Penyusunan Composite Coincident, Leading dan Lagging Debt Index

4.2.2 Penyusunan Composite Coincident, Leading dan Lagging Debt Index

Dari langkah sebelumnya, telah diperoleh enam variabel yang menjadi kandidat Leading Indicator dan enam variabel yang menjadi kandidat Coincident Indicator. Selanjutnya, akan disusun suatu composite index yang merupakan penggabungan dari variabel-variabel kandidat tersebut. Proses penggabungan compose variabel-variabel kandidat untuk mendapatkan Coincident Debt Index CI dan Leading Debt Index LI terbaik dilakukan dengan cara trial-error. Indikator baiknya Coincident Debt Index didasarkan pada persamaan pergerakannya dengan Reference Series, sementara untuk LI didasarkan pada kemampuannya untuk memprediksi CI dan Reference Series. Sebelum melalui proses perhitungan dalam rangka memperoleh Coincident Debt Index, keenam variabel yang terseleksi sebagai kandidat Coincident Indicators perlu mengalami proses penyesuaian dari faktor musiman seasonal adjustmen. Hal ini dilakukan agar variabel tersebut merepresentasikan nilai yang tidak dipengaruhi oleh kondisi musiman seperti Tahun Baru China ataupun Hari Raya Idul Fitri. Dengan demikian, pergerakan variabel-variabel tersebut tidak akan menimbulkan missleading dalam mendeskribsikan kondisi beban utang luar negeri Indonesia. Adapun hasil seasonal adjustment yang dilakukan terhadap keenam variabel yang telah terseleksi sebagai kandidat Coincident Indicators dapat disimak pada Lampiran 8. 4.2.2.1 Penyusunan Coincident Debt Index CDI Beberapa tahapan yang perlu dilakukan untuk menyusun CDI tersebut adalah sebagai berikut : 1. Perhitungan Month-on-Month MoM Symmetric Percent Change 2. Adjustment MoM 3. Penjumlahan Adjustment MoM i t 4. Adjustment i t 5. Perhitungan Prelimanary Leading perhitungan secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 9 Composite CDI terbaik diperoleh secara trial-error dengan mengombinasikan berbagai kemungkinan variabel kandidat coincident indicator sampai terbentuk grafik CI terbaik. Setelah melalui proses trial-error, maka diperoleh kombinasi CDI terbaik berikut ukuran bobotnya sebagaimana terlihat pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 Kombinasi Terbaik Penyusun Coincident Debt Index Beserta Bobotnya Kode Nama Variabel Bobot Var38 Suku Bunga Pinjaman Rupiah Modal Kerja Yang Diberikan Bank Asing dan Campuran 9,65 Var62 Suku Bunga Simpanan Rupiah Berjangka 6 Bulan di Bank Umum 23,78 Var103 SBI 1 Bulan 7,76 Var102 Interest rate spread lending rate minus deposit rate 58,81 Total 100,00 Kombinasi penyusunan CDI sebagaimana yang terlihat di Tabel 4.2 merupakan kombinasi yang terbaik. Hal ini didasarkan pada penilaian secara visual melalui grafik yang memperlihatkan bahwa grafik CDI tersebut bergerak seiring variabel reference yaitu debt to GDP sebagaimana yang terlihat pada Gambar 4.3. Gambar 4.3 Pergerakan Coincident Debt Index CDI Seiring Dengan Variabel Debt to GDP Gambar 4.3 menunjukkan grafik CDI yang memiliki beberapa titik lembah dan puncak. Pergerakan grafik CDI tersebut merefleksikan kondisi beban utang luar negeri yang dihadapi oleh Indonesi selama periode waktu pengamatan dimana pergerakannya seiring dengan variabel reference debt to GDP Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh bahwa variabel interest rate spread selisih suku bunga pinjaman dengan suku bunga simpanan memberikan kontribusi sebesar 58,81 persen terhadap penyusunan Coincident Debt Index. Hasil ini menunjukkan bahwa grafik interest rate spread memiliki pola kemiripan yang besar terhadap grafik CDI yang terbentuk. Hasil ini mengindikasikan pergerakan grafik variabel interest rate spread dapat merefleksikan kondisi beban utang luar negeri yang ditanggung oleh Indonesia.

4.2.2.2 Penyusunan Leading Debt Index LDI

Dari hasil seleksi yang dilakukan terhadap 111 variabel makroekonomi, diperoleh hasil bahwa terdapat enam variabel yang dapat dijadikan sebagai Debt to GDP CDI P erse ntase D ebt T o GD P C oincide nt De bt Inde x kandidat Leading Indicator. Keenam variabel tersebut selanjutnya mengalami seasonal adjustment dengan X-12 ARIMA untuk menghilangkan faktor musiman yang ada. Adapun hasil dari X-12 ARIMA tersebut dapat dilihat pada Lampiran 10. Selanjutnya, dilakukan penyusunan composite Leading Debt Index melalui proses penggabungan dengan beberapa tahapan tertentu. Adapun beberapa tahapan yang perlu dilakukan untuk menyusun LDI tersebut adalah sebagai berikut : 1. Perhitungan Month-on-Month MoM Symmetric Percent Change 2. Adjustment MoM 3. Penjumlahan Adjustment MoM i t 4. Adjustment i t 5. Perhitungan Prelimanary Leading Perhitungan Leading Debt Index secara lengkap dapat disimak pada Lampiran 11 Composite LDI terbaik diperoleh secara trial-error dengan mengombinasikan berbagai kemungkinan variabel kandidat leading indicator sampai terbentuk grafik LDI terbaik. Setelah melalui proses trial-error, maka diperoleh kombinasi LDI terbaik berikut ukuran bobotnya sebagaimana terlihat pada Tabel 4.3. Tabel 4.3 Kombinasi Terbaik Penyusun Leading Debt Index Beserta Bobotnya Kode Nama Variabel Bobot Var07 LIBOR 6 bulan 54 Var66 Laju Inflasi Jepang 42 Var96 M2Cadangan Devisa 2 Var111 Nominal Effective Exchange Rate 2 Total 100 Kombinasi penyusunan Leading Debt Index sebagaimana yang terlihat pada Tabel 4.3 merupakan kombinasi yang terbaik. Hal ini didasarkan pada penilaian secara visual melalui grafik yang memperlihatkan bahwa grafik Leading Debt Index tersebut bergerak lebih awal mendahului Coincident Debt Index sebagaimana yang terlihat pada Gambar 4.4. Gambar 4.4 Pergerakan Leading Debt Index LDI Mendahului Coincident Debt Index CDI L eading De bt Inde x C oincide nt De bt Inde x CDI LDI Gambar 4.4 menunjukkan bahwa grafik LDI memiliki 3 titik lembah dan 3 titik puncak yang mendahului titik-titik lembah maupun puncak yang dimiliki grafik CDI. Penentuan titik puncak dan lembah dilakukan terhadap LDI maupun CDI berdasarkan metode Bry Boschan Procedure. Pergerakan grafik LDI yang mendahului CDI mengindikasikan bahwa LDI memiliki kemampuan dalam memprediksi kemungkinan terjadinya krisis utang yang dihadapi Indonesia di periode waktu mendatang. Berdasarkan penentuan titik peak dan trough yang dilakukan baik terhadap CDI maupun LDI, maka selang waktu pergerakan LDI mendahului CDI dapat dihitung secara akurat, sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 4.4. Tabel 4.4 Perhitungan Selang Waktu Perbedaan Pergerakan LDI Mendahului CDI Berdasarkan perhitungan peak dan trough grafik CDI dan LDI, maka diperoleh hasil bahwa grafik LDI bergerak mengikuti CDI dengan selang waktu rata-rata 11 bulan. Dengan demikian, melalui pengamatan terhadap pergerakan grafik LDI ini, maka kemungkinan terjadinya krisis utang di Indonesia dapat diprediksi pada kurun waktu 11 bulan sebelumnya. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh bukti empiris bahwa beban utang Indonesia sangatlah dipengaruhi oleh besarnya suku bunga LIBOR 6 bulan dan laju inflasi negara Jepang. Hasil ini menunjukkan bahwa grafik dari kedua Nama Variabel Trough Peak Trough Peak Trough Peak Leading Debt Index Apr-93 Jan-95 Feb-96 Jun-97 Jun-98 Mar-00 Coindicent Debt Index Apr-94 Jul-95 Aug-96 Sep-98 Aug-99 Apr-01 Selang Waktu 12 bulan 6 bulan 6 bulan 15 bulan 14 bulan 13 bulan variabel tersebut memiliki pola kemiripan yang besar terhadap grafik LDI yang terbentuk. Hal ini mengindikasikan pergerakan grafik dari kedua variabel tersebut memiliki kemampuan dalam memprediksi kemungkinan terjadinya perubahan kondisi beban utang luar negeri yang ditanggung oleh Indonesia pada periode waktu mendatang.

4.2.2.3 Penyusunan Lagging Debt Index

Dari hasil seleksi yang dilakukan terhadap 111 variabel makroekonomi, diperoleh hasil bahwa terdapat empat variabel yang dapat dijadikan sebagai kandidat Lagging Indicators. Kempat variabel tersebut selanjutnya mengalami seasonal adjustment dengan X-12 ARIMA untuk menghilangkan faktor musiman yang ada. Adapun hasil dari X-12 ARIMA tersebut dapat dilihat pada Lampiran 12. Selanjutnya, dilakukan penyusunan composite Lagging Debt Index melalui proses penggabungan dengan beberapa tahapan tertentu. Adapun beberapa tahapan yang perlu dilakukan untuk menyusun Lagging Debt Index tersebut adalah sebagai berikut : 1. Perhitungan Month-on-Month MoM Symmetric Percent Change 2. Adjustment MoM 3. Penjumlahan Adjustment MoM i t 4. Adjustment i t 5. Perhitungan Prelimanary Leading Perhitungan Lagging Debt Index secara lengkap dapat disimak pada Lampiran 13. Composite Lagging Debt Index terbaik diperoleh secara trial-error dengan mengombinasikan berbagai kemungkinan variabel kandidat lagging indicator sampai terbentuk grafik Lagging Debt Index terbaik. Setelah melalui proses trial- error, maka diperoleh kombinasi Lagging Debt Index terbaik berikut ukuran bobotnya sebagaimana terlihat pada Tabel 4.5. Tabel 4.5 Kombinasi Terbaik Penyusun Lagging Debt Index Beserta Bobotnya Kode Nama Variabel Bobot Var34 Suku Bunga Pinjaman Rupiah Modal Kerja Rupiah Yang Diberikan Bank Persero 42 Var64 Suku Bunga Simpanan Berjangka Rupiah Di Bank Umum- 24 Bulan 50 Var97 Imports Merchandise, constant US, millions 4 Var81 Local equity market index valued in US terms 3 Total 100 Kombinasi penyusunan Lagging Debt Index sebagaimana yang terlihat pada Tabel 4.5 merupakan kombinasi yang terbaik. Hal ini didasarkan pada penilaian secara visual melalui grafik yang memperlihatkan bahwa grafik Lagging Debt Index tersebut bergerak mengikuti Coincident Debt Index sebagaimana yang terlihat pada Gambar 4.5. Gambar 4.5 Pergerakan Lagging Debt Index Mengikuti Coincident Debt Index Gambar 4.5 terlihat bahwa grafik Lagging Debt Index memiliki 3 titik lembah dan 3 titik puncak yang mengikuti titik-titik lembah maupun puncak yang dimiliki grafik Coincident Debt Index. Penentuan titik puncak dan lembah dilakukan terhadap Lagging Debt Index berdasarkan metode Bry Boschan Procedure Pergerakan grafik Lagging Debt Index yang mengikuti Coincident Debt Index mengindikasikan bahwa Lagging Debt Index memiliki kemampuan dalam memprediksi kemungkinan terjadinya penyebaran dampak secara meluas akibat kondis krisis utang yang dihadapi Indonesia terhadap variabel-variabel makroekonomi lainnya secara keseluruhan. Berdasarkan penentuan titik peak dan trough yang dilakukan baik terhadap Coincident Debt Index maupun Lagging Debt Index, maka selang waktu pergerakan Lagging Debt Index mengikuti Coincident Debt Index dapat dihitung secara akurat, sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 4.6. L agging De bt Inde x C oincide nt De bt Inde x Coincident Debt Index Lagging Debt Index Tabel 4.6 Perhitungan Selang Waktu Perbedaan Pergerakan Lagging Debt Index Mengikuti Coincident Debt Index Berdasarkan perhitungan peak dan trough grafik Coincident Debt Index dan Lagging Debt Index, maka diperoleh hasil bahwa grafik Lagging Debt Index bergerak mengikuti Coincident Debt Index dengan selang waktu rata-rata 13 bulan. Dengan demikian, melalui pengamatan terhadap pergerakan grafik LDI ini, maka dampak penyebaran contagion effect terhadap variabel-variabel makeroekonomi lain akibat terjadinya krisis utang di Indonesia dapat dicegah pada kurun waktu 13 bulan sebelumnya. Berdasarkan perhitungan, diperoleh hasil bahwa variabel suku bunga simpanan rupiah berjangka 24 bulan di Bank Umum dan suku bunga pinjamanmodal kerja rupiah yang diberikan Bank Persero memberikan kontribusi yang besar terhadap pembentukan Lagging Debt Index. Hal ini menunjukkan bahwa pola grafik kedua variabel tersebut memiliki kemiripan yang besar terhadap pergerakan grafik Lagging Debt Index. Dengan demikian, pergerakan kedua variabel itu dapat merefleksikan periode waktu kemungkinan terjadinya contagion effect akibat terjadinya krisis utang di Indonesia. Nama Variabel Trough Peak Trough Peak Trough Peak Coindicent Index Apr-94 Jul-95 Aug-96 Sep-98 Aug-99 Apr-01 Lagging Index Nov-94 May-96 Jan-98 May-99 Apr-01 Jun-02 Selang Waktu 7 bulan 10 bulan 17 bulan 8 bulan 20 bulan 14 bulan

4.3 Pembahasan Hasil Penyusunan Early Warning System