4.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data
Data-data dan informasi yang telah terkumpul diolah dengan menggunakan kalkulator dan Microsoft Excel 2007. Analisis data yang digunakan
pada penelitian ini adalah kualitatif dan kuantitatif melalui tahap pengolahan, deskripsi dan interpretasi data secara deskriptif. Analisis kualitatif digunakan
untuk mengetahui keragaan KKT Lisung Kiwari pada kondisi saat ini. Selanjutnya analisis kuantitatif terhadap data diperoleh sebagai berikut :
4.5.1. Analisis Penilaian Tangga Pengembangan Bagi Koperasi
Penilaian Tangga Perkembangan PTP atau Development Ladder Assessment DLA merupakan suatu alat penilaian yang disusun dan digunakan
oleh Canadian Co-operative Association CCA dalam membangun model koperasi sebagai proyek dari Indonesia Cooperative Development Assistance
Program INCODAP. PTP merupakan suatu metode yang dapat mengumpulkan data dasar baseline data mengenai kapasitas kelembagaan dari organisasi sebuah
koperasi dengan tetap berpedoman pada ketentuan-ketentuan ilmiah. Menurut Soedjono 2003 PTP merupakan suatu instrumen yang dapat digunakan untuk
mengukur kinerja khususnya dalam kapasitas kelembagaan koperasi. Kegiatan PTP ini terbagi menjadi dua bagian yang terpisah yaitu bagian
kualitatif dan kuantitatif. Bagian kualitatif ini berhubungan dengan konsep-konsep yang bersifat subjektif seperti menilai visi koperasi. Bagian kuantitatif merupakan
bagian yang paling besar digunakan dalam PTP seperti dalam menentukan perbaikan mengenai kapasitas manajemen dari koperasi, sumber daya koperasi
dan upaya koperasi dalam mengembangkan jaringan kerja. PTP terdiri dari empat indikator utama yaitu visi, kapasitas, sumberdaya, dan jaringan kerja.
1 Visi koperasi
Visi dijadikan salah satu indikator karena koperasi merupakan suatu organisasi dimana anggota merupakan modal utamanya, sehingga perlu diketahui
bagaimana tujuan dari koperasi tersebut dan apakah tujuan tersebut sudah sesuai dengan apa yang diharapkan oleh anggota. Selain itu pada indikator visi juga
dapat diketahui bagaimana kepemimpinan yang dijalankan oleh pengurus koperasi.
2 Kapasitas koperasi
Kapasitas koperasi juga perlu diteliti karena koperasi merupakan organisasi yang mempunyai manajemen dalam menjalankan kegiatan sehari-
harinya. Manajemen dalam kapasitas koperasi meliputi struktur organisasi, staf, komitmen koperasi terhadap pelatihan baik bagi staf maupun anggota, pelayanan
koperasi terhadap anggota, dan tindakan-tindakan yang dilakukan koperasi untuk menurunkan biaya operasional serta pemeliharaan sistem operasi dan pengaturan
keuangan koperasi. 3
Sumber daya koperasi Pada PTP ini sumber daya yang diteliti adalah sumber daya keuangan
koperasi yang meliputi kecukupan modal koperasi, pertumbuhan aset koperasi, ekuiti dan pengelolaan aset serta kebijakan dalam perkreditan yang ada dalam
koperasi. Kecukupan modal koperasi didapatkan berdasarkan perhitungan sebagai berikut :
M Tingkat Kecakupan Modal Organisasi = x 100
Permodalan koperasi dapat dikatakan kuat jika M 20 persen. Dimana aset jauh melebihi daripada kewajiban koperasi. Permodalan dapat dikatakan cukup jika
M 5 persen dan permodalan dikatakan kurang apabila M 5 persen. Apabila M - 25 persen maka dapat dikatakan bahwa permodalan koperasi tidak
mencukupi yang artinya kewajiban jauh melebihi aset koperasi. Pertumbuhan aset koperasi dapat diketahui berdasarkan perhitungan
sebagai berikut :
T = x100
Dimana, pertumbuhan koperasi dapat dikatakan positif tinggi apabila terjadi pertumbuhan aset sebesar lima persen 5 terus menerus selama tiga tahun
berturut-turut. Pertumbuhan koperasi dapat dikatakan negatif tinggi apabila
pertumbuhan aset koperasi minus lima persen -5 setiap tahun selama tiga tahun.
Berdasarkan indikator sumber daya keuangan juga dapat diketahui apakah koperasi sudah melindungi ekuitinya dan mengelola aset yang dimiliki oleh
koperasi secara menguntungkan. Adapun perhitungannya sebagai berikut :
P = x 100
Dimana, P
= Tingkat pengembalian rate of return Ekuiti
= Aset – kewajiban
Koperasi dapat dikatakan telah mengelola organisasi dengan sangat baik apabila ekuiti positif, SHU koperasi positif dan terdapat cadangan modal selama tiga
tahun. Apabila ekuiti dan SHU negatif karena inflasi lebih dari minus tiga persen - 3 maka koperasi dapat dikategorikan sebagai koperasi yang dikelola dengan
sangat buruk. Indikator sumberdaya juga dapat menilai mengenai keefektifan kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh koperasi menyangkut prosedur dalam
perkreditan. Kinerja koperasi dapat sangat efektif apabila terdapat kebijakan tertulis mengenai perkreditan dengan tingkat tunggakan lima persen 5.
Apabila tingkat tunggakan 15 persen maka dapat dikatakan bahwa kinerja koperasi dalam hal perkreditan sangat tidak efektif. Karena tidak terdapat
kebijakan untuk menindaklanjuti tunggakan anggota. Adapun perhitungan untuk mengetahui tingkat tunggakan adalah sebagai berikut :
Tg Tingkat tunggakan =
x 100
4 Jaringan Kerja
Indikator jaringan kerja koperasi dalam PTP digunakan untuk melihat bagaimana kebijakan-kebijakan anggaran koperasi dibuat seperti kebijakan
mengenai tingkat bunga dan harga. Selain itu indikator ini dapat mengetahui mengenai bagaimana hubungan koperasi dengan pemerintah, koperasi lainnya dan
mitra usahanya.
Pada prakteknya PTP ini terbagi dalam beberapa bagian yaitu pengkodean, wawancara, dan lembar tabulasi. Pada wawancara PTP diberikan skala nilai
berdasarkan jawaban responden. Skor lima diberikan apabila koperasi mengalami kemajuan secara konsisten atau baik. Skor empat diberikan jika koperasi
mengalami kemajuan sejak penilaian terakhir. Apabila kinerja koperasi naik dan turun maka diberikan skor tiga. Skor dua diberikan jika keadaan koperasi dalam
keadaan baik namun bukti yang menunjukkan koperasi dalam keadaan baik tidak lengkap. Jika terdapat sedikit atau tidak ada bukti mengenai pencapaian koperasi
selama periode terakhir maka diberikan skor satu. Sedangkan apabila dokumen pembuktian yang menunjukkan keadaan koperasi dalam penilaian ini tidak
diperoleh, maka diberikan skor nol. Berdasarkan skala nilai tersebut maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa
PTP terdiri dari sembilan tingkat yaitu hijau, kuning, dan merah yang masing- masing terdiri dari tiga tingkatan. Setiap tingkat mempunyai jarak 12 butir. Zona
hijau merupakan zona dimana kinerja koperasi umumnya baik. Zona kuning menunjukkan bahwa kinerja koperasi memuaskan namun memerlukan perhatian
lebih lanjut. Sedangkan zona merah menunjukkan bahwa koperasi dalam kondisi yang sulit. Pada penelitian ini skor yang berada pada selang 145-98 termasuk
dalam zona hijau, skor yang berada pada selang 97-52 termasuk dalam zona kuning, dan skor yang berada dalam selang 51--5 termasuk dalam zona merah.
Dalam perhitungan skor pada setiap variabel dari indikator-indikator yang ada, menggunakan nilai modus atau nilai yang mempunyai frekuensi pemunculan
terbanyak pada pengamatan. Hal ini dilakukan untuk menghindari terlalu ekstrimnya pengukuran jika menggunakan nilai rata-rata.
Penilaian skor pada setiap indikator berbeda antara visi, kapasitas, sumber daya, dan jaringan kerja. Pada penilaian visi koperasi, jika skor berada pada
selang 35-22 termasuk dalam zona hijau yang berarti visi koperasi sudah dijalankan dengan sangat baik. Jika berada pada selang 21-12 maka visi koperasi
berada pada zona kuning yang berarti visi koperasi sudah memuaskan namun perlu ada perbaikan. Sedangkan apabila berada pada selang 11-0 maka visi
koperasi berada dalam zona merah yang artinya koperasi tidak mempunyai visi yang jelas dalam pengorganisasiannya.
Pada penilaian kapasitas, jika skor berada pada selang 40-26 maka termasuk kedalam zona hijau dimana kapasitas koperasi yang dilihat dari aspek
manajemennya berada dalam kondisi yang baik. Kapasitas koperasi termasuk kedalam zona kuning jika berada pada selang 21-12 yang berati manajemen
koperasi sudah memuaskan namun perlu untuk ditingkatkan kembali agar menjadi lebih baik lagi. Sedangkan jika berada pada selang 12--5 termasuk dalam zona
merah yang berarti manajemen koperasi berada dalam kondisi yang buruk. Perhitungan skor penilaian sumberdaya keuangan koperasi dihitung dua
kali. Hal ini dikarenakan begitu pentingnya keuangan bagi koperasi yang berorientasikan bisnis. Hal ini dilatar belakangi oleh adanya dua dimensi yang
dimiliki oleh koperasi yaitu dimensi ekonomi dan sosial. Walaupun tujuan koperasi bukan mencari profit yang sebesar-besarnya. Namun koperasi tetap
memerlukan sumberdaya keuangan untuk membiayai kegiatan operasional dan unit usaha koperasi. Zona hijau pada penilaian sumber daya koperasi berada
dalam selang 40-28 yang berarti sistem dan sumber daya keuangan koperasi umumnya baik. Apabila berada dalam selang 27-15 maka termasuk dalam zona
kuning dan jika berada dalam selang 7-0 maka termasuk kedalam zona merah yang berarti sistem dan sumber daya keuangan koperasi berada dalam suatu
kondisi yang buruk. Pada penilaian jaringan kerja apabila berada pada selang 7-0 maka
jaringan kerja koperasi termasuk dalam zona merah yang artinya jaringan kerja koperasi berada dalam kondisi yang buruk. Apabila berada dalam selang 14-8
jaringan kerja koperasi berada dalam zona kuning. Jaringan kerja koperasi dapat dikatakan baik apabila berada dalam zona hijau dengan skor yang berada dalam
selang 20-15.
4.5.2. Analisis Tingkat Partisipasi Anggota