Struktur Organisasi PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM
2. Memberikan rekomendasi kepada pihak pemerintah kelurahan Pulau
Tidung untuk memberhentikan sementara aktivitas pariwisata di Bulan Ramadhan, karna tidak sedikit masyarakat yang merasa ibadah puasanya
terganggu dan kurang khusu‟ karena di daerah pemukiman warga banyak mempertontonkan aktivitas-aktivitas yang berpotensi membatalkan pahala
puasa, seperti para wisatwan yang makan siang di luar rumah yang bisa menggoda orang yang berpuasa apalagi anak-anak dan berpakaian minim
di daerah pemukiman. 3.
Melakukan koordinasi dan berdiskusi dengan pemerintah dan masyarakat dalam rangka menghadapi hari raya Idul Fitri yaitu dengan membuat
peraturan bahwa aktivitas pariwisata dihentikan pada hari pertama Idul Fitri dari pukul 06.00-12.00 wib. Hal ini bertujuan agar masyarakat lebih
khusyu” dan khidmat dalam merayakan Idul Fitri. 4.
Melakukan bathsul masail serta memfatwakan tentang hukum menyewakan penginapan yang dihuni oleh beberapa laki-laki dan
perempuan yang belum menikah dalam satu rumah. Fatwa ini dikeluarkan oleh komisi fatwa Majelis Ulama Indonesia
Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu dalam rapatnya pada tanggal 17 Sya‟ban 1431 H bertepatan dengan tanggal 29 Juli 2010 M. Fatwa ini
dibuat karena melihat realita di Pulau Tidung yang semakin berkembang pariwisatanya dan semakin banyak pula penginapan yang disediakan untuk
para wisatawan yang belum jelas status perkawinannya. Dalam fatwa tersebut berisi bahwa Pada dasarnya sewa menyewa itu di halalkan asalkan
jelas manfaatnya, termasuk menyewakan rumah dan fasilitasnya seperti air, tempat tidur, dan lain-lain akan tetapi menyewakan rumah atau
penginapan yang dihuni oleh beberapa laki-laki dan perempuan yang belum menikah dalam satu rumah akan mengakibatkan berbaurnya antara
laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim maupun bukan suami-isteri yang diharamkan oleh agama sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
حأ ا ر ثل ث طْيَّلا َ إف أرْ ب ْ ك حأ َ ْخي ا
Artinya: “Janganlah salah seorang di antara kamu berkhalwat menyendiri, berduaan dengan seorang wanita, karena sesungguhnya setan akan
menjadi orang ketiga di antara merek a berdua.” HR. Ahmad.
Fatwa ini dikeluarkan untuk para wisatawan yang berkunjung ke Pulau Tidung dan para pemilik penginapan atau home stay agar membuat aturan
yang sesuai dengan ajaran syariat Islam, seperti memisahkan antara rumah sewa kamar tidur, kamar mandi, dapur, dan lain-lain yang untuk dihuni
kaum laki-laki dengan yang dihuni perempuan, mengharuskan berpakaian sopan dan menutup aurat.
Fatwa ini disosialisasikan melalui para pemilik travel wisata Pulau Tidung dan para pemilik penginapan atau home stay serta masyarakat Pulau
Tidung dengan cara menempel stiker dan spanduk. 5.
Melakukan bathsul masail serta memfatwakan tentang hukum menyewakan kapal untuk snorkelingdiving. Persoalan tersebut dibahas
oleh komisi fatwa Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Administrasi