Urusan Pilihan Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD sampai Tahun Berjalan dan

RPJMD KAB. PADANG PARIAMAN 2010-2015 61 24 Perpustakaan Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan perpustakaan selama periode 2006-2010 pada masing-masing indikator sebagaimana tabel berikut : Tabel 2.47 Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Perpustakaan No Indikator Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 1. Jumlah perpustakaan - - - 1 1 2. Jumlah pengunjung perpustakaan per tahun orang - - - 3.855 6.500 3. Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah buah - - - 2.650 4.000 Sumber : Kantor Perpustakaan dan Arsip, 2010

2.5.2 Urusan Pilihan

1 Pertanian Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan pertanian selama periode 2006- 2010 pada masing-masing indikator sebagaimana tabel berikut. Tabel 2.48 Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Pertanian No Indikator Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 1. Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar tonHa 5 5,14 5,15 5,37 4,85 2. Kontribusi sektor pertanianperkebunan terhadap PDRB 10,29 10,05 10,03 9,86 18,82 3. Kontribusi sektor pertanian palawija terhadap PDRB 17,31 16,73 16,54 16,26 15,91 4. Kontribusi sektor perkebunan tanaman keras terhadap PDRB 3,27 3,37 3,52 3,46 2,91 5. Cakupan bina kelompok petani 20,6 23,13 39,79 76,99 82,97 Sumber : Dinas Pertahorbunhut Kab. Padang Pariaman, 2010 Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal mencapai kenaikan rata- rata sebesar 2,42 dari tahun 2006 sampai tahun 2009. Sebaliknya Kontribusi sektor pertanian baik pertanianperkebunan, palawija, tanaman keras dan produksi kelompok tani terhadap PDRB selama kurun waktu 5 tahun terakhir adalah sebesar 3,5. Upaya untuk terus mempertahankan budi daya pertanian dilakukan dengan meningkatkan cakupan pembinaan kelompok tani. Cakupan bina kelompok tani yaitu kelompok tani yang mendapatkan bantuan dari pemerintah. Jumlah kelompok tani yang mendapatkan bantuan dari tahun 2006 sebanyak 20,6 meningkat menjadi 82,97 pada tahun 2010. Diharapkan program bina kelompok petani akan terus ditingkatkan dalam upaya untuk dapat meningkatkan produktivitas dan kontribusinya terhadap PDRB. RPJMD KAB. PADANG PARIAMAN 2010-2015 62 2 Kehutanan Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan kehutanan selama periode 2006-2010 pada masing-masing indikator sebagaimana tabel berikut : Tabel 2.49 Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Kehutanan No Indikator Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 1. Rehabilitasi hutan dan lahan kritis 225 100 - 295 357 2. Kerusakan Kawasan Hutan 9,6 10,2 8,3 10 8,2 3. Kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB 0,30 0,27 0,26 0,24 Sumber : Dinas Pertahorbunhut Kab. Padang Pariaman, 2010 Kontribusi sektor kehutanan terhuadap PDRB pasti relatif kecil. Namun demikian upaya untuk melakukan konservasi dan rehabilitasi hutan khususnya hutan rakyat akan terus dilakukan. 3 Energi dan Sumber Daya Mineral Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan energi dan sumberdaya mineral selama periode 2006-2010 pada masing-masing indikator sebagaimana tabel berikut : Tabel 2.50 Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral No Indikator Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 1. Kontribusi sektor pertambangan thd PDRB 3,79 3,84 3,81 3,55 3,50 Sumber : Dinas Pertambangan dan Energi Kab. Padang Pariaman, 2010 Kontribusi sektor pertambangan terhadap PDRB dari tahun 2006 hingga tahun 2010 adalah sebesar 3,79. Tahun 2006 dan turun menjadi 3,50 Pada Tahun 2010. Kondisi ini terjadi dikarenakan kegiatan pertambangan khususnya bahan tambang galian C sangat dominan di daerah kita. Namun umpaya kedepan bahan tambang galian C diupayakan sedikit-demi sedikit dikurangi aktivitasnya. 4 Pariwisata Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan pariwisata selama periode 2006-2010 pada masing-masing indikator sebagaimana tabel berikut : Tabel 2.51 Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Pariwisata No Indikator Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 1. Kunjungan wisata 2.348.510 2.583.790 2.712.560 2.848.188 3.133.491 2. Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB 5,90 6,64 7,74 8,83 9,80 Sumber : Dinas kebudayaan dan Pariwisata Kab. Padang Pariaman, 2010 Kunjungan wisatawan terus mengalami kenaikan. Pada tahun 2006 sebanyak 2.348.510 wisatawan meningkat menjadi 3.133.491 wisatawan pada tahun 2010. RPJMD KAB. PADANG PARIAMAN 2010-2015 63 Keadaan ini tercipta karena meningkatnya semakin banyaknya event kegiatan pariwisata maupun kegiatan bisnis. Kunjungan wisata akan terus meningkat seiring dengan membaiknya kualitas sarana prasarana, obyek maupun destinasi wisata yang menarik dan terintegrasi. 5 Kelautan dan Perikanan Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan kelautan dan perikanan selama periode 2006-2010 pada masing-masing indikator sebagaimana tabel berikut : Tabel 2.52 Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Kelautan dan Perikanan No Indikator Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 1. Produksi Perikanan Budidaya ton 3.283,70 7.391,42 8.130,60 11.517,60 13.010,17 2. Produksi Perikanan Tangkap ton 49.296,20 55.296,00 50.101,50 43.632,50 21.086,00 3. Konsumsi Ikan kgkapitatahun 26,0 26,5 27,0 30,0 32,0 4. Cakupan bina kelompok pelau utama dan pelaku usaha 50 50 52 65 80 Sumber : DKP Kab. Padang Pariaman, 2010 Produkivitas perikanan selama lima tahun terakhir untuk perikanan budidaya menunjukkan hasil yang positif, namun untuk produksi perikanan tangkap mengalami fluktuasi. Konsumsi ikan masyarakat Padang Pariaman telah menunjukkan hasil yang cukup bagus, tapi masih perlu ditingkatkan. Idealnya konsumsi ikan masyarakat dapat mencapai 50 kgkapitatahun. Capaian kinerja pelayanan bidang perikanan kelautan tidak lepas dari upaya Dinas Kelautan dan Perikanan dalam membina kelompok-kelompok pelaku utama dan pelaku usaha yang ada; meliputi kelompok nelayan 25 kelompok, kelompok pembudidaya ikan 94 kelompok, dan kelompok pengolah dan kelompok pemasar hasil perikanan 7 kelompok. Tantangan ke depan adalah bagaimana menjaga kelestarian sumber daya hayati perikanan agar dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya kemakmuran nelayan tanpa merusak lingkungan termasuk di dalamnya adalah antisipasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim yang terjadi. Tantangan lain adalah memaksimalkan potensi lahan yang ada, baik lahan pekarangan, lahan payau dan lahan terlantar lainnya untuk usaha perikanan budidaya. Serta usaha-usaha meningkatkan nilai jual dari produk perikanan melalui pengolahan dan pemasaran yang baik adalah upaya antisipasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim yang terjadi. 6 Perdagangan Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan perdagangan selama periode 2006-2010 pada masing-masing indikator sebagaimana tabel berikut. Tabel 2.53 Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Perdagangan No Indikator Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 1. Kontribusi Sektor Perdagangan terhadap PDRB HB : 10,84 HK : 12,01 10,75 11,81 10,69 11,75 10,67 11,44 - 2. Rata-rata rasio koefisien variasi harga komoditi tertentu - - - 8,37 7,58 Sumber : Dinas Koperindag Kab. Padang Pariaman, 2010 RPJMD KAB. PADANG PARIAMAN 2010-2015 64 7 Perindustrian Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan perindustrian selama periode 2006-2010 pada masing-masing indikator sebagaimana tabel berikut : Tabel 2.54 Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Perindustrian No Indikator Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 1. Kontribusi Sektor Industri terhadap PDRB HB : 10,33 HK : 12,07 11,05 12,09 11,38 12,09 11,17 11,87 Kontribusi Sektor Industri terhadap PDRB 2. Pertumbuhan Industri 8,37 0,25 -23,90 27,87 Pertumbuhan Industri Sumber : Dinas Koperindag Kab. Padang Pariaman, 2010 Kinerja pelayanan sektor perindustrian sebenarnya tampak dari seberapa besar cakupan bina kelompok pengajin. Semakin besar cakupan bina kelompok pengrajin maka akan semakin besar pula kontribusi sektor industri terhadap PDRB. Sektor industri merupakan sektor unggulan yang memberikan kontribusi besar terhadap PDRB. Oleh karena itu layanan pengembangan industri harus tetap dilaksanakan dengan tetap mengedepankan tumbuhnya iklim investasi yang kondusif dengan memperbesar cakupan industri kecil menengah serta ramah lingkungan. 8 Transmigrasi Kinerja pembangunan pada pelayanan urusan transmigrasi selama periode 2006-2010 tidak menghasilkan kinerja mengingat sejalan dengan berkembangnya semangat otonomi daerah, minat masyarakat untuk mengikuti transmigrasi tidak ada walaupun upaya untuk melakukan dorongan dan motivasi terus dilakukan. RPJMD KAB. PADANG PARIAMAN 2010-2015 65

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA

KERANGKA PENDANAAN 3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu 3.1.1. Kinerja Pelaksanaan APBD Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang, termasuk segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah. Penyelenggaraan fungsi pemerintahan daerah akan terlaksana secara optimal apabila penyelenggaraan urusan pemerintahan diikuti dengan pemberian sumber-sumber penerimaan yang cukup kepada daerah dengan mengacu pada peraturan perundang- undangan money follow function. Analisis pengelolaan keuangan daerah pada dasarnya dimaksudkan untuk menghasilkan gambaran tentang kapasitas atau kemampuan keuangan daerah dalam mendanai penyelenggaraan pembangunan daerah. Mengingat bahwa pengelolaan keuangan daerah diwujudkan dalam suatu APBD maka analisis pengelolaan keuangan daerah dilakukan terhadap APBD dan laporan keuangan daerah pada umumnya. Dibutuhkan pemahaman yang baik tentang realisasi kinerja keuangan daerah sekurang-kurangnya 5 lima tahun sebelumnya. Menganalisis pengelolaan keuangan daerah dan kerangka pendanaan provinsi dan kabupatenkota terlebih dahulu harus memahami jenis obyek pendapatan, belanja dan pembiayaan sesuai dengan kewenangan, susunanstruktur masing-masing APBD. Tim penyusun dapat melibatkan tim yang berasal dari bagianbirodinas keuangan untuk menyiapkan data dan analisis. Hasilnya didiskusikan di tingkat tim. Data-data perkembangan realisasi anggaran, data lima tahun didiskusikan bersama, meliputi: pendapatan, belanja, dan pembiayaan. Analisis dan diskusi juga dilakukan terhadap perkembangan neraca daerah, meliputi: aset dan hutang daerah serta ekuitas dana. Selanjutnya, analisis dilakukan terhadap penerimaan daerah yaitu pendapatan dari penerimaan pembiayaan daerah. Kapasitas keuangan daerah pada dasarnya ditempatkan sejauh mana daerah mampu mengoptimalkan penerimaan dari pendapatan daerah. Berbagai objek penerimaan daerah dianalisis untuk memahami perilaku atau karakteristik penerimaan selama ini. Selanjutnya, dibuatlah analisis untuk mengidentifikasi proyeksi pendapatan daerah. Analisis ini dilakukan untuk memperoleh gambaran kapasitas pendapatan daerah dengan proyeksi 5 lima tahun kedepan, untuk penghitungan kerangka pendanaan pembangunan daerah. Pengelolaan keuangan daerah pada dasarnya dimaksudkan untuk menghasilkan gambaran tentang kapasitas atau kemampuan keuangan daerah dalam mendanai penyelenggaraan pembangunan daerah, sehingga analisis pengelolaan keuangan daerah menjelaskan tentang aspek kebijakan keuangan daerah, yang berkaitan dengan pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah serta capaian kinerja, guna mewujudkan visi dan . Selama lima tahun terakhir 2006 -2010 kebijakan pengelolaan keuangan daerah meliputi kebijakan penerimaan keuangan daerah dan pengeluaran keuangan daerah seperti yang digambarkan pada Tabel berikut :