Dana bagi hasil pajak dari provinsi Pendapatan lainnya

RPJMD KAB. PADANG PARIAMAN 2010-2015 81 Tabel 3.14 Proyeksi Perkiraan Pendapatan Daerah Selama 5 tahun Mendatang Tahun 2011 -2015 NO URAIAN TAHUN DASAR 2010 PROPORSI 2011 PROYEKSI 2010 PERTUMBUHAN 2011 2012 2013 2014 2015 1 PENDAPATAN 676.072.458.210 15,86 637.722.476.366 650.550.286.400 665.016.983.223 681.341.179.593 699.771.571.610

1.1. Pendapatan Asli Daerah

27.429.380.000 8,05 100,00 28.697.771.383 31.007.941.979 33.504.081.309 36.201.159.854 39.115.353.222

1.1.1. Pajak daerah

8.290.000.000 8,05 30,22 13.149.931.383 14.208.500.859 15.352.285.179 16.588.144.135 17.923.489.738

1.1.2. Retribusi daerah

4.525.040.000 8,05 16,50 4.126.500.000 4.458.683.250 4.817.607.252 5.205.424.635 5.624.461.319

1.1.3. Hasil pengelolaan keuangan daerah

yang dipisahkan 2.500.000.000 8,05 9,11 2.500.000.000 2.701.250.000 2.918.700.625 3.153.656.025 3.407.525.335 1.1.4. Lain-lain PAD yang sah 12.114.340.000 8,05 44,17 8.921.340.000 9.639.507.870 10.415.488.254 11.253.935.058 12.159.876.830 1.2. Dana Perimbangan 496.425.802.366 8,17 100,00 553.897.082.983 556.919.145.818 560.345.959.164 564.231.732.011 568.637.933.662 1.2.1. Dana bagi hasil pajak bagi hasil bukan pajak 26.354.112.366 13,39 5,31 22.564.180.983 25.586.243.818 29.013.057.164 32.898.830.011 37.305.031.662

1.2.2. Dana alokasi umum

417.865.290.000 7,01 84,17 464.663.502.000 464.663.502.000 464.663.502.000 464.663.502.000 464.663.502.000

1.2.3. Dana alokasi khusus

52.206.400.000 20,94 10,52 66.669.400.000 66.669.400.000 66.669.400.000 66.669.400.000 66.669.400.000

1.3. Lain-Lain Pendapatan Daerah

yang Sah 152.217.275.844 223,04 100,00 55.127.622.000 62.623.198.602 71.166.942.751 80.908.287.728 92.018.284.726 1.3.1 Hibah 5.511.377.788 - 3,62 - - - -

1.3.3 Dana bagi hasil pajak dari provinsi

dan Pemerintah Daerah lainnya 15.608.784.000 10,23 10,25 15.608.784.000 17.205.514.902 18.965.586.496 20.905.708.035 23.044.298.078 1.3.5 Bantuan keuangan dari provinsi atau pemerintah daerah lainnya 61.378.065.000 - 40,32 193.200.000 193.200.000 193.200.000 193.200.000 193.200.000

1.3.7 Pendapatan lainnya

69.719.049.056 15,00 45,80 39.325.638.000 45.224.483.700 52.008.156.255 59.809.379.693 68.780.786.647 Sumber : DPPKD Kabupaten Padang Pariaman data diolah Catatan : target peningkatan PAD dihutung berdasarkan pertumbuhan pendapatan tahun 2006-2010 RPJMD KAB. PADANG PARIAMAN 2010-2015 82 Dengan memperoleh gambaran kebutuhan belanja tidak langsung dan pengeluaran pembiayaan yang bersifat wajib dan mengikat serta prioritas utama sebagaimana tabel diatas, maka dapat diproyeksikan anggaran belanja selama 5 tahun kedepan 2010 - 2015 untuk menghitung kerangka pendanaan pembangunan sebagaimana tabel 3.15 berikut. RPJMD KAB. PADANG PARIAMAN 2010-2015 83 Tabel 3.15 Proyeksi Belanja dan Pengeluaran Pembiayaan yang Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama NO URAIAN TAHUN DASAR RATA-RATA JUMLAH RP 2010 PROPORSI 2011 2012 2013 2014 2015 Belanja Tdk Langsung 436.488.464.462 497.778.413.784 559.068.363.107 620.358.312.429 681.648.261.752 742.938.211.074 1 Belanja gaji tunjangan 430.471.661.362 14,23 491.718.587.697 552.965.514.033 614.212.440.368 675.459.366.704 736.706.293.039 2 Belanja penerimaan anggota dan pimpinan DPRD serta operasional KDH 5.261.787.100,00 0,46 5.285.840.011 5.309.892.922 5.333.945.834 5.357.998.745 5.382.051.656 3 Belanja Bunga - - - - - 4 Belanja Bagi hasil 755.016.000 2,51 773.986.076 792.956.152 811.926.227 830.896.303 849.866.379 Belanja Langsung 9.843.714.012 10.292.167.493 10.740.620.973 11.189.074.454 11.637.527.934 12.085.981.415 1 Belanja Honorarium PNS Khusus guru Tenaga Medis 645.412.500 23,39 796.348.408 947.284.315 1.098.220.223 1.249.156.131 1.400.092.039 2 Belanja Beasiswa Pendidikan PNS 350.100.000 5,02 367.657.545 385.215.089 402.772.634 420.330.178 437.887.723 3 Belanja jasa Kantor Telp, Listrik, air, koran 8.848.201.512 3,16 9.128.161.540 9.408.121.569 9.688.081.597 9.968.041.625 10.248.001.653 4 Belanja Sewa Gedung Kantor yg telah ada kontrak jangka panjang - - - - - Pembiayaan Pengeluaran - - - - - Pembentukan Dana Cadangan - - - - - Pembayaran Pokok Hutang - - - - - TOTAL A+B+C 446.332.178.474 508.070.581.277 569.808.984.080 631.547.386.883 693.285.789.686 755.024.192.489 Sumber : DPPKD Kabupaten Padang Pariaman RPJMD KAB. PADANG PARIAMAN 2010-2015 84 Kerangka pendanaan bertujuan untuk menghitung kapasitas riil keuangan daerah yang akan dialokasikan untuk pendanaan program pembangunan jangka menengah daerah selama 5 lima tahun ke depan. Berdasarkan proyeksi penerimaan daerah dan belanja serta pengeluaran pembiayaan yang wajib dan mengikat serta prioritas utama, maka dapat diproyeksikan kapasitas riil keuangan daerah yang akan digunakan untuk membiayai programkegiatan selama 5 tahun kedepan 2011- 2015 dalam Rencana Pembangunan Jangka menengah Daerah RPJMD Kabupaten Padang Pariaman sebagaimana tabel 3.16. Tabel : 3.16 Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah untuk Mendanai Pembangunan Daerah NO URAIAN Proyeksi 2011 2012 2013 2014 2015 1 Pendapatan 637.722.476.366 650.550.286.400 665.016.983.223 681.341.179.593 699.771.571.609,52 2 Pencairan dana cadangan sesuai Perda 3 Sisa Lebih Riil Perhitungan Anggaran 52.864.413.209 29.274.762.888 29.925.764.245 30.660.353.082 31.489.720.722,43 Total Penerimaan 690.586.889.575 679.825.049.287 694.942.747.469 712.001.532.675 731.261.292.332 Dikurangi : 4 Belanja dan Pengeluaran Pembiayaan yang wajib dan mengikat serta prioritas utama 508.070.581.277 508.070.581.277 508.070.581.277 508.070.581.277 508.070.581.277 Kapasitas riil kemampuan keuangan 182.516.308.298 171.754.468.011 186.872.166.192 203.930.951.398 223.190.711.055 Sumber : DPPKD Kabupaten Padang Pariaman Berdasarkan tabel diatas bahwa dari Rencana Kapasitas Riil kemampuan keuangan setelah dikurangi belanja periodik yang wajib dan mengikat serta prioritas utama masih diperoleh surplus anggaran riil selama 5 tahun kedepan. Sedangkan belanja tidak langsung yang tidak wajib, tidak mengikat, dan tidak merupakan prioritas utama yang terdiri dari belanja hibah, bantuan sosial, belanja bunga dan belanja tidak terduga akan digunakan sebagai belanja Hibah, dan Belanja bantuan sosial direncanakan untuk mendukung program-program Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman dalam upaya peningkatan kehidupan sosial masyarakat. Belanja ini dperuntukan bagi kegiatan-kegiatan yang sifatnya tidak dapat diprediksi, diluar kendali dan pengaruh pemerintah Kabupaten Padang Pariaman serta kegiatan yang tidak biasatanggap darurat. Untuk belanja langsung yang tidak wajib dan tidak mengikat serta tidak prioritas utama digunakan untuk berbagai programkegiatan dengan tetap mengedepankan programkegiatan prioritas. Prioritas programkegiatan tersebut dipisahkan menjadi prioritas I, prioritas II dan prioritas III, dimana prioritas I mendapatkan prioritas pertama sebelum prioritas II. Demikian selanjutnya Prioritas III mendapatkan alokasi anggaran setelah prioritas I dan II terpenuhi kebutuhan pendanaannya. Prioritas I merupakan program pembangunan daerah dengan Visi dan Misi atau program unggulandedicated Kepala Daerah yang definitif harus dilaksanakan oleh daerah pada periode lima tahun mendatang. RPJMD KAB. PADANG PARIAMAN 2010-2015 85 Program prioritas I berhubungan langsung dengan kepentingan publik, bersifat monumental, berskala besar, dan memiliki kepentingan dan nilai manfaat yang tinggi, memberikan dampak luas pada masyarakat dengan daya ungkit yang tinggi pada capaian visimisi daerah. Di samping itu, prioritas I juga diperuntukkan bagi prioritas belanja yang wajib dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah . Program Prioritas II merupakan program prioritas di tingkat SKPD yang merupakan penjabaran per urusan yang berhubungan dengan programkegiatan unggulan SKPD yang paling berdampak luas pada masing-masing segementasi masyarakat yang dilayani sesuai dengan prioritas dan permasalahan yang dihadapi berhubungan dengan layanan dasar serta tugas dan fungsi SKPD termasuk peningkatan kapasitas kelembagaan yang berhubungan dengan itu. Prioritas III merupakan prioritas yang dimaksudkan untuk alokasi belanja-belanja tidak langsung seperti: tambahan penghasilan PNS, belanja hibah, belanja bantuan sosial organisasi kemasyarakatan, dan belanja tidak terduga. Prioritas I merupakan program pembangunan daerah dengan Visi dan Misi atau program unggulandedicated Kepala Daerah yang definitif harus dilaksanakan oleh daerah pada periode lima tahun mendatang. Program prioritas I berhubungan langsung dengan kepentingan publik, bersifat monumental, berskala besar, dan memiliki kepentingan dan nilai manfaat yang tinggi, memberikan dampak luas pada masyarakat dengan daya ungkit yang tinggi pada capaian visimisi daerah. Di samping itu, prioritas I juga diperuntukkan bagi prioritas belanja yang wajib dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah . Program Prioritas II merupakan program prioritas di tingkat SKPD yang merupakan penjabaran per urusan yang berhubungan dengan programkegiatan unggulan SKPD yang paling berdampak luas pada masing-masing segementasi masyarakat yang dilayani sesuai dengan prioritas dan permasalahan yang dihadapi berhubungan dengan layanan dasar serta tugas dan fungsi SKPD termasuk peningkatan kapasitas kelembagaan yang berhubungan dengan itu. Prioritas III merupakan prioritas yang dimaksudkan untuk alokasi belanja-belanja tidak langsung seperti: tambahan penghasilan PNS, belanja hibah, belanja bantuan sosial organisasi kemasyarakatan, dan belanja tidak terduga. RPJMD KAB. PADANG PARIAMAN 2010-2015 86

BAB IV ANALISIS ISI-ISU STRATEGIS

Isu strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan dalam perencanaan pembangunan karena dampaknya yang signifikan bagi entitas daerahmasyarakat di masa datang. Isu strategis juga diartikan sebagai suatu kondisikejadian pentingkeadaan yang apabila tidak diantisipasi, akan menimbulkan kerugian yang lebih besar atau sebaliknya akan menghilangkan peluang apabila tidak dimanfaatkan. Karakteristik suatu isu strategis adalah kondisi atau hal yang bersifat penting, mendasar, berjangka panjang, mendesak, bersifat kelembagaankeorganisasian dan menentukan tujuan di masa yang akan datang. Oleh karena itu, untuk memperoleh rumusan isu-isu strategis diperlukan analisis terhadap berbagai fakta dan informasi kunci yang telah diidentifikasi untuk dipilih menjadi isu strategis. Dalam menentukan data atau informasi yang akan dijadikan isu strategis dilakukan dengan memperhatikan kriteria sebagai berikut 1 Memiliki pengaruh yang besarsignifikan terhadap pencapaian sasaran pembangunan nasional; 2 Merupakan tugas dan tanggung jawab pemerintah daerah; 3 Luasnya dampak yang ditimbulkannya terhadap publik; 4 Memiliki daya dorong untuk pembangunan daerah; 5 Kemungkinan atau kemudahannya untuk dikelola; dan 6 Prioritas janji politik yang perlu diwujudkan.

4.1. Permasalahan Pembangunan

Permasalahan pokok pembangunan Daerah Kabupaten Padang Pariaman adalah sebagai berikut :

1. Permasalahan utama yang dihadapi dalam kehidupan masyarakat Padang Paraman

adalah belum sesuai dengan kultur yang telah dinukilkan dalam falsafah “Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah, Syarak Mangato, Adat Mamakai’ Artinya konteks khazanah budaya Minangkabau, agama dan budaya merupakan dua dimensi nilai inti yang saling bertautuan satu sama lain. Kedua dimensi nilai inilah yang membentuk karakteristik personality utama masyarakat Kabupaten Padang Pariaman yang merupakan nilai utama yang diharapkan mampu melahirkan harmonisasi antara kehidupan yang agamis Islam dan kehidupan yang berbadab dan berbudaya. Dalam konteks dan dimensi budaya, keterbukaan wilayah. 2. Eksistensi kelembagaan adat pada tingkat nagari semakin lemah dan bahkan semakin memudar, hal ini dapat kita lihat kurangnya peran mamak terhadap kemenakan, berkurangnya musyawarah dan mufakat adat dan kaum dalam pengambilan kebijakan. 3. Rendahnya pengamalan dan aplikasi nilai-nilai ajaran agama dan akhlaq masyarakat, apalagi dengan eraglobalisasi dan perkembangan teknologi informasi, mengakibatkan perubahan pola dan tingkah laku masyarakat sehingga tidak sejalan lagi dengan ajaran dan kaedah agama serta norma-norma adat istiadat Minangkabau. 4. Belum maksimalnya peran surau dan mesjid sebagai institusi pembinaan aqidah dan ekonomi umat, hal ini dapat terlihat bahwa banyak mesjid dan surau dibiarkan tinggal atau diapakai hanya untuk sholat jumat saja, tidak dimanfaatkan sebagaimana mestinya seperti untuk sholat lima waktu, pendidikan baca alquran bagi anak-anak dan generasi muda, berkurangnya peran remaja mesjid. 5. Sistem manajemen kepegawaian belum mampu mendorong peningkatan profesionalitas, kompetensi, dan remunerasi yang adil dan layak sesuai dengan tanggungjawab dan beban kerja, sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-pokok Kepegawaian; Sistem dan prosedur kerja di lingkungan aparatur negara belum efisien, efektif, dan berperilaku hemat; 6. Pelayanan publik belum sesuai dengan tuntutan dan harapan masyarakat 7. Terabaikannya nilai-nilai etika dan budaya kerja dalam birokrasi sehingga melemahkan disiplin kerja, etos kerja, dan produktivitas kerja. 8. Belum terwujudnya sumberdaya manusia yang berkualitas dan berkeperibadian wirausaha.