Tabel 2.2. Kekurangan Masing-Masing Model Early Warning System
Macroeconometric Model Time Series Model
Business cycle analysis Composite Leading Coincident Indicators
Pembentukan model dengan frekuensi tinggi seringkali sulit karena keterbatasan data
Komponen pembentuk indeks dipilih berdasarkan judgment, studi literatur
serta statistical
test. Sehingga,
beberapa ahli mengatakan metode ini atheoritical.
Untuk membuat proyeksi nilai-nilai variabel eksogen
harus terlebih
dahulu diprediksidiasumsikan.
Kesalahan dalam
prediksi ini akan terbawa secara kumulatif dalam proyeksi nilai variabel endogen.
Tidak dapat digunakan untuk mebuat simulasi dengan berbagai skenario
serta tidak dapat menunjukkan variabel ekonomi dalam bentuk
persamaan matematika.
Sumber : InterCafe 2007
2.1.3 Definisi Business Cycle
Burns dan W. Mitchel dalam bukunya Business Cycle Analysis yang terbit tahun 1946 berpendapat bahwa business cycle terjadi pada orientasi pasar
ekonomi dan terlibat sepanjang waktu, tapi tidak berakibat secara berkala dari ekspansi dan kontraksi dalam sebagian besar kegiatan ekonomi. Business cyle
adalah suatu jenis fluktuasi ekonomi yang terjadi pada suatu kegiatan ekonomi agregat di suatu negara. Suatu siklus terdiri dari ekspansi yang terjadi pada waktu
bersamaan dalam berbagai kegiatan ekonomi, demikian pula resesi dan kontraksi yang muncul ke dalam fase ekspansi pada siklus selanjutnya. Perubahan urutan ini
terjadi secara berulang tetapi tidak pada waktu-waktu tertentu. Durasi dari suatu siklus bisnis bisa bervariasi, mulai lebih dari satu tahun hingga sepuluh atau dua
belas tahun. Siklus bisnis ini tidak bisa dibagi ke dalam siklus-siklus dengan karakter serupa yang lebih pendek Zhang dan Zhuang, 2002.
Menurut National Bureau of Economic Research NBER, siklus bisnis mengacu pada kegiatan ekonomi secara agregat yang titik utamanya yaitu
menyatukan pergerakan dari banyak variabel ekonomi atau proses pada banyak siklusnya tersebut. Beberapa ada yang menjadi lead dan ada yang menjadi lag.
Mereka cenderung untuk selalu bergerak bersama sehingga tidak bisa dihilangkan menjadi single aggregate.
2.1.4 Tahapan Business Cycle
Definisi klasik business cycle oleh NBER memiliki dua fase, yaitu ekspansi dan kontraksi. Berakhirnya ekspansi dan dimulainya kontraksi dalam titik puncak
peak sebagai waktu yang menandai tingkat yang tertinggi kulminasi dari penurunan secara umum kegiatan perekonomian. Berakhirnya kontraksi dan
dimulainya ekspansi dalam titik trough lembah sebagai waktu yang menandai tingkat tertinggi dari peningkatannya. Dalam siklus perekonomian, terdapat empat
tahapan business cycle, yaitu : 1.
Masa depresi depression, yaitu suatu periode penurunan permintaan agregat yang cepat dan diiringi rendahnya tingkat output dan pengangguran yang
tinggi secara bertahap mencapai dasar yang paling rendah 2.
Masa pemulihan recovery, yaitu peningkatan permintaan agregat yang diiringi peningkatan output dan penurunan tingkat pengangguran
3. Masa kemakmuran prosperity, yaitu permintaan agregat yang mencapai dan
kemudian melewati taraf output yang terus menerus PDB Potensial pada saat puncak siklus telah dicapai, dimana tingkat pengangguran tenaga kerja penuh
dicapai dan adanya kelebihan permintaan mengakibatkan naiknya tingkat harga-harga umum inflasi
4. Masa resesi recession, yaitu suatu masa dimana permintaan agregat menurun
yang mengakibatkan penurunan kecil dari output dan tenaga kerja, seperti yang terjadi pada tahap awal.Seiring dengan hal ini, maka akan muncul masa
depresi.
2.1.5 Business Cycle Indicators