Kegiatan Wisata di Pulau Tidung

2 Pendapatan adalah jumlah nilai uang yang diterima oleh seluruh anggota keluarga bekerja dalam rupiah per bulan. 89 Pendapatan masyarakat Pulau Tidung meningkat tajam semenjak adanya pariwisata yaitu rata-rata Rp. 2.000.000 per kapita pada tahun 2012. Tercatat pada tahu 2011 masyarakat Pulau Tidung memiliki rata-rata pengahasilan Rp. 1.300.000 per kapita, lebih kecil lagi ketika pariwisata belum cukup dewasa berkembang di Pulau Tidung pada tahun 2010, data mencatat bahwa pendapatan rata-rata masyarakat disana yakni Rp. 900.000 per kapita. Tentunya jika melihat kebelakang lagi yakni tahun 2009 pendapatan masyarakat di Pulau yang mempunyai ikon jembatan cinta ini lebih kecil lagi, terdata Rp. 750.000 per kapita rata-rata pendapatan masyarakat pada tahun tersebut. 90 Ini menunjukkan bahwa pariwisata merupakan salah satu instrumen meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. 3 Harga lahantanah adalah nilai jual lahan sesuai luas yang ditempati dalam rupiah per M 2 . 91 Sebelum adanya pariwisata lahantanah di Pulau Tidung berharga Rp. 25.000 per M 2 , hal tersebut mengalami kenaikan harga semenjak dirintisnya pariwisata oleh masyarakat 89 Sjafri Sairin, Pengantar Ekonomi Antropologi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002, h. 73. 90 Wawancara langsung dengan Bapak Bunyamin, S.Sos, MM, Lurah Pulau Tidung, pada tanggal 30 September 2012 di Pulau Tidung. 91 Sutrisno Hadi, Ekowisata: Pariwisata Berwawasan Lingkungan Hidup, Jakarta: P. Pertja, 1997, h. 99. pada tahun 1990 yakni Rp. 75.000 per M2. Terdata bahwa harga tanah tersebut terus mengalami kenaikan di tahun 2010 yaitu menjadi Rp. 90.000 per M2. Kenaikan yag cukup signifikan di tahun 2011, saat-saat puncaknya pariwisata di Pulau ini, harga tanah menjadi Rp. 150.000 per M2. Kenaikan yang cukup drastis juga terjadi pada tahun 2012, data menyebutkan bahwa nilai tanah di Pulau Tidung mencapai harga Rp. 200.000-250.000 per M 2 . 92 Data tersebut menggambarkan bahwa efek pariwisata menjalar disegala aspek, sampai nilai atau harga tanah pun terpengaruhi.

2. Dampak Negatif

Ada beberapa dampak negatif yang dilahirkan oleh adanya pariwisata di Pulau Tidung, diantaranya: 1 Terjadinya kesenjangan pendapatankesejahteraan masyarakat antara pelaku pariwisata dengan masyarakat lain yang tidak bersentuhan dengan pariwisata secara langsung. 2 Dampak sosial pariwisata adalah pengaruh aktivitaskegiatan pariwisata terhadap terjadinya perubahan sosial yaitu gejala berubahnya struktur sosial dalam masyarakat akibat aktivitaskegiatan pariwisata. 93 Indikator: kesenjangan sosial adalah adanya jarak yang terjadi di tengah-tengah masyarakat oleh perbedaan status sosial 92 Wawancara langsung dengan Bapak Bunyamin, S.Sos, MM, Lurah Pulau Tidung, pada tanggal 30 September 2012 di Pulau Tidung. 93 Nadjamuddin Ramly, Pariwisata Berwawasan Lingkungan: Belajar dari Kawasan Wisata Ancol, Jakarta : Grafindo, 2007, h. 143.