melakukan aktivitas mandi yang disukainya.
Selama pengamatan, tidak terjadi aktivitas sosial antara burung kakatua jantan dan burung kakatua. Jarak terdekat antara burung kakatua jantan dan burung
kakatua betina adalah ± 30 cm, sedangkan jarak terjauh adalah ± 270 cm. Hal ini dapat dikarenakan teknik penjodohan antara burung kakatua jantan dan burung
kakatua betina yang belum berhasil karena jumlah burung kakatua-kecil jambul kuning yang terbilang sedikit. Hal ini juga menyebabkan aktivitas kawin tidak
terjadi antara burung kakatua jantan dan burung kakatua betina. Perlu penambahan jumlah burung kakatua agar dapat menemukan pasangan-pasangan burung kakatua
yang tepat.
5.3 Perilaku Makan