negeri. Hal ini menyebabkan semakin sulitnya penilaian untuk mengukur tingkat efisiensi dan efektivitas penggunaan utang luar negeri dalam mendukung
pembangunan ekonomi di Indonesia. Dari uraian di atas, diketahui bahwa sejauh ini profil utang luar negeri
Indonesia masih menunjukkan kondisi yang aman. Namun, seiring dengan semakin besarnya beban pembayaran cicilan pokok dan bunganya, maka utang
luar negeri tersebut berpotensi menimbulkan polemik bagi perekonomian Indonesia secara agregat. Dengan demikian, pada periode mendatang potensi
terjadinya krisis utang di Indonesia sangatlah besar sehingga perlu dibangun suatu early warning system yang mampu memprediksi kemungkinan terjadinya krisis
tersebut secara akurat.
4.2 Penyusunan Early Warning System
Penyusunan suatu sistem deteksi dini yang baik sangatlah ditentukan oleh ketepatan dalam menentukan variabel-variabel makroekonomi yang menjadi
kandidat leading, lagging, dan coincident indicators. Penentuan kandidat tersebut diperoleh dari hasil seleksi terhadap 111 variabel makroekonomi dengan periode
bulanan yang telah berhasil dikumpulkan. Proses seleksi tersebut dilakukan berdasarkan tiga uji yang ditetapkan, yakni uji secara grafis dengan prosedur Bry
Boschan, cross correlation test, dan granger causality test. Dari hasil yang diperoleh berdasarkan ketiga uji tersebut, maka selanjutnya suatu variabel
makroekonomi tertentu dapat ditentukan apakah termasuk sebagai kandidat, atau Coincident, Leading, dan Lagging indicators.
4.2.1 Identifikasi Variabel-variabel yang Menjadi Kandidat Coincident, Leading, dan Lagging Indicator
Leading Debt Index merupakan instrumen terpenting dalam pembangunan early warning system krisis utang di Indonesia. Hal ini disebabkan karena
pergerakan indeks ini memiliki kemampuan dalam memprediksi kondisi beban utang luar negeri yang dialami oleh Indonesia pada periode waktu mendatang.
Oleh karena itu, dalam pembangunan early warning system ini, penyusunan Leading Debt Index menjadi salah satu perhatian utama di samping coincident dan
Lagging Debt Index.
Dalam rangka menyusun Coincident, Leading dan Lagging Debt Index, maka penentuan variabel-variabel yang menjadi kandidat Coincident, Leading, dan
Lagging Indicator menjadi hal yang sangat penting untuk dilakukan. Hal ini disebabkan karena Coincident, Leading dan Lagging Debt Index yang terbentuk
disusun oleh kandidat-kandidat tersebut dengan bobot tertentu.Oleh karena itu, proses seleksi untuk memperoleh variabel-variabel yang menjadi kandidat
tersebut perlu dilakukan secara cermat dan akurat.
Proses seleksi dilakukan berdasarkan dua uji statistik yang dilakukan, yakni uji cross correlation dan granger causality. Dari hasil yang diperoleh berdasarkan
ketiga uji tersebut, maka selanjutnya suatu variabel makroekonomi tertentu dapat ditentukan apakah termasuk sebagai kandidat Coincident, Leading, atau Lagging
Indicators.
4.2.1.1 Identifikasi Variabel-variabel yang Menjadi Kandidat Coincident
Indicator
Coincident Indicator CI adalah indikator siklus bisnis yang pergerakannya seiring dengan variabel yang menjadi acuan reference series. Indikator ini dapat
memberikan gambaran tentang situasi ekonomi saat ini current economic situation. Kandidat CI diperoleh dengan bantuan peralatan statistik berupa
analisis korelasi silang cross correlation dan granger causality. Berdasarkan analisis korelasi silang, kandidat CI diperoleh dengan melihat korelasi paling
tinggi pada lag dan lead nol. Meskipun demikian, suatu variabel dapat dipertimbangkan untuk diklasifikasikan sebagai kandidat Coincident Indicator
jika hasil uji korelasi silang yang dilakukan menunjukkan adanya nilai korelasi tertinggi pada lead atau lag dengan ukuran kurang dari enam. Adapun kriteria
Coincident Indicators berdasarkan uji granger causality adalah dengan melihat hubungan kausalitas dua arah yang signifikan dari variabel-variabel yang diuji
dengan variabel acuan debt to GDP pada lag yang cukup jauh. Tingkat signifikansi yang disepakati adalah nilai probabilitasnya harus lebih kecil dari
0,05 alpha = 5 persen. Uji secara statistika dengan cross correlation test dan granger causality test
merupakan hal yang juga penting dilakukan dalam melakukan penyeleksian variabel-variabel yang menjadi kandidat Coincident Indicators. Berdasarkan
seleksi yang dilakukan dengan menggunakan kedua uji statistik tersebut, pada akhirnya diperoleh hasil berupa enam variabel yang menjadi kandidat Coincident
Indicators. Adapun keenam variabel tersebut disertai dengan hasil ujinya masing- masing dapat disimak sebagai berikut.
1. Variabel Suku Bunga Pinjaman Modal Kerja Rupiah Dari Bank Asing
dan Campuran Kode : Var38
Variabel suku bunga pinjaman modal kerja rupiah dari Bank Asing dan Campuran merupakan salah satu variabel yang menjadi kandidat Coincident
Indicator. Hal ini didasarkan pada hasil seleksi melalui dua tahap pengujian statistik yang dilakukan, yakni uji cross correlation dan granger causality.
Adapun hasil seleksi melalui ketiga tahap pengujian tersebut dapat disimak pada
uraian berikut ini. a.
Uji Korelasi Silang Cross Correlation Test
Uji korelasi silang secara statistik juga dilakukan terhadap variabel suku bunga pinjaman modal kerja rupiah dari Bank Asing dan Campuran. Berdasarkan hasil
uji korelasi silang, maka dapat dinyatakan bahwa variabel ini terseleksi sebagai kandidat Coincident Indicators karena memiliki korelasi paling tinggi pada lag 1
terhadap reference variabel debt to GDP dimana ukuran lag tersebut kurang dari 6. Adapun hasil uji korelasi silang antara variabel reference series debt to GDP
dengan variabel suku bunga suku bunga pinjaman modal kerja rupiah dari Bank
Asing dan Campuran dapat dilihat pada Lampiran 2.
Berdasarkan tampilan output e-views tersebut, dapat dilihat bahwa korelasi yang paling tinggi adalah sebesar 0.7894 pada lag 1. Hal ini menunjukkan bahwa
variabel suku bunga pinjaman modal kerja rupiah dari Bank Asing dan Campuran bergerak sebulan lebih awal mendahului variabel reference yakni rasio
utang luar negeri terhadap produk domestik bruto debt to GDP. Meskipun demikian, karena nilai korelasi tertingginya berada pada ukuran lag yang kurang
dari 6, maka variabel ini dapat tetap dipertimbangkan sebagai kandidat Coincident
Indicator. Dengan demikian, berdasarkan hasil uji cross correlation yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa variabel suku bunga pinjaman modal
kerja rupiah dari Bank Asing dan Campuran dapat dikategorikan sebagai kandidat Coincident Indicator krisis utang di Indonesia.
b. Uji Granger Causality Granger Causality Test