Kapasitas Kegiatan KKT Lisung Kiwari

koperasi berorientasikan bisnis namun apa yang ingin dicapai oleh koperasi sangat berbeda dengan apa yang ingin dicapai perusahaan pada umumnya. Perbedaan antara koperasi dengan perusahaan terletak pada motif yang ingin dicapai. Dalam melakukan kegiatan ekonomi, motif yang ingin dicapai koperasi adalah pelayanan yang sebaik-baiknya kepada anggota sedangkan pada perusahaan berupa maksimalisasi profit keuntungan. Walaupun tidak dapat dipungkiri bahwa koperasi juga memerlukan laba untuk tujuan investasi, pelayanan, dan sebagainya. Namun koperasi bukan bermotifkan laba melainkan maksimalisasi pelayanan. Sedangkan komitmen koperasi dalam hal pembangunan adalah menyisihkan sebagian SHU yaitu sebesar 2,5 untuk kesejahteraan sosial. Seperti yang sudah dilakukan oleh KKT Lisung Kiwari yaitu membantu membeli peralatan madrasah seperti karpet ataupun memberikan bantuan pendidikan pada putra dan putri dari anggota KKT Lisung Kiwari yang berprestasi. Saat ini juga KKT Lisung Kiwari mempunyai suatu program yaitu bedah rumah yang merupakan bantuan dari BSP2S Bantuan Stimulan Pembangunan Perumahan Swadaya yang bekerjasama dengan koperasi melalui Kementrian Perumahan Rakyat yang sudah berjalan selama dua tahun. Program ini dapat membantu anggota koperasi untuk merenovasi rumah yang tidak layak huni. Pada tahun 2009 terdapat 25 rumah anggota KKT Lisung Kiwari yang mendapatkan program tersebut dan di tahun 2010 jumlah anggota yang rumahnya direnovasi sebanyak 35 rumah. Bentuk pelayanan sosial yang telah dilakukan oleh KKT Lisung Kiwari ini secara tidak langsung dapat mempengaruhi kesejahteraan anggota dan dapat menjadi pemicu bagi non anggota untuk bergabung pada KKT Lisung Kiwari.

6.1.2. Kapasitas

Manajemen merupakan suatu kegiatan yang tidak dapat dilepaskan dalam suatu organisasi begitu pula pada koperasi. Manajemen adalah kegiatan untuk mengkordinasikan suatu aktivitas atau pekerjaan tertentu secara efektif dan efisien. Manajemen koperasi harus disesuaikan dengan tujuan, prinsip koperasi dan azas manajemen usaha. Manajemen koperasi berbeda dengan manajemen perusahaan pada umumnya. Dimana pada manajemen koperasi tidak semata-mata mencari keuntungan, namun lebih menfokuskan diri pada pelayanan yang maksimal bagi anggota-anggotanya. Selain itu pengendalian koperasi berada ditangan anggota. Hal ini merupakan salah satu perwujudan prinsip koperasi yaitu pengendalian secara demokratis oleh anggota. Kegiatan manajemen KKT Lisung Kiwari meliputi perencanaan, pengorganisasian, pemimpin dan pengendalian. Perencanaan meliputi suatu proses untuk merumuskan sasaran dari koperasi yaitu mensejahterakan anggota dan masyarakat sekitar KKT Lisung Koperasi melalui program-program yang dibuat oleh koperasi. Sedangkan pengorganisasian mencakup suatu proses untuk menentukan tugas apa saja yang harus dilakukan, siapa yang harus melakukan dan bagaimana untuk mengelompokan tugas-tugas yang ada. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada pengorganisasian lebih menekankan pada membuat suatu rancangan pekerjaan agar sasaran dapat tercapai. KKT Lisung Kiwari sudah mempunyai struktur organisasi yang jelas dengan pembagian kerja didalamnya. Hanya saja ada beberapa tugas yang semestinya dikerjakan oleh dua orang namun ditanggungjawabkan pada satu orang. Misalnya saja ketua koperasi yang harus menjabat sebagai manajer. Hal ini dikarenakan kurangnya sumber daya manusia yang memadai. Pada KKT Lisung Kiwari pengurus koperasi tidak pernah mengalami perombakan. Artinya selama dua kali pemilihan pengurus koperasi, pengurus yang lama tetap terpilih. Ini disebabkan karena tingkat kepercayaan anggota yang tinggi pada pengurus koperasi. Anggota sudah merasa puas dengan kepemimpinan pengurus yang lama. Walaupun anggota merasa puas, namun kurangnya regenerasi pengurus juga merupakan masalah bagi pengembangan KKT Lisung Kiwari kedepannya. Regenerasi pengurus tetap dibutuhkan bagi pengembangan suatu koperasi agar terdapat calon penerus baru yang dapat memajukan koperasi lebih baik lagi. Setiap anggota koperasi berhak untuk mendapatkan pelatihan dasar koperasi. Hal ini sesuai dengan prinsip koperasi yaitu pendidikan, pelatihan dan informasi. Koperasi menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan anggota, pengurus, manajer, dan karyawan agar dapat meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang nantinya akan berdampak pada kemajuan koperasi. Selain itu melalui pendidikan anggota dapat membantu anggota dalam melihat hubungan antara kepentingan pribadi anggota, kepentingan kelompok, dan dapat menciptakan rasa kepemilikan dan pengendalian pada koperasi. Begitu juga yang berlaku di KKT Lisung Kiwari. Koperasi sudah mempunyai rencana pelatihan bagi anggota dan pengurus. Pelatihan dan pendidikan bagi anggota biasanya dilaksanakan sebanyak dua kali dalam satu tahun. Pelatihan yang diberikan mengenai seluk beluk perkoperasian. Sedangkan bagi pengurus biasanya diadakan pelatihan mengenai manajemen dan kewirausahaan. KKT Lisung Kiwari juga mempunyai anggaran dari SHU untuk dana pendidikan sebesar lima persen. Walaupun sudah tercantum dalam anggaran dasar koperasi mengenai pelatihan bagi anggota. Tetapi koperasi belum mampu untuk memberikan pelatihan bagi semua anggota secara bersama-sama. Biasanya pelatihan diberikan secara bertahap bagi anggota. Ini dikarena koperasi belum mempunyai dana yang cukup untuk memberikan pelatihan dasar pada anggota. Strategi yang dilakukan oleh KKT Lisung Kiwari biasanya memanfaatkan kesempatan yang ada dengan mengirimkan anggota yang belum mendapatkan pelatihan untuk mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh pihak luar. Sebagai suatu organisasi, koperasi perlu untuk melakukan langkah- langkah yang menurunkan biaya operasional. Karena dalam koperasi terdapat prinsip identitas yang menyatakan bahwa anggota berperan sebagai pemilik dan pelanggan maka keunggulan koperasi dapat dicapai melalui integrasi vertikal. David 2009 menyatakan bahwa integrasi vertikal merupakan kombinasi dari proses produksi, distribusi, dan ekonomi yang secara teknologi berada dalam batas-batas perusahaan tunggal. Sehingga dalam integrasi vertikal, strategi yang dilakukan oleh koperasi adalah membuat suatu keputusan dengan menggunakan transaksi intern dan bukan transaksi pasar dalam mencapai tujuan ekonomisnya. Melalui intergrasi vertikal ini diharapkan dapat memperkecil risiko dan meningkatkan efisiensi kegiatan usaha koperasi. Pada KKT Lisung Kiwari integrasi vertikal dapat terlihat dimana koperasi memiliki unit usaha pada sub sistem agribisnis hulu yaitu penyediaan bibit dan pupuk kompos. Sehingga melalui integrasi kebelakang hulu ini dapat membantu petani anggota dalam mendapatkan bibit padi yang berkualitas, pupuk kompos, dan terbantu dalam mendapatkan alat-alat pertanian. Hal ini tentu saja menguntungkan bagi petani anggota karena petani dapat meminimumkan risiko kekurangan sumberdaya serta biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan sumberdaya tersebut rendah. Gambar 9 . Peran KKT Lisung Kiwari Dalam Sistem Agribisnis Padi Di Desa Ciburuy Pada sub sistem agribisnis hilir dapat terlihat dari pemasaran hasil produksi pertanian anggota. Seperti yang sudah dibahas pada bab sebelumnya bahwa KKT Lisung Kiwari menampung gabah milik anggota koperasi untuk selanjutnya dikemas dan dipasarkan dalam bentuk beras. Saat ini pun KKT Lisung Kiwari sudah memiliki merek sendiri dalam menjual hasil produksi beras anggotanya yaitu beras SAE dan untuk pemasaran beras SAE, KKT Lisung Kiwari sudah mempunyai mitra usaha yaitu Dompet Dhuafa dan beberapa koperasi yang ada di Kabupaten Bogor. Sedangkan untuk sub sistem usahatani diserahkan sepenuhnya pada kelompok tani dan gapoktan yang berada di Desa Ciburuy. KKT Lisung Kiwari juga membantu anggota koperasi dalam penyediaan modal melalui unit usaha simpan pinjam seperti untuk biaya garap. Sehingga anggota KKT Lisung Kiwari benar-benar dimudahkan dalam menjalankan unit usahanya. Walaupun unit usaha yang dijalankan oleh KKT Lisung Kiwari ini Sub Sistem Agribisnis Hulu Sub Sistem Usahatani On Farm Sub Sistem Agribisnis Hilir  Bibit  Pupuk Kompos  Alat-Alat Pertanian Kelembagaan dan Kegiatan Penunjang  Pengolahan  Pengemasan  Pemasaran Unit Usaha Simpan Pinjam KKT Lisung Kiwari masih terbilang kecil namun melalui integrasi vertikal ini membawa keuntungan bagi anggota koperasi karena dapat memperlancar proses produksi petani anggota dan mengurangi risiko ketidakpastian dalam pengadaan bahan baku dan pemasaran hasil produksi Sistem operasi dan keuangan koperasi selalu dicatat dengan baik dan disampaikan pada anggota dalam RAT. Setiap kali anggota melakukan transaksi di koperasi, transaksi anggota akan dicatat dan selalu ditunjukan pada setiap akhir transaksi. Laporan perkembangan keuangan koperasi juga selalu disampaikan kepada anggota. Hanya saja semenjak didirikan, KKT Lisung Kiwari belum pernah melakukan audit keuangan. Walaupun kewajiban audit koperasi sudah dihapuskan oleh UU No.25 Tahun 1992. Namun tetap saja fungsi audit sangat penting untuk memelihara dan meningkatkan efisiensi manajemen, menjaga kebersihan koperasi dan dapat meningkatkan rasa kepercayaan anggota. Hubungan pelayanan yang diberikan oleh KKT Lisung Kiwari kepada anggota sudah dapat dikatakan baik. Hubungan pelayanan ini terbentuk dikarenakan pada koperasi pemilik atau anggotanya adalah pelanggan utama dari koperasi tersebut. Anggota pada koperasi dapat berperan sebagai produsen penjual tetapi dapat juga berperan sebagai konsumen pembeli begitu juga dengan koperasi. Sehingga unit usaha yang dijalankan oleh koperasi memang harus berkorelasi dengan unit usaha yang dijalankan oleh anggota. Seperti pada KKT Lisung Kiwari dimana koperasi berusaha untuk memenuhi semua kebutuhan anggota mulai dari penyediaan input pertanian hingga penjualan output pertanian anggota. KKT Lisung Kiwari perlu untuk meningkatkan pelayanan terhadap anggotanya. Hal ini bertujuan agar koperasi tidak kalah bersaing dengan organisasi lain terutama organisasi non koperasi serta kebutuhan anggota yang selalu berubah. Jika koperasi mampu untuk memberikan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan anggota dibandingkan dengan organisasi pesaing maka tingkat partisipasi anggota akan meningkat. Agar dapat meningkatkan partisipasi anggota maka manajemen koperasi perlu untuk menggali informasi yang berasal dari anggota mengenai kebutuhan apa saja yang diinginkan oleh anggota.

6.1.3. Sumber Daya