anggota Koperasi Mina Jaya tergolong rendah. Faktor internal yang memiliki korelasi yang nyata dengan tingkat partisipasi adalah tingkat pengetahuan.
Sedangkan dalam faktor eksternal pengurus koperasi, program kerja dan kegiatan koperasi, dukungan dan peran pemerintah serta kondisi alam dan lingkungan
berhubungan dengan partisipasi anggota terhadap kegiatan koperasi.
2.2.3. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian ini dilakukan pada Koperasi Kelompok Tani Lisung Kiwari, Desa Ciburuy, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor yang mengkaji kinerja
koperasi melalui Penilaian Tangga Perkembangan PTP dan tingkat partisipasi anggota KKT Lisung Kiwari. Penelitian ini mempunyai kesamaan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Kurnia 2006 dan Azrina 2007 yaitu dalam mengkaji tingkat partisipasi anggota koperasi. Perbedaan penelitian ini dengan
penelitian yang dilakukan oleh Kurnia dan Azrina terletak pada aspek manfaat ekonomi. Dimana dalam mengkaji tingkat partisipasi dilihat berdasarkan manfaat
ekonomi yang diterima oleh anggota. Sedangkan pada penelitian sebelumnya untuk mengetahui tingkat partisipasi anggota lebih melihat pada faktor internal
dan eksternal anggota. Faktor internal meliputi umur, tingkat pendidikan, motivasi, lama keanggotaan, pendapatan, dan pekerjaan. Sedangkan faktor
eksternal meliputi pengurus koperasi, program kerja, dukungan dan peran pemerintah.
Apabila dibandingkan dengan Himpuni 2009 dan Purba 2010 penelitian ini mempunyai kesamaan yaitu dalam mengkaji kinerja koperasi.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya dapat terlihat dari alat analisis yang digunakan. Himpuni menggunakan penerapan BSC Balanced
Scorecard dalam pengukuran kinerja koperasi. Penerapan BSC tidak dilakukan pada penelitian ini karena biasanya BSC lebih sering digunakan pada organisasi
atau perusahaan yang bertujuan untuk mencari laba profit seeking organisations. Sedangkan koperasi merupakan organisasi dengan karakteristik khusus dimana
pemilik dan pelanggan adalah orang yang sama dan mutual benefit anggota menjadi prioritas utama Merchant 1998 dalam Mutasowifin 2002. Walaupun
koperasi juga membutuhkan laba, namun tujuan utama koperasi bukan mencari laba yang sebesar-besarnya namun lebih menfokuskan diri untuk melayani
anggota. Sehingga dibutuhkan instrumen yang benar-benar diperuntukkan bagi koperasi. Sedangkan dalam menganalisis kinerja organisasi Purba menggunakan
uji Friedman. Fokus penelitian Purba lebih melihat perubahan kinerja organisasi dari poktan dan gapoktan hingga menjadi koperasi dan apakah dengan perubahan
tersebut dapat meningkatkan kinerja organisasinya. Selanjutnya Purba juga membandingkan kinerja ketiga organisasi tersebut. Sedangkan pada penelitian ini,
dalam menganalisis kinerja koperasi digunakan Penilaian Tangga Perkembangan PTP bagi koperasi yang meliputi empat indikator yaitu visi, kapasitas, sumber
daya dan jaringan kerja. Penggunaan PTP ini lebih bertujuan untuk mengetahui kapasitas organisasi yang dilihat melalui kinerjanya selama ini. Apakah dalam
menjalankan kegiatan operasionalnya sudah sesuai dengan jatidiri koperasi dan apakah output yang dihasilkan oleh manajemen koperasi dapat memberikan
manfaat bagi anggota sehingga dapat meningkatkan partisipasi anggota pada kegiatan koperasi serta bagaimana kemampuan dan kapasitas koperasi untuk
bersaing dalam suatu sistem ekonomi pasar. Sehingga melalui pengukuran instrumen PTP ini diharapkan akan mengangkat masalah-masalah yang terdapat
pada koperasi yang memerlukan perbaikan agar dapat diarahkan untuk menuju kualitas yang lebih baik lagi. Hasil akhirnya akan didapatkan informasi mengenai
alternatif kebijakan apa yang cocok untuk diterapkan bagi kemajuan KKT Lisung Kiwari.
III. KERANGKA PEMIKIRAN
3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis
3.1.1. Konsep Kinerja
Kinerja merupakan suatu kemampuan dan hasil yang telah dicapai dalam melaksanakan suatu pekerjaan tertentu. Schermerson et al. 1992 dalam Nawawi
2006 mendefinisikan kinerja sebagai sebuah kuantitas dan kualitas pencapaian tugas-tugas, baik yang dilakukan secara individu, kelompok maupun organisasi.
Aspek kuantitas koperasi melihat kepada target kerja sedangkan kualitas menyangkut kesempurnaan dan kerapihan pekerjaan yang telah dilaksanakan.
Menurut Nawawi 2006 kinerja merupakan gabungan dari tiga buah faktor yang terdiri dari pengetahuan, pengalaman, dan kepribadian. Pengetahuan mencakup
jenis dan jenjang pendidikan serta pelatihan yang pernah diikuti. Pengalaman bukan sekedar mencakup waktu berkerja atau beroperasi namun berhubungan juga
dengan substansi yang dikerjakan sehingga akan meningkatkan kemampuan mengerjakan sesuatu dalam bidang tertentu. Sedangkan kepribadian merupakan
suatu kondisi koperasi dalam menghadapi bidang kerjanya seperti kemampuan bekerjasama, kejujuran, tanggung jawab, dan bekerjasama.
Kinerja terdiri dari tiga buah unsur yang meliputi unsur kemampuan, unsur usaha dan unsur kesempatan. Dimana ketiga buah unsur tersebut dapat bermuara
pada hasil kerja yang akan dicapai. Nawawi 2006 mengatakan bahwa indikator kinerja yang digunakan dalam melaksanakan suatu pekerjaan di lingkungan
sebuah organisasi mencakup lima unsur yaitu : 1
Kuantitas hasil kerja yang dicapai 2
Kualitas hasil kerja yang dicapai 3
Jangka waktu mencapai hasil kerja tersebut 4
Kehadiran dan kegiatan selama hadir di tempat kerja 5
Kemampuan bekerjasama Berdasarkan unsur tersebut dapat terlihat bahwa kinerja seseorang dalam
suatu lingkungan organisasi termasuk koperasi dapat terlihat dari dua orientasi yang meliputi orientasi proses dan orientasi hasil. Orientasi proses menyangkut
efektivitas dan efisiensi pelaksanaan pekerjaan berdasarkan suatu metode kerja