Transportasi Laut; Transportasi udara;

RPJMD KAB. PADANG PARIAMAN 2010-2015 13 13 Perwujudan PPL Tandikek dilakukan melalui : a. Perbaikan dan Pembangunan jaringan irigasi b. Pembangunan fasilitas penunjang pengolahan hasil pertanian hortikultur c. Pengembangan PLTMH d. Pembangunan dan Pemantapan jalan alternatif Express Way 14 Perwujudan PPL Padang Sago diupayakan melalui : a. Perbaikan dan Pembangunan jaringan jalan produksi perkebunan b. Pembangunan fasilitas penunjang pengolahan hasil pertanian hortikultur dan perkebunan 15 Perwujudan PPL Kampung Dalam direncanakan melalui : a. Perbaikan dan Pembangunan jaringan jalan produksi perkebunan dan hortikultura b. Pembangunan fasilitas penunjang pengolahan hasil pertanian hortikultur c. Pengembangan PLTMH 16 Perwujudan PPL Kudu Ganting diupayakan melalui : a. Perbaikan dan Pembangunan jaringan jalan produksi perkebunan dan hortikultura b. Pembangunan fasilitas penunjang pengolahan hasil pertanian hortikultur c. Pengembangan PLTMH 17 Perwujudan PPL Gadang Gasan dilakukan melalui : a. Perbaikan dan Pembangunan jaringan irigasi b. Pembangunan fasilitas penunjang pengolahan hasil pertanian hortikultur c. Peningkatan kapasitas jalan nasional kolektor primer d. Pembangunan perangkat keras dan lunak mitigasi gempa early warning system, jalur evakuasiescape road dan bangunan penyelamat 18 Perwujudan PPL Batu Basa dilakukan melalui : a. Pembangunan fasilitas penunjang pengolahan hasil pertanian hortikultur b. Peningkatan kapasitas jalan lokal primer c. Pengembangan PLTMH

2. Rencana Sistem Prasarana Wilayah

1 Sistem Prasarana Transportasi; untuk mewujudkan sistem jaringan prasarana transportasi, dilakukan melalui : a. Transportai darat; pembangunan terminal tipe C Lubuk Alung pembangunan jalan menuju pusat pemerintahan Parit Malintang Pembangunan jalan alternatif express way Peningkatan kapasitas dan pemeliharaan jalan arteri primer Padang- Bukittinggi, jalan arteri sekunder Padang-Simpang Empat dan jalan lokal primer Sungai Limau-Batu basa-Batas Agam Pembangunan jaringan rel kereta api dari Kabupaten Pariaman sampai kawasan wisata pantai Arta Batang Gasan Perbaikan, peningkatan kapasitas dan pemeliharaan jaringan jalan lokal dan lingkungan primer yang menghubungkan PPK dengan PPL dan antar PPL. Pembangunan jalan evakuasi escape road dari sisi pantai ke arah darat di sepanjang pantai kawasan pesisir

b. Transportasi Laut;

Pembangunan terminal nelayan RPJMD KAB. PADANG PARIAMAN 2010-2015 14 Pembangunan Pelabuhan Pendaratan Ikan di Batang Anai dan Sungai Limau

c. Transportasi udara;

Peningkatan kapasitas dan pengembangan BIM 2 Sistem Jaringan Energi Listrik; Peningakatan kapasitas dan cakupan layanan listrik untuk seluruh wilayah Padang Pariaman, terutama : a. Perluasan jaringan pelayanan listrik sampai pada kawasan perdesaan b. pengembangan PLTMH pada kawasan perdesaan yang mempunyai ketersediaan sumber daya air yang memadai. c. Penyempurnaan gardu induk Lubuk Alung dan PIP dan peningkatan kapasitas layan untuk kawasan perKabupatenan terutama untuk kawasan industri PIP, perKabupatenan Pasar Usang-Sicincin, pusat perkantoran dan kawasan BIM. d. Pembangunan gardu induk di Sungai Garingging untuk peningkatan pelayanan listrik wilayah utara 3 Sistem Jaringan Telekomunikasi; untuk mewujudkan pelayanan telekomunikasi yang optimal dilakukan : a. pengaturan penempatan menara telekomunikasi secara efektif dan efisien dengan mendorong pengguanaan menara bersama antara operator join operation b. pengembangan jaringan dan pelayanan informasi dan telekomunikasi sampai pada kawasan perdesaan. c. Pengembangan dan peningaktan pelayanan telekomunikasi dan informasi untuk pelayanan publik dan usaha 4 Sistem Jaringan Sumber Daya Air; pemanfaatan sumber daya air dan pengendalian daya rusak air, dilakukan melalui : a. Pemanfaatan sumber daya air untuk; pembangkit tenaga listrik PLTA dan atau PLTMH, bahan baku air mimun kemasan dan atau air minumPDAM bahan baku pengarian sawah irigasi sarana rekreasi dan olah raga budidaya perikanan air tawar b. Pengendalian daya rusak air melalui : Pembangunan sistem drainase pada kawasan permukiman, areal rawan longsor dan sepanjang sisi jalan Normalisasi sungai Pembangunan cekdam pada hulu sungai Sistem pengamanan pantai dilakukan melalui pendekatan struktur dan non struktur; pendekatan struktur adalah dengan menggunakan bangunan buatan seperti bangunan penahan gelombang, turap, tanggul dan sejenisnya. Pendekatan non struktural adalah dengan pendekatan alamiah, seperti pelestarian dan pengembangan sendun, bakau, cemara laut dan sejenisnya. 5 Sistem Jaringan Prasarana Permukiman; untuk mewujudkan kawasan permukiman yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan akan dilakukan melalui : RPJMD KAB. PADANG PARIAMAN 2010-2015 15 a. Pembangunan TPST untuk kawasan perKabupatenan pada koridor Batang Anai-Kayu Tanam dan TPS di masing-masing PPK dan PPL b. Pembangunan IPAL pada kawasan per Kabupaten Sicincin, Lubuk Alung, Pasar Usang dan kawasan industri PIP c. Penyediaan air bersih untuk setiap pusat permukiman dan kawasan wisata d. Pembangunan sistem jaringan drainase untuk kawasan perKabupatenan, kawasan industri PIP, pusat perdagangan CBD dan kawasan pariwisata.

3. Perwujudan Rencana Pola Ruang

A. Kawasan Lindung

Kawasan lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam dan sumberdaya buatan. Pengelolaan kawasan lindung secara baik dan benar, dapat megurangi tingkat bahaya bencana alam yang ditimbulkan seperti banjir, longsor, pendangkalan waduk, kekeringan, dan sebagainya. Selain bencana alam kerusakan kawasan lindung juga menimbulkan bencana sosial akibat hilangnya aset hidup yang seharusnya diperoleh masyarakat. Untuk pola ruang kawasan lindung dibedakan antara kawasan lindung berdasarkan status dan karena faktor kelerengan, ketinggian, sempadan dan kerawanan terhadap berbagai bencana alam maupun geologi. 1 Kawasan Hutan lindung yang terdapat dan direncanakan di wilayah Kabupaten Padang Pariaman adalah : a. Hutan Lindung dan HSAW tersebar di Kecamatan IV Koto Aur Malintang, Sungai Geringging, V Koto Kampung Dalam, V Koto Timur, Patamuan, 2x11 Kayu Tanam, Lubuk Alung dan Batang Anai, yang luasnya sekitar 24,24 dari seluruh luas Kabupaten Padang Pariaman. Adapun keberadaan Hutan Suaka Alam Wisata adalah bagian dari Kawasan Lindung bersama Hutan Lindung berdasarkan kekhasan jenis flora dan faunanya dilindungi. b. Cagar Alam Maninjau Utara dan Selatan 17.304 Ha, bagian selatan merupakan wilayah Kabupaten Padang Pariaman c. Cagar Alam Gunung Singgalang Tandikat 9.658 Ha di Kabupaten Agam, Kabupaten Padang Pariaman dan Kabupaten Tanah Datar d. Cagar Alam Barisan I 74.821 Ha di Kota Padang, Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Solok e. Kawasan Suaka Margasatwa dan Suaka Margasatwa Laut Pulau Panjang 1.980 Ha di Kabupaten Padang Pariaman. f. Kawasan Pantai Berhutan Bakau, kawasan ini ditetapkan di kawasan pantai Kabupaten Padang Pariaman g. Kawasan Taman Wisata Alam Laut merupakan kawasan lindung nasional di Pulau Pieh 39.000 Ha Kabupaten Padang Pariaman. Secara keseluruhan Berdasarkan SK Men.Hut. No.304Menhut-12011 tanggal 14 Nopember 2011 luas kawasan hutan Kabupaten Padang Pariaman ± 132.879 Ha yang terdiri dari : 1 Kawasan Suaka AlamKawasan Pelestarian Alam ± 15.643 Ha, 2 Hutan Lindung HL ± 1.552 Ha dan areal Penggunaan lain APL seluas 101.896 Ha. RPJMD KAB. PADANG PARIAMAN 2010-2015 16 2 Kawasan yang Memberikan Perlindungan terhadap kawasan Bawahannya Dalam hal ini berupa kawasan sempadan mata air dan kawasan dengan kelerengan diatas 40. Untuk kawasan dengan kriteria ini di Kabupaten Padang Pariaman lokasinya berdekatan dan sebagian berhimpitan yaitu pada kawasan perbukitan yang terdapat di bagian utara dan timur kabupaten Padang Pariaman, tepatnya di di bagian utara wilayah Padang Pariaman yang meliputi bagian timur kecamatan Koto Aur Malintang, bagian utara kecamatan Sungai Garingging, V Koto dalam, V Koto Timur, bagian timur kecamatan 2x11 Kayu Tanam, Lubuk Alung dan Batang Anai dengan luas lebih kurang 2.031,17 Ha. 3 Kawasan perlindungan setempat; yang dalam hal ini berupa sempadan terhadap laut, sungai, sempadan sesar dan pertemuan antar sesar. Berdasarkan ketentuan yang berlaku minimal lebar sempadan pantai adalah 100 meter dari pasang tertinggi ke arah darat. Sempadan pantai di Kabupaten Padang Pariaman mencapai panjang 60,5 Km, meliputi seluruh kecamatan di kawasan pesisir yaitu Kecamatan Batang Anai, Ulakan Tapakis, Sungai limau dan Batang Gasan. Kendati mengalami penurunan namun sampai saat ini masih terdapat hutan bakau mangrove pada kecamatan-kecamatan pesisir seluas 121,08 Ha. Untuk sempadan sungai tersebar diseluruh wilayah kecamatan. Demikian halnya dengan sungai, lebar sempadan minimal 100 meter, sedangkan untuk sungai yang melintasi kawasan permukiman sempadan sungai dapat disesuaiakan, namun minimal lebar sempadan 5 meter dengan syarat berupa sempadan struktural turap. Sempadan sungai dikembangkan pada seluruh aliran sungai yang ada di kabupaten, baik yang mengalir di kawasan permukiman maupun di luar kawasan permukiman dengan luas lebih kurang 4.721,37 Ha. Sementara itu berdasarkan peta patahan dan dengan lebar sempadan 100 meter, maka luas sempadan patahan lebih kurang 4.771,76 Ha dan sempadan pada pertemuan antar sesar lebih kurang 3.141,17 Ha. Kawasan sempadan sesar yang melintasi wilayah kabupaten arah barat laut-tenggara sedangkan kawasan pertemuan antara dua atau lebih sesar yang belum rekah, terdapat di Kecamatan V Koto Aur Melintang, Sungai Geringging, Sungai Limau, Sungai Sarik, Lubuk Alung dan Batang Anai 4 Kawasan Rawan Bencana;

a. Kawasan Rawan Tsunami; meliputi seluruh kawasan pesisir yaitu bagian barat