Indonesia  secara  agregat.  Sementara  Coincident  Debt  Index  dapat  memberikan gambaran tentang kondisi beban utang Indonesia yang terjadi saat ini.
3.2.2 Metode Penyusunan Early Warning Indicators
Metode-metode  yang  digunakan  dalam  proses  penyusunan  Early  Warning Indicators dapat dijelaskan seperti berikut ini.
1. Metode Cubic-Spline
Data  sekunder  yang  dipublikasi  umumnya  memiliki  frekuensi  release  yang tahunan.  Dalam  penyusunan  Leading  Indicator,  data  yang  digunakan  umumnya
berupa  data  bulanan.  Apabila  data  yang  tersedia  memiliki  frekuensi  kuartalan, maka  perlu  dilakukan  disagregasi  menjadi  bulanan,  sehingga  diperlukan  metode
khusus yang dapat memberikan hasil optimal, salah satunya adalah metode Cubic- Spline.
2. X12-ARIMA
Fluktuasi data yang bersifat musiman dan periodik sepanjang waktu seringkali mengganggu  pergerakan  siklikal.  Oleh  karena  itu,  hal  tersebut  perlu  dihilangkan
terlebih  dahulu.  Metode  X-12  ARIMA  adalah  salah  satu  metode  yang  dapat digunakan  untuk  de-seasonality  data.  Penelitian  ini  menggunakan  X-12  ARIMA
karena sifatnya yang lebih sesuai dengan kondisi di Indonesia.
Menurut  pandangan  Jackson  dan  Leonard  2001,  penyesuaian  musiman seasonal adjustment dari sebuah series didasarkan pada asumsi bahwa fluktuasi-
fluktuasi  musiman  dapat  diukur  dari  series  awal  x
t
,  t=1,2,...,n  dan  dipisahkan dari  trend  cycle  component  C
t
,  trading  day  componentD
t
,  dan  flukutuasi
irregular I
t
. Komponen musiman atau seasonal S
t
dapat didefinisikan sebagai variasi  dalam  setahun  yang  berulang  secara  konstan  dari  tahun  ke  tahun.  C
t
mengukur variasi variabel menuju faktor siklus jangka panjang, siklus bisnis, dan faktor-faktor  jangka  panjang  lainnya.  D
t
adalah  variasi  yang  ditunjukkan  pada komposisi  dari  kalender.  Sebagai  tambahan,  I
t
adalah  variasi  residual.  Banyak variabel  makroekonomi  yang  time  series  mempunyai  bentuk  hubungn
multiplicative  x
t
=C
t
D
t
S
t
dan  lainnya  berbentuk  additivr  x
t
=C
t
+D
t
+S
t
+I
t
. Sebuah  time  series  yang  disesuaikan  secara  musiman  hanya  terdiri  atas  trend
cycle dan komposisi irregular.
X-12  ARIMA  merupakan  sebuah  model  yang  dapat  digunakan  untuk mendekomposisi  sebuah  time  series  baik  dengan  asumsi  additive  ataupun
multiplicative  untuk  memperoleh  komponen-komponen  C
t
,  D
t
,  S
t
,  ataupun  I
t
. Model  ARIMA  Autoregressive  Integrated  Moving  Average  umumnya
digunakan  untuk  seasonal  time  series.  Model  ARIMA  dengan  asumsi multiplicative seasonal times series, x
t
dapat dituliskan menjadi :
ø BΦB
s
1-B
d
1-B
s D
x
t
= θ BӨ B
s
a
t
dimana : B adalah operator lag Bx
t
=x
t-1
s adalah periode musiman, ø
B = 1 - ø
1
B -...- ø
p
B
p
adalah operator non seasonal autoregressive AR, ΦB = 1 - Φ
1
B
s
-...- Φ
P
B
Ps
adalah operator seasonal AR, θB = 1 - ø
1
B -...- ø
q
B
q
adalah operator non seasonal moving average MA, ΦB
s
= 1 - Φ
1
B
s
-...- Φ
Q
B
Qs
adalah opeartor seasonal moving average ……………………………………… 3.1
a
t
s i.i.d  dengan  rata-
rata nol dan varian σ
2
.1 – B
d
1 – B
s D
mengimplikasikan perbedaan non seasonal orde ke-d dan perbedaan seasonal orde ke-D. Jika d=D=0
tidak ada perbedaan, maka pada umunya dilakukan perhitungan kembali x
t
pada persamaan di atas dengan mengurangkannya terhadap rata-ratanya, yaitu : dengan
x
t
- μ dimana μ = E[x
t
].
3. Cross Correlation